Bisa Pendarahan, Ini Bahaya Rapid Antigen Dilakukan Secara Mandiri
Jangan coba-coba melakukan rapid tes antigen sendiri jika tidak ingin pendarahan pada hidung
20 Januari 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pandemi Covid-19 masih berlangsung sejak Maret 2020. Berbagai tes dilakukan untuk memastikan apakah terinfeksin virus corona atau tidak. Biasanya tes dilakukan oleh tenaga medis. Namun, baru-baru ini muncul bahwa tes bisa dilakukan secara mandiri.
Tetapi hanya beberapa tes saja yang dilakukan secara mandiri, yaitu antigen. Namun, Epidemiolog dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman mengatakan bahwa rapid tes antigen tidak bisa dilakukan secara mandiri atau dilakukan oleh yang bukan ahlinya.
Kira-kira mengapa rapid tes antigen tidak boleh dilakukan secara mandiri ya, Ma?
Menurut DR dr Sarwastuti Hendradewi, SpTHT-KL(K), dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) mengatakan bahwa melakukan rapid tes antigen secara mandiri bisa menimbulkan risiko yang membahayakan untuk diri sendiri.
Nah, kali ini Popmama.com telah merangkum informasi tentang rapid tes antigen yang tidak boleh dilakukan secara mandiri.
Simak selengkapnya di bawah ini.
Editors' Pick
1. Hasil bisa tidak akurat
Karena rapid tes antigen tidak dilakukan oleh tenaga medis, bisa saja terjadi kesalahan dalam pengambilan sampel. Jadi, bisa saja hasil yang positif malah berujung negatif, begitupun sebaliknya. Hal ini bisa menimbulkan kesalahan dalam pemeriksaan dan hasil yang tidak akurat.
Selain itu, orang yang bukan tenaga kesehatan tidak mengerti dengan struktur anatomi hidung. Hal ini bisa menyebabkan bisa mengambil sampel dari bagian yang salah. Sedangkan di dalam hidung terdapat banyak pembulu darah dan lapisan kulit dalam (mukosa) yang tipis.
Untuk itulah rapid tes antigen tidak bisa dilakukan secara mandiri karena bisa menimbulkan hasil yang tidak akurat.
2. Bisa terjadi pendarahan
Ternyata melakukan swab mandiri bisa menimbulkan pendarahan pada hidung. Risiko pendarahan bisa terjadi karena alat swab mengenai pembulu darah yang ada pada hidung. Jadi, alat swab bisa berpotensi membuat mukosa putus dan menyebabkan pendarahan di hidung atau epistaksis.
Epistaksis adalah kondisi gawat di bidang THT dan harus ditangani secepatnya. Hal ini bisa membahayakan diri sendiri karena melakukan swab secara mandiri. Untuk itu, swab mandiri tidak disarankan untuk dilakukan secara mandiri.
Bagaimana pun di dalam hidung terdapat banyak sekali pembulu darah yang mudah pecah. Jika alat swab mengenai pembulu darah tersebut bisa menimbulkan epistaksis.
3. Merasakan syok dan panik
Selain hasil yang tidak akurat dan bisa pendarahan, melakukan swab secara mandiri bisa menimbulkan rasa syok dan panik. Rapid tes antigen yang dilakukan oleh tenaga kesehatan saja bisa menimbulkan rasa panik apalagi orang biasa yang tidak mengerti dan mengetahui struktur anatomi hidung.
Maka dari itu, lakukan rapid tes antigen dengan tenaga kesehatan agar meminimalisir risiko terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu, tenaga medis juga menggunakan alat pelindung diri (APD) agar tidak terpapar virus corona.
Itulah beberapa alasan mengapa rapid tes antigen tidak boleh dilakukan secara mandiri. Jadi, sebaiknya dilakukan oleh tenaga medis. Bagaimana pun, rapid tes antigen yang dilakukan secara mandiri bisa membahayakan diri sendiri dan keluraga.
Baca juga:
- Jangan Salah, Ini Cara Baca Hasil Test PCR dan Rapid Test
- Berencana Liburan Pakai Mobil Pribadi? Jangan Lupa Rapid Test Antigen!
- Untuk Diteksi Covid-19, Apa Perbedaan Rapid Antigen dan Swab Antigen?