Kemenkes: Sinovac Efektif Turunkan Kematian Akibat Covid 98 Persen
Penelitian ini dilakukan pada kelompok tenaga medis
14 Mei 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Vaksinasi Covid-19 sudah berjalan selama beberapa bulan di Indonesia. Salah satu yang digunakan, yakni vaksin Sinovac yang diimpor dari Tiongkok.
Pada awalnya, banyak yang mempertanyakan keamanan dari vaksin Sinovac. Bahkan banyak komentar negatif yang membuat vaksin ini dinilai belum aman untuk diberikan ke tubuh.
Setelah mendapatkan vaksinasi lengkap, penelitian dilakukan pada kelompok tenaga medis untuk mengetahui efektivitasnya.
Penelitian tersebut menunjukkan hasil yang baik dan diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap vaksinasi Covid-19.
Simak ulasan lengkapnya di Popmama.com ya, Ma!
Editors' Pick
Vaksin Sinovac Efektif Mencegah Kematian
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI melakukan kajian cepat keefektifan vaksinasi Sinovac terhadap infeksi Covid-19 baik perawatan maupun kematian. Kajian ini dilakukan kepada tenaga kesehatan DKI Jakarta. Hasil kajian menyatakan vaksin Sinovac efektif mencegah kematian.
Ketua Tim Peneliti Efektivitas Vaksin Kemenkes Pandji Dhewantara mengatakan berdasarkan hasil kajian dapat disimpulkan bahwa pemberian vaksinasi dosis lengkap secara signifikan dapat menurunkan risiko dan mencegah Covid-19 bergejala.
“Vaksinasi menurunkan risiko perawatan dan kematian sampai 98%, jauh lebih besar dibandingkan pada individu yang baru menerima dosis pertama dimana hanya efektif menurunkan sekitar 13 persen risiko Covid-19 bergejalam“ katanya pada konferensi pers secara virtual, Rabu (12/5/2021).
Penelitian Dilakukan pada Kelompok Tenaga Medis
Kajian cepat dilakukan pada periode 13 Januari sampai 18 Maret 2021 dengan fokus pada tenaga kesehatan di wilayah DKI Jakarta.
Penelitian ini berfokus pada kelompok tenaga kesehatan baik yang belum divaksinasi maupun yang sudah di vaksinasi, baik dosis pertama maupun yang sudah vaksinasi lengkap sebanyak 2 dosis.
Kajian cepat melibatkan lebih dari 128 ribu orang dengan usia di atas 18 tahun.