Cemaran EG dan DEG di Obat Sirop, jadi Pemicu Gagal Ginjal Akut
Cari tahu bagaimana cemaran ini terjadi hingga mengakibatkan banyaknya kasus gagal ginjal
13 April 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Senyawa Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) adalah alkohol yang sedikit kental dengan bau dan rasa manis yang berfungsi sebagai pelarut dan merupakan cairan tak berwarna.
EG memiliki toksisitas yang rendah, tetapi ketika zat ini diserap oleh tubuh, metabolit EG dapat merusak berbagai jaringan tubuh, terutama ginjal.
Banyaknya kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal yang mengorbankan ratusan anak di Indonesia, memberikan pelajaran bagi seluruh pihak untuk memperkuat jaminan mutu dan kualitas dari produk farmasi.
Bersama ini, salah satu perusahaan consumer goods terkemuka di Indonesia, Konimex Group menyelenggarakan diskusi bertajuk “Obat Sirup Aman Dikonsumsi!” dan produk obat sirup Konimex sudah dinyatakan aman sejak 29 Desember 2022 lalu oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Berikut, Popmama.com telah merangkum dampak, gejala, tahapan, penanganan, hingga pencegahan keracunan Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG).
1. Mengenal Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG)
EG dan DEG adalah zat kimia yang memiliki efek beracun jika dikonsumsi melebihi batas aman. Keracunan zat kimia tersebut dapat mengakibatkan gangguan pencernaan hingga gagal ginjal akut.
Biasanya, EG paling sering digunakan sebagai zat antibeku pada radiator kendaraan. Namun, zat ini juga digunakan sebagai pelarut pada industri maupun produk rumah tangga.
Sementara itu, DEG memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan EG. Pada dasarnya, DEG terdiri dari dua molekul EG yang melekat satu sama lain. DEG sering digunakan sebagai pelarut dalam obat sirop untuk menggantikan gliserin karena harganya lebih murah.
2. Dampak keracunan Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG)
BPOM telah menetapkan persyaratan pada saat registrasi obat di Indonesia. Semua produk obat sirop tidak diperbolehkan menggunakan EG dan DEG, baik untuk anak maupun orang dewasa.
Sesuai standar baku di Indonesia, ambang batas atau tolerable daily intake (TDI) untuk cemaran Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) adalah sebesar 0,5 mg/kg berat badan per hari. Oleh karena itu, jika mengonsumsi melebihi TDI dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani.
Editors' Pick
3. Gejala keracunan Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG)
Keracunan Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) dapat terjadi jika menelan, menghirup, atau bersentuhan dengan zat kimia tersebut. Meski demikian, efek keracunan berat, seperti gagal ginjal akut dapat terjadi jika zat kimia tersebut tertelan dalam jumlah banyak.
Jika tak sengaja tertelan, Etilen Glikol (EG) hanya membutuhkan waktu sekitar 1-4 jam untuk diserap oleh tubuh dan kemudian diubah menjadi senyawa beracun.
Gejala keracunan tersebut akan muncul secara bertahap dalam 72 jam setelah zat beracun tertelan.
4. Tahapan keracunan Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG)
Tahapan pertama, dalam 30 menit hingga 12 jam setelah tertelan zat berbahaya tersebut, terjadi penurunan fungsi sistem saraf pusat dan gangguan pencernaan. Gejala tahapan pertama adalah pusing dan sakit kepala, gangguan bicara, gangguan koordinasi gerakan lengan dan tungkai (ataksia), mual dan muntah, hingga rewel, terutama pada anak-anak.
Tahapan kedua, dalam 12-48 jam, pasien keracunan mulai menunjukkan gejala asidosis metabolik akibat terjadi penumpukan zat beracun. Pada tahapan ini, penderita akan mengalami sesak napas, peningkatan detak jantung, hipertensi atau hipotensi, kejang, hingga gagal jantung.
Tahapan ketiga, dalam 1- hari setelah tertelan, pasien menunjukkan gejala gagal ginjal akut yang ditandai dengan ciri-ciri jarang atau bahkan sama sekali tidak buang air kecil (BAK).
5. Penanganan keracunan Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG)
Jika tidak segera ditangani, gagal ginjal akut progresif atipikal dapat berujung pada kematian.
Inilah beberapa cara penanganan yang mungkin dilakukan oleh dokter, yaitu pemberian cairan infus, pemberian obat penawar racun, pemberian obat benzodiazepine untuk mengatasi kejang, hingga dialis atau cuci darah.
6. Pencegahan keracunan Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG)
Untuk mengurangi risiko keracunan EG dan DEG yang merupakan pencemar dalam obat, kamu disarankan untuk lebih waspada dan menjadi konsumen cerdas, hingga selalu memperhatikan beberapa hal sebelum mengonsumsi obat, seperti:
Membeli dan memperoleh obat hanya di sarana resmi, seperti toko obat, apotek, puskesmas, klinik kesehatan, atau rumah sakit terdekat.
Membeli obat secara online yang telah memiliki izin Penyelenggara Sistem Elektronik Farmasi (PSEF).
Selalu membaca dan memeriksa label kemasan, komposisi, izin edar, dan tanggal kadaluarsa.
Mengonsumsi obat sesuai dengan dosis dan arahan dokter.
Berkonsultasi dengan dokter jika masih tidak yakin tentang cara minum obat yang benar.
7. Salah satu antisipasi perusahaan consumer goods
Rachmadi Joesoef selaku CEO Konimex Group menyatakan bahwa Konimex senang dengan pernyataan dari pemangku kepentingan lainnya, seperti Pemerintah, Asosiasi, dan mitra lainnya yang turut mempertegas daftar obat sirup. Hal ini guna agar orang tua kini dapat dengan tenang memberikan obat sirop yang telah dinyatakan aman oleh Kemenkes dan Badan POM.
“Kami juga melakukan pengujian laboratorium secara mandiri dan evaluasi SOP dalam pembuatan obat dan distribusi obat Konimex. Terakhir, kami juga melakukan verifikasi ulang oleh BPOM RI untuk memastikan sertifikasi CPOB dan CDOB kami masih dan selalu pada jalan yang benar,” lanjut Rachmadi Joesoef.
Konimex pun terus berpegang teguh untuk terus ikut menyehatkan bangsa Indonesia, sehingga perusahaan telah melakukan sejumlah langkah untuk mendapatkan kembali kepastian dan kepercayaan masyarakat Indonesia.
Nah, itu dia langkah-langkah yang harus Mama ketahui. Yuk, diperhatikan lagi jika membeli obat sirop dan pastikan aman untuk dikonsumsi.
Baca Juga:
- BPOM: Beberapa Obat Sirop sudah Dinyatakan Aman, Bebas dari GGAPA
- Polisi Selidiki 13 Anak Gagal Ginjal Akut yang Tak Minum Obat Sirop
- Jaga Kesehatan Mulut Jelang Ramadan dengan Obat Kumur