Sering Duduk Dekat AC, Perempuan Ini Nyeri Pinggang selama 2 Tahun
Alhasil terkena batu ginjal akibat gaya hidup yang kurang sehat
3 Mei 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tak disebutkan namanya, tetapi salah satu pasien perempuan berumur 45 tahun harus menjalani operasi dengan keluhan nyeri pinggang selama lebih dari 2 tahun. Saat pengkajian, pasien mengaku bekerja di ruangan ber-AC dan beraktivitas saat bekerja lebih sering duduk hingga berjam-jam hingga membuat dirinya jarang minum air putih karena malas bolak-balik ke kamar mandi. Kisah pasien ini dibagikan oleh @fujiassahar dalam videonya yang dibagikan lewat akun TikTok.
Selain itu, perempuan ini memiliki candu terhadap minum-minuman kaleng atau botol yang berwarna, sering makan seafood, suka makanan yang cenderung asin dan manis. Parahnya, perempuan ini suka menahan buang air kecil.
Ternyata kebiasaan ini harus membawa dirinya ke ruang operasi karena tanpa ia sadari, ginjal kanannya sudah hampir dipenuhi oleh batu ginjal. Sebelum operasi, ia sempat merasakan nyeri di pinggang, disertai buang air kecil yang tidak lancar hingga aroma urin yang tidak sedap. Bahkan, urin yang dikeluarkan oleh perempuan ini berwarna merah hingga campur nanah.
Penasaran nggak sih apa penyebab dari batu ginjal? Berikut Popmama.com telah merangkum informasi apa itu batu ginjal, gejala, hingga cara pengobatannya. Yuk, disimak terus, ya!
1. Pengertian penyakit batu ginjal
Penyakit batu ginjal atau istilah medisnya adalah nefrolitiasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh mengerasnya kandungan garam dan mineral di dalam organ tubuh hingga berbentuk menyerupai batu.
Penyebab dari batu ginjal itu sendiri cukup beragam, antara lain pola makan tinggi protein, gula, dan garam, hingga faktor keturunan, obesitas, kurang minum, sampai konsumsi vitamin dan suplemen dosis tinggi secara berlebihan.
Penyakit ini dapat memengaruhi setiap bagian saluran kencing, sehingga tak jarang membuat penderitanya merasa kesakitan. Sebenarnya, kerusakan akibat penyakit batu ginjal bisa diminimalkan, asalkan penyakit ini diketahui lebih dini.
2. Penyebab penyakit batu ginjal
Batu ginjal terbentuk saat urin mengandung lebih banyak zat pembentuk kristal, seperti kalsium, oksalat, dan asam urat, sehingga sulit untuk dihancurkan oleh cairan dalam urin.
Namun, pada saat yang bersamaan, urin bisa saja kekurangan zat yang mencegah kristal saling menempel, sehingga menciptakan tempat yang ideal untuk pembentukan batu ginjal.
Perlu diketahui, batu ginjal tidak selalu menetap di dalam ginjal alias bisa berpindah tempat. Jika ukurannya cenderung besar, batu ginjal akan lebih sulit berpindah, sehingga memicu terjadinya iritasi pada saluran kemih.
Editors' Pick
3. Faktor risiko penyakit batu ginjal
Beberapa risiko penyakit batu ginjal adalah riwayat kesehatan keluarga, dehidrasi akibat tidak terpenuhi asupan cairan tubuh, menjalani diet tertentu dengan kadar protein, garam, dan natrium atau garam yang tinggi, obesitas, dan masalah kesehatan pada sistem pencernaan.
Berbagai kondisi medis lainnya, termasuk sistinuria, asidosis tubulus ginjal, infeksi saluran kemih, dan hiperparatiroidisme.
Selain itu, mengonsumsi suplemen yang berlebihan juga bisa meningkatkan risiko munculnya penyakit batu ginjal. Contohnya seperti suplemen makanan, vitamin C, antasida dengan basis kalsium, hingga obat yang dipakai untuk mengatasi depresi berlebihan.
4. Gejala sakit batu ginjal
Berikut adalah ciri-ciri sakit batu ginjal yang kerap dikeluhkan penderitanya, sebagai berikut.
- Sakit pinggang, punggung, dan perut yang berlebihan.
- Kencing terasa sakit atau panas atau infeksi saluran kemih.
- Sering merasa ingin buang air kecil secara terus-menerus, padahal tidak sedang banyak minum.
- Darah dalam urin yang sering disebut hematuria.
- Air seni keruh dan berbau hingga bernanah
- Kencing sedikit atau anyang-anyangan, seperti menghambat aliran kencing.
- Mual dan muntah
- Demam dan meriang
5. Diagnosis penyakit batu ginjal
Beberapa cara yang seringkali dokter sarankan kepada pengidap batu ginjal adalah melakukan pemeriksaan lanjutan, seperti:
- Pemeriksaan darah guna untuk memantau kondisi kesehatan ginjal sekaligus menjadi acuan dokter untuk melakukan pemeriksaan medis penunjang lainnya.
- Pemeriksaan urin yang dilakukan dengan menampung urin guna mengetahui apakah terdapat kandungan asam urat atau kalsium di dalam urin.
- Pencitraan atau pemindaian yang dilakukan untuk membantu menunjukkan keberadaan batu ginjal dalam salurah kemih dengan lebih jelas melalui CT, USG, atau rontgen.
- Analisis batu ginjal yang berhasil keluar dengan buang air kecil menggunakan saringan yang selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan lebih detail di laboratorium.
6. Cara pengobatan penyakit batu ginjal
Penanganan penyakit batu ginjal dapat dilakukan tergantung pada jenis dan ukuran batu ginjal. Kondisi batu ginjal dengan ukuran kecil atau diameter tidak lebih dari 4 milimeter, maka pengobatan dilakukan dengan cara mandiri.
Pengobatan rumahan atau mandiri dapat dilakukan dengan cara perbanyak minum air putih minimal 8 gelas atau lebih setiap hari dan mengonsumsi obat untuk membantu meredakan nyeri.
Sementara itu, untuk batu ginjal berukuran besar atau diameter lebih dari 6 milimeter, penanganan yang dapat dilakukan dengan cara ureteroskopi dan extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL) menggunakan alat yang akan dipecah menjadi ukuran lebih kecil dan dikeluarkan bersama dengan urin.
Terakhir, dengan cara percutaneous nephrolithotomy, dimana prosedur ini dilakukan dengan cara menggunakan alat yang disebut nefroskop. Cara ini biasanya dipilih untuk mengatasi batu ginjal yang memiliki ukuran lebih besar atau sekitar 2 sampai sentimeter dan tidak bisa ditangani oleh prosedur ESWL.
Nah, itu dia informasi seputar batu ginjal. Yuk, mari jaga pola dan gaya hidup yang lebih sehat guna mencegah sakit yang komplikasi.
Baca Juga:
- Jus Cranberry: Manfaatnya Baik untuk Atasi Batu Ginjal Sejak Dini
- Jenis-Jenis Makanan yang Bisa Sebabkan Penyakit Batu Ginjal
- Anak Mengeluh Sakit Perut, Waspada Batu Ginjal pada Anak