Mengenal Arti Daun Palma bagi Umat Katolik
Sebagai simbol kemenangan, kedamaian, dan kehidupan kekal
25 Maret 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bagi umat Katolik, Daun Palma identik dengan perayaan Minggu Palma atau Palm Sunday sebelum perayaan Paskah. Minggu Palma merupakan hari peringatan untuk mengenangkan Sengsara Tuhan dalam liturgi gereja Katolik.
Pada minggu jelang Paskah, umat Katolik merayakan Minggu Palma sebagai pembuka pekan suci atau jelang Yesus didera, wafat, dan bangkit. Perayaan ini merujuk pada peristiwa yang dicatat pada empat Injil, yaitu Markus 11:1-11, Matius 21:1-11, Lukas 19:28-44, dan Yohanes 12:12-19.
Perayaan Minggu Palma bertujuan untuk mengenang peristiwa masuknya Yesus ke Kota Yerusalem, sebelum dirinya dikorbankan dengan cara disalib. Masuknya Yesus ke Kota Suci Yerusalem menjadi hal yang istimewa bagi umat Katolik, sebab terjadinya sebelum Yesus mati dan dibangkitkan dari kematian.
Lalu, apa arti mendalam dari Daun Palma? Berikut Popmama.com telah merangkum arti Daun Palma bagi Umat Katolik. Yuk, simak penjelasannya berikut ini.
1. Menyambut masuknya Yesus ke dalam Kota Yerusalem
Saat itu, Yesus meminta kedua murid-Nya untuk meminjam keledai muda kepada warga sekitar. Lalu, Yesus membawa keledai itu untuk masuk ke Kota Yerusalem.
Ketika Yesus melewati Kota Yerusalem, banyak warga melemparinya dengan jubah, ranting-ranting, dan daun palem sebagai bentuk sukacita dan penyembahan untuk Yesus.
Oleh karena itu, umat Katolik merayakan Minggu Palma sebagai bentuk sukacita atas kedatangan Yesus Kristus yang tertulis dalam Injil Wahyu 7:9 yang berbunyi:
"Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka."
2. Mengawali ibadah
Biasanya, proses ini dilaksanakan di awal ibadah. Secara realita, Daun Palem dibawa oleh jemaat ataupun yang dibagikan oleh gereja akan memenuhi dekorasi gereja. Daun Palem yang dibawa atau dibagikan tersebut akan dibakar untuk dipakai di perayaan Rabu Abu di tahun berikutnya.
Hal ini bertujuan untuk menegaskan makna ibadah Rabu Abu dengan cara melambaikan Daun Palem sambil bernyanyi sebagai tanda keikutsertaan.