Apakah Kesehatan Pencernaan Berpengaruh Terhadap Perasaan Seseorang?
Mood sering dijadikan alasan seseorang melakukan suatu hal
27 September 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Terkadang kita sering menjadikan alasan mood sebagai senjata untuk melakukan suatu tindakan. Rasanya mood yang baik menjadi keharusan untuk bisa melakukan hal tersebut.
Tapi pernahkah Mama berpikir mengapa mood ini sering tak menentu kondisinya? Dalam hitungan waktu, mood bisa berubah begitu cepat.
Di sisi lain, ada juga orang yang memiliki kondisi emosi yang stabil. Dia mampu mengolah kondisi emosinya dengan stabil sehingga mood tetap terjaga dengan baik.
Ternyata, kondisi mood memiliki kaitan terhadap kesehatan pencernaan. Seseorang yang baik pencernaannya, ia juga memiliki kondisi emosi yang stabil.
Simak penjelasan Popmama.com tentang kaitan kesehatan pencernaan berpengaruh terhadap mood berikut ini yuk, Ma!
Editors' Pick
1. Koneksi antara usus dengan otak
Pernahkah Mama mengalami kondisi dimana Mama merasa sangat gugup hingga perut terasa mulas? Atau kadang juga saat sedang sakit perut, emosi menjadi tidak stabil dan rasanya lebih mudah marah.
Saat dihadapkan pada kondisi yang menegangkan, memang seseorang bisa dengan tiba-tiba menunjukkan perut yang berkontraksi dan rasa ingin buang air kecil terus berdatangan. Hal tersebut menunjukkan bahwa pencernaan dan otak memiliki koneksi langsung untuk saling memberikan sinyal.
Dalam berbagai penelitian ditemukan bahwa memang ada jalur khusus yang menghubungkan antara otak dan pencernaan.
Pencernaan yang baik dengan kondisi flora usus yang bagus akan membuat otak berfungsi dengan maksimal. Begitupun sebaliknya, pikiran yang stres dan penuh tekanan dapat membuat kondisi flora usus menjadi tidak seimbang.
Melihat hal tersebut, dapat diketahui bahwa kesehatan pencernaan bergantung pada peran flora pada usus, yaitu bakteri baik. Kesehatan pencernaan sangat berperan penting dalam menjaga mood.
2. Peran flora usus terhadap mood
Dalam sebuah penelitian terhadap seekor tikus percobaan dengan kondisi tidak memiliki mikrobiota ternyata memiliki level brain derived neurotrophic factor (BDNF) yang rendah. BDNF sendiri adalah sebuah protein yang berperan sangat penting terhadap kemampuan belajar dan ingatan. Ia juga menstimulasi produksi sel baru otak dan menguatkan sel yang sudah ada.
Level BDNF yang rendah berkaitan dengan tingkat depresi dan kecemasan seseorang. Perilaku dan level kecemasan bergantung pada jenis bakteri tertentu yang hidup di pencernaan.
Bisa dikatakan bahwa kesehatan pencernaan sangat bergantung pada suasana flora pada usus. Kondisi flora usus yang terjaga kemudian akan meningkatkan fungsi otak yang juga berpengaruh terhadap mood.