Petugas Medis di Alaska Alami Alergi Setelah Mendapat Vaksin Pfizer
Setelah kejadian ini, apakah vaksin Pfizer aman untuk digunakan?
21 Desember 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Seorang petugas kesehatan di Alaska, Amerika Serikat mendapatkan reaksi alergi parah ketika disuntikan vansin Covid-19 dari Pfizer dan BioNTech. Menurut Otoritas Kesehatan Masyarakat, kondisi petugas kesehatan sudah stabil.
Kasus ini juga sempat terjadi di Inggris pada minggu lalu. Reaksi tersebut membuat Pemerintah di sana memberitahukan kepada orang-orang untuk menghindari suntikan vaksin jika memeliki reaksi alergi.
Regulator Medis Inggris telah mengatakan bahwa siapapun yang mendapatkan reaksi alergi hebat pada obat atau makanan, tidak akan disuntikan vaksin Covid-19 dari Pfizer dan BioNTech.
Kali ini Popmama.com telah merangkum beberapa informasi tentang reaksi vaksin dari Pfizer dan BioNTech. Simak baik-baik ya, Ma.
Editors' Pick
1. Petugas Kesehatan tidak memilki riwayat reaksi alergi
Pasien masih berada di Rumah Sakit Regional Bartlett Juneau dalam kondisi yang stabil. Menurut Lindy Jones, Direktur Bagian Gawat Darurat di Ibu Kota Juneau, pasien tidak memilki riwayat reaksi alergi.
“Gejala pada pasien paruh baya sembuh ketika diberikan pengobatan alergi epinefrin,” ujar Lindy Jones. Sehingga bisa disimpulkan bahwa reaksi alergi ditimbulkan karena suntikan vaksin Pfizer dan BioNTech.
Pfizer juga menyebutkan bahwa vaksin dilengkapi dengan peringatan bahwa harus tersedianya perawatan dan pengawasan yang tepat jika terjadi reaksi alergi atau anafilaksis.
2. Semua warga Amerika Serikat harus menerima suntikan
Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat mengatakan bahwa semua masyarakat harus aman untuk menerima vaksin Covid-19. Jadi, untuk yang memiliki reaksi alergi terhadap obat dan makanan harus menghindari suntikan vaksin Covid-19.
Saat ini, Amerika Serikat telah menyuntikan 3 juta orang dengan vaksin Pfizer dan BioNTech pada minggu ini. Amerika Serikat berharap bisa menyuntikan 20 juta orang dengan vaksin Covid-19 yang telah dimoderisasi.