Pengganti Terigu, Kenali Perbedaan Tepung Mocaf dan Tepung Tapioka
Kini, makanan bebas kandungan gluten kian dicari sebagai pilihan makanan yang dinilai lebih sehat
11 April 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kecenderungan untuk mengurangi konsumsi tepung terigu kini semakin meningkat. Banyak yang mulai beralih ke tepung-tepung lokal yang bebas kandungan gluten. Sehingga permintaan tepung mocaf, tepung beras, tepung sorgum, dan sebagainya semakin meningkat.
Alasan peralihan penggunaan jenis tepung biasanya dilatarbelakangi oleh faktor kesehatan. Tepung terigu dinilai dapat menyebabkan reaksi alergi atau efek inflamasi terutama bagi orang-orang yang memiliki intoleran terhadap gluten. Ada juga yang memulai mengganti tepung terigu dengan tepung-tepung lokal dengan alasan ketahanan pangan lokal yang dinilai dapat menyejahterakan para petani. Selain itu, memilih tepung lokal juga dinilai ramah lingkungan karena rantai pendistribusiannya lebih cepat sehingga lebih sedikit jejak karbon yang ditinggalkan.
Biasanya, tepung yang sering dijadikan pengganti tepung terigu adalah tepung mocaf. Tepung ini berasal dari akar singkong. Dikarenakan asalnya yang berasal dari akar singkong, banyak yang salah mengira tepung mocaf sama dengan tepung tapioka. Padahal, kedua jenis tepung ini berbeda secara proses pembuatan dan hasil akhir pada makanan.
Untuk membedakan antara tepung mocaf dengan tepung tapioka, Popmama.com telah merangkumkan beberapa informasi perbedaan tepung mocaf dan tepung tapioka. SImak penjelasan di bawah ini yuk, Ma!
Editors' Pick
1. Tepung Mocaf Melewati Proses Fermentasi untuk Mendapatkan Fungsi yang Menyerupai Tepung Terigu
Masih terdengar asing di masyarakat Indonesia, tepung mocaf adalah singkatan dari modified cassava flour. Jadi tepung ini merupakan hasil dari fermentasi akar singkong yang kemudian dikeringkan dan dihaluskan menjadi tepung.
Tepung mocaf dinilai dapat menjadi pengganti tepung terigu dengan kandungan nutrisi yang lebih tinggi. Sebab, tepung ini mengandung protein, lebih tinggi kalsium, dan lebih mudah dicerna oleh pencernaan sehingga aman untuk yang memiliki masalah pencernaan.
Tepung mocaf juga sering dijadikan pilihan orangtua yang memiliki anak dengan sindrom autis. Tepung ini aman dikonsumsi bagi penderita sindrom autis karena tidak mengandung gluten. Dimana, kandungan gluten adalah kandungan yang sangat dihindari bagi penderita sindrom ini.
Proses pembuatannya memerlukan perendaman menggunakan air dan senyawa aktif selama 3 hari untuk menghilangkan kandungan sianida. Itulah mengapa tepung ini lebih ramah terhadap pencernaan.
Setelah itu, singkong yang sudah dipotong dan difermentasi selama 3 hari dilakukan penggaraman dan dijemur selama 2 hari. Setelah singkong kering maka lanjut ke proses penggilingan untuk menjadi tepung.
Tepung Tapioka Memiliki Hasil Akhir yang Lebih Kenyal dan Lengket saat Dimasak
Tepung tapioka merupakan hasil saripati dari akar singkong sehingga tepung ini memiliki kandungan karbohidrat yang lebih tinggi. Kandungan protein yang didapat di dalam tepung tapioka sangat sedikit jika dibandingkan dengan tepung mocaf.
Proses pembuatan tepung tapioka tidak membutuhkan waktu yang lama untuk melalui proses fermentasi.
Cara membuatnya adalah dengan mengupas dan mencuci bersih singkong. Kemudian, singkong diparut hingga menjadi halus.
Hasil parutan singkong diperas untuk memisahkan air yang terkandung di dalam singkong dengan serat-seratnya. Hasil air singkong dibiarkan mengendap selama kurang lebih 4 jam.
Hasil endapan singkong kemudian diambil dan dijemur sekitar 2 hari. Setelah hasil endapan mengering, maka inilah yang kemudian dijadikan tepung tapioka.