10 Cara Ampuh untuk Meredakan Kecemasan yang Muncul Akibat Covid-19
Rasa takut dan cemas akan selalu muncul, bagaimana kita harus menyikapinya?
22 Maret 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Belum lama ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi menyatakan Covid-19 atau virus corona sebagai pandemi. Virus ini telah menginfeksi sekitar 210.000 orang di seluruh dunia, mengguncang pasar keuangan dan ekonomi lokal serta mengakibatkan lebih dari 8.700 kematian di seluruh dunia, dengan jumlah yang diperkirakan akan naik.
Sangat mudah untuk menyerah pada rasa takut di tengah ketidakpastian seperti kondisi dunia sekarang ini. Namun, di tengah kepanikan, para ahli bersikeras masih ada ruang untuk sedikit optimisme.
Di Italia, salah satu hot spot utama pandemi, jumlah pemulihan terus meningkat di atas angka kematiannya. Penelitian dan percobaan vaksin Covid-19 sudah masuk pada tahap uji coba.
Selain menjaga kesehatan, menjaga kebersihan tangan, dan melakukan social distancing, kesehatan mental juga perlu dijaga. Dr. Herriet Lerner, seorang psikolog dan penulis buku tentang mengatasi kecemasan dan rasa takut, menyarankan agar kita tetap fokus, menahan diri dari ketakutan, dan siap untuk apa pun yang akan terjadi di masa depan.
Popmama.com merangkum 10 tips dari Dr. Lerner untuk meredakan kecemasan akibat penyebaran Covid-19.
1. Ketahui faktanya
Kumpulkan fakta karena kecemasan akan meningkat dan fantasi berkembang tanpa adanya informasi. Tapi jangan berlebihan, karena terlalu banyak informasi juga dapat memperburuk stres.
Karena dunia penuh dengan informasi yang salah, Dr. Lerner menyarankan untuk menghindari sumber berita online yang tidak akurat. Ketika berada di bawah tekanan, orang mungkin akan menerima dan percaya akan segala berita dan informasi yang disodorkan.
Sehingga sangat penting bagi Mama untuk mengecek sumber informasi tersebut.
2. Masukkan pandemi ke dalam perspektif
"Krisis saat ini bukan satu-satunya penyebab stres yang kita hadapi," Dr. Lerner mengingatkan kita. Adalah normal untuk merasa kewalahan tetapi apa yang bisa kita hindari, katanya, adalah melabeli diri sebagai "orang lemah" atau membandingkan diri dengan orang lain.
Setiap orang menghadapi tantangan yang mungkin tidak sepenuhnya kita pahami.
Komponen penting lainnya dalam menempatkan pandemi dalam perspektif adalah menyeimbangkan apa yang harus dan tidak seharusnya kita lakukan.
Sebagai aturan umum, Dr. Lerner menyarankan agar kita lebih waspada alih-alih tidak bereaksi terhadap krisis. Ketidakpastian dan menebak-nebak adalah bagian dari kondisi manusia.
Sementara kecemasan yang ditimbulkan "terasa mengerikan," ia menekankan, "tidak seperti penolakan dan tidak ada reaksi bereaksi, kita tidak akan mati karenanya."
4. Identifikasi sumber kecemasan
Manusia terprogram untuk respons pertarungan atau pelarian. "Semakin besar kecemasan," Dr. Lerner menjelaskan, "semakin orang akan melihat individu terjebak dalam perdebatan dan menyalahkan di satu sisi, ini normal,” katanya.
Tetapi jika Mama dapat mengidentifikasi sikap reaktif yang didorong oleh kecemasan, Mama bisa menjauh darinya, daripada didorong ke dalam tindakan merugikan sebelum cukup tenang untuk bertindak dengan akal sehat.
4. Menahan diri untuk mempermalukan dan menyalahkan pihak tertentu
Ketika terjadi kecemasan yang berhubungan dengan kelangsungan hidup, mudah untuk menyalahkan atau mengambinghitamkan orang lain, lupa bahwa kita semua terlibat dalam hal ini bersama. Meskipun Mama tidak dapat sepenuhnya menghilangkan ketakutan, Mama dapat berusaha untuk memahami bagaimana kecemasan beroperasi dan bagaimana hal itu memengaruhi Mama dan keluarga.
Kegelisahan juga berguna kerena menandakan adanya masalah dan memotivasi kita untuk bersatu untuk menyelesaikannya. Jika kita melakukan upaya untuk mempertahankan kemanusiaan, hal ini dapat menyatukan kita.
Editors' Pick
Jangan Takut untuk Meminta Bantuan
Sekaranglah saatnya untuk berpaling ke satu sama lain. Masyarakat ada untuk saling membantu, jadi hindari menjadi orang yang melakukan segala sesuatu sendiri di saat membutuhkan bantuan.
Minta saran kepada beberapa orang yang dapat dipercaya , meski mama dapat memilih untuk tidak mengikuti saran dari mereka, tetapi penting untuk memiliki perspektif lain.
Selalu Siap untuk Menghadapi Hal Terburuk
Kecemasan, kata Dr. Lerner, dapat mendorong Mama untuk bereaksi berlebihan atau tidak bereaksi sama sekali. Misalnya, karena takut akan virus, Mama mencuci tangan terus menerus meski tangan masih bersih. Atau Mama tidak melakukan tindakan apa-apa karena teori kuman tidak berlaku untuk Mama.
Jadi, alih-alih menyerah terhadap rasa takut , Dr. Lerner menyarankan agar kita memercayai kemampuan kita untuk melakukan perubahan yang diperlukan, mengenali di mana kita memiliki hak untuk memilih dan menggunakan akal sehat, jadi lakukan tindakan pencegahan sekarang.
Jadi jika belum melakukan yang terbaik untuk mendapatkan persediaan makanan atau obat-obatan tambahan, lakukan hari ini. Selalu siap akan hal terburuk yang mungkin dapat terjadi.
Tetap Berhubungan dengan Orang Lain
Social distancing mengharuskan Mama dan keluarga untuk tinggal di rumah, tetapi itu tidak berarti Mama harus mengisolasi diri, memutuskan kontak dari dunia luar. Sangat penting untuk tetap berkomunikasi dengan keluarga, teman, atau tetangga," kata Dr. Lerner, "dan temukan cara untuk tetap tenang.
Gunakan telepon, teks, email untuk tetap terhubung dengan keluarga, teman, tetangga, atau siapa pun yang penting. Terutama mereka yang menimbulkan rasa tenang daripada keresahan.
Latihan Berbelas Kasih
Momen ini mengajak Mama untuk tidak hanya peduli pada orang lain tetapi juga bersikap lembut terhadap diri sendiri. "Kecemasan dan ketakutan," Dr. Lerner mengingatkan, "adalah proses fisiologis yang menyelimuti, merusak tubuh, dan membuat kita sengsara.
Ketakutan akan mereda sesaat sebelum kembali lagi. Ketakutan dan kecemasan selalu akan muncul tanpa diundang selama kita masih hidup. Jadi, jangan menyusahkan diri sendiri ketika Mama tidak bisa melepaskan diri dari rasa takut dan sakit. Ketakutan tidak menyenangkan, tetapi hal ini menandakan bahwa Mama adalah manusia.
Waktunya Merawat Diri
Saat ini, sangat penting untuk merawat diri. Perlambat kegiatan, memulai kebiasaan hidup sehat, dan cobalah mempertahankan rutinitas yang menghadirkan kenyamanan dan stabilitas. Terapi, percakapan berkualitas, olahraga, yoga, meditasi, dan praktik keagamaan dan spiritual adalah titik awal yang baik. Pertimbangkan juga efek positif dari membuat karya seni, menyanyi, menulis jurnal, dan melakukan hal yang berguna bagi orang lain.
Meskipun Mama tidak bisa sepenuhnya menghilangkan rasa takut, Mama dapat belajar cara untuk menenangkan diri dan menemukan sedikit ketenangan pikiran. Tindakan itu memiliki efek yang besar bahkan jika hanya melakukan satu hal saja.
Terakhir, Jangan Biarkan Rasa Takut dan Cemas Menjadi Pandemi
Di masa-masa penuh tekanan ini, penting untuk mencoba mengelola kecemasan Mama dan melakukan yang terbaik untuk tidak meneruskannya kepada orang lain.
Tetapi yang paling penting menurut Dr. Lerner, tidak membiarkan rasa takut membuat Mama terisolasi atau menghentikan dari bertindak dengan jelas, belas kasih dan keberanian. Hal-hal buruk terjadi, tetapi masih mungkin untuk bergerak maju dengan cinta dan harapan.
Yuk, kita mulai dari sekarang.
Baca juga:
- Kata Psikolog, Ini 5 Langkah Sehat Mental saat Social Distancing
- Belahan Jantungku: Pentingnya Mengasuh Diri Sebelum Mengasuh Anak untuk Kesehatan Mental Keluarga
- Cara Menjaga Kesehatan Mental Selama Wabah Virus Corona, Love Yourself