7 Pelajaran Bisnis yang Bisa Diambil dari Drama Start Up
Mengambil pelajaran membangun bisnis bisa didapat dari sebuah drama
28 November 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Drama “Start-Up” adalah drama yang menceritakan sekumpulan anak muda yang berusaha membangun perusahaan rintisan yang bergerak di bidang teknologi.
Sejak penayangan perdananya, drama ini mampu menarik perhatian banyak penonton mancanegara.
Alur cerita yang menarik dengan garapan eksekusi yang apik membuat drama ini terlihat sangat nyata.
Apalagi drama ini mengangkat dunia perusahaan rintisan yang kini cukup marak di kalangan kaum muda.
Tidak hanya sekadar drama, ternyata banyak pelajaran bisnis yang bisa diambil dari drama ini.
Berikut ini Popmama.com rangkumkan 7 pelajaran bisnis yang bisa diambil dari drama “Start-Up”.
1. Memiliki sosok mentor akan membantu untuk melihat perspektif lain dari orang yang sudah berpengalaman
Tidak bisa dipungkiri bahwa ketika memulai bisnis masih banyak hal yang perlu banyak dipelajari. Banyak hal baru yang belum diketahui. Sehingga, adanya sosok mentor akan sangat dibutuhkan untuk membangun bisnis.
Mentor bisnis akan memberikan arahan, nasihat, dan perspektifnya selama ia melakukan bisnis. Mentor memiliki pengalaman yang lebih lama. Jadi wajar jika mentor akan memberikan arahan-arahan untuk para pelaku bisnis baru.
2. Dalam menjalankan bisnis, ide bisnis adalah harta karun yang sangat penting dan harus dijaga keberadaannya
Dari drama Start-Up, kita akan banyak belajar bahwa menjaga ide bisnis sama pentingnya dengan menjaga harta karun. Jangan sampai ide bisnis kita dicuri sebelum dapat dikenalkan ke kostumer. Hal ini beberapa kali terjadi dalam kisah Start-Up.
Yang pertama, saat awal-awal Samsan Tech mendapatkan kunjungan oleh orang-orang yang mengaku tertarik berinvestasi di Samsan Tech. Mereka meminta Samsan Tech untuk menunjukkan cara kerja ide bisnis yang Samsan Tech rintis. Beruntung Han Ji Pyeong datang untuk menghentikannya.
Lalu yang kedua, saat awal mula Samsan Tech membentuk tim di acara hackathon yang diselenggarakan Sand Box bersama Seo Dal Mi, mereka sedang berdiskusi tentang ide bisnisnya untuk menciptakan teknologi baru. Mereka akan membuat teknologi yang dapat dengan akurat membaca tulisan tangan.
Namun di saat mereka berdiskusi, salah satu personel tim dari perusahaan Injae Group mendengar dan sengaja membuat teknologi serupa.
Editors' Pick
3. Sebagus apapun produk yang ditawarkan tetapi jika tidak memiliki business plan yang jelas maka tidak ada investor yang akan tertarik
Kembali belajar dari trio Samsan Tech dari kesalahan mereka menjalankan bisnisnya. Produk yang diciptakan Samsan Tech sebetulnya adalah produk yang bagus.
Namun, mereka hanya mampu membuat teknologi yang baik tanpa memiliki business plan yang jelas. Padahal, dalam sebuah bisnis, business plan sangat penting untuk arah gerak bisnis kedepannya. Yang tak kalah penting lainnya, business plan yang baik dapat menarik banyak investor.
4. Memiliki tim yang dapat dipercaya dan menguasai bidang sesuai posisinya sangat penting
Saat merintis sebuah perusahaan, keberadaan tim awal sangat penting. Hal ini sebuah keharusan agar terbentuk perusahaan yang kuat.
Setiap anggota tim harus merupakan orang yang dapat dipercaya. Selain itu, mereka juga harus terdiri dari orang-orang yang ahli dan menguasai bidang sesuai dengan posisinya. Dengan begitu, kerja bisnis akan lebih terarah dan kuat.
5. Gigih dan tidak mudah menyerah setelah mendapatkan kritikan adalah mental yang harus dimiliki setiap pebisnis
Mental seorang pebisnis haruslah mental yang kuat. Ia harus gigih untuk mendapatkan tujuannya.
Selain itu, pebisnis yang sukses juga tidak akan mudah menyerah dan terpuruk oleh kritikan-kritikan pedas dari orang luar. Sebaliknya, mereka akan menjadikan kritikan tersebut sebagai ucapan pembangun untuk menjadi lebih baik lagi.
Walaupun Dal Mi sering mendapatkan kritikan dari Ji Pyeong sebagai mentornya, Dal Mi tidak menyerah dengan kritikan tersebut. Justru dia akan menuruti nasihat mentornya tersebut.
6. Dalam bisnis penting untuk tidak mencampurkan antara urusan pribadi dengan pekerjaan
Di episode ke 11, diceritakan bagaimana akhirnya Samsan Tech harus berakhir. Penyebabnya antara lain sikan Do San yang tidak mau kalah dari Ji Pyeong dan justru meminta bantuan kepada mentor lain.
Selain itu, Yong San memiliki latar belakang luka secara tidak langsung akibat peristiwa bunuh diri sang kakak setelah mendapat kritikan keras Han Ji Pyeong di masa lalu. Akibat luka lamanya, Yong San juga menjadi tidak mendengarkan keresahan mentornya ini.
Dari kisah ini, pelajaran sangat berharga bahwa dendam dan masalah pribadi sangat membahayakan kestabilan sebuah bisnis.
7. Suara customer penting tapi jangan terbawa perasaan dan bergerak berdasarkan data
Suatu saat, Dal Mi dengan emosional menanggapi komentar-komentar dari feedback dari aplikasi yang dibuat Sam San Tech. Dirinya pun menceritakan hal ini kepada mentornya, Han Ji Pyeong.
Melihat sikan Dal Mi yang emosi karena komentar pengguna, Han Ji Pyeong mengingatkan Dal Mi untuk tidak terbawa emosi pada komentar tersebut.
Seorang pebisnis profesional akan lebih melihat data untuk menentukan sikapnya. Sebab, menggunakan data akan jauh lebih valid terhadap kebenaran.
Walaupun drama Start-Up hanya sebuah cerita fiksi, nyatanya ada begitu banyak pelajaran bisnis yang bisa diambil di dalamnya.
Jadi, tidak hanya enak dinikmati secara cerita tapi juga memberikan pelajaran penting bagaimana bersikap dalam menjalankan sebuah bisnis.
Baca juga:
- 10 Pelajaran Berharga dari Drama Korea Start Up
- Pelajaran Hidup dari Drama The World of The Married
- Jajan a la K-Drama, Resep Tteokbokki yang Mudah dan Sederhana