Jakarta Puncaki Peringkat Dunia Polusi Udara saat Diguyur Hujan Lebat
Indonesia menjadi negara di Asia Tenggara dengan tingkat polusi udara paling buruk
16 Juni 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pagi ini, DKI Jakarta terpantau diguyur hujan lebat sejak 02.30 WIB, Jumat (16/6/23). Mirisnya, meski hujan lebat, Jakarta justru berada di peringkat puncak yang memiliki kualitas udara terburuk di dunia versi situs pemantau polusi udara IQAir.
Menurut data per pukul 09.46 WIB, Jakarta memiliki poin 159 dan berkategori Tidak Sehat (Unhealthy). Perlu dicatat, IQAir mengukur kualitas udara berdasarkan nilai Particulate Matter (PM2.5) yang merupakan polutan berbentuk debu, jelaga, asap berukuran kecil dari 2,5 mikron atau µm (mikrometer atau sepersejuta meter).
Untuk informasi selengkap Jakarta puncaki peringkat dunia polusi udara, yuk simak penjelasan Popmama.com berikut ini.
Editors' Pick
1. Sumber polusi udara
Salah satu sumber polusi udara kota Jakarta sering diakibatkan dari pembakaran bahan bakar fosil, seperti asap kendaraan dan pabrik, serta PLTU.
Tercatat, pagi ini Jakarta nilai PM2.5 mencapai 71,8 µg/m³ atau 14,4 kali batasan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Hal ini cukup membahayakan kesehatan, salah satunya adalah gangguan saluran pernapasan.
2. Kota lain dengan kategori Tidak Sehat
Selain Jakarta, kota lain dengan kategori Tidak Sehat adalah Semarang dengan angka PM2.5 69,6 µg/m³ per pukul 08.00 WIB. Berikut ini adalah kualitas udara berdasarkan BMKG, antara lain:
- Baik (warna hijau) ada pada kisaran dengan konsentrasi PM2.5 0-15,5 µgr/m3
- Sedang (biru) ada pada kisaran dengan konsentrasi PM15,6-55,4 µgr/m3
- Tidak Sehat (kuning) ada pada kisaran dengan konsentrasi PM55,5-150,4 µm/m3
- Sangat Tidak Sehat (merah) ada pada kisaran dengan konsentrasi PM150-250,4 µgr/m3
- Berbahaya (hitam) ada pada kisaran dengan konsentrasi PM> 250,4 µgr/m3