Waspada, 65 Hari ke Depan akan Ada Lonjakan Omicron di Indonesia
Menteri Kesehatan memprediksi akan ada lonjakan Covid-19 65 hari ke depan
18 Januari 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sejumlah negara dilaporkan sudah mencapai puncak kasus Omicron. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin telah mengatakan hal tersebut kepada Presiden Joko Widodo. Sejumlah negara yang sudah mencapai kasus Omicronnya ini terjadi 35-65 hari sejak terjadinya lonjakan.
Budi juga meminta kepada masyarakat untuk tidak panik apabila terjadi lonjakan kasus Covid-19. Lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia mulai terlihat sejak bulan Desember 2020, namun kasusnya mulai menaik pada awal Januari 2021.
“Nah, 35 hari hingga 65 hari setelah terjadi lonjakan yang cepat dan tinggi. Itu yang memang harus diperbarui ke masyarakat. Di negara-negara tersebut, hospitalisasi berkisar 30 persen hingga 40 persen dari hospitalisasi Delta. Jadi, mesik lonjakan kasus tinggi, penularannya lebih cepat, tapi hospitalisasinya lebih rendah,” kata Budi saat memberikan keterangan pers dari YouTube Sekretariat Presiden (16/1/2022).
Kali ini, Popmama.com akan menjelaskan lebih lanjut terkait dengan berita 65 hari ke depan akan ada lonjakan Omicron di Indonesia. Yuk kita simak!
Editors' Pick
1. Banyaknya pasien Omicron yang dirawat di rumah sakit
Budi mengatakan bahwa sejauh ini pasien yang dirawat di rumah sakit akibat kasus Covid-19 varian Omicron mencapai 500-an pasien. Dan sebanyak 300-an pasien di antaranya sudah diperbolehkan pulang.
Sedangkan menurut Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan, lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron akan terjadi pada pertengahan Februari 2022 hingga awal Maret 2022. Menurutnya hal itu karena pemerintah akan mempercepat vaksinasi booster di wilayah Jabodetabek.
Luhut juga mengatakan akan memperketat fasilitas umum, nantinya hanya masyarakat yang sudah melakukan vaksin dua dosis secara lengkap saja yang dibolehkan mengakses fasilitas umum.
2. Transmisi lokal Omicron lebih banyak terjadi di Ibu Kota
Transmisi lokal paling banyak terjadi di DKI Jakarta. Hal itu dikatakan oleh Budi, menurutnya DKI Jakara merupakan kota pertama yang harus dijadikan medan perang melawan Omicron. Pemerintah akan memperketat penerapan protokol kesehatan serta penggunaan aplikasi PeduliLindungi sesuai dengan arahan Presiden Jokowi.
Pemerintah juga akan mengimbau masyarakat untuk menunda bepergian ke luar negeri untuk sementara waktu. Hal itu karena banyaknya kasus impor Omicron yang dibawa masuk oleh perjalanan internasional.
3. Perkantoran nantinya juga akan kembali work from home (WFH)
Menko Luhut menyarankan perkantoran untuk kembali menerapkan work from home (WFH) untuk mencegah lonjakan Omicron beberapa minggu ke depan. Menurutnya, kebijakan itu tidak wajib, namun akan lebih baik diterapkan untuk menekankan lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron.
“Kalau WFH mampu mencapai tingkat produktivitas, kita serahkan pada pimpinan perusahaan untuk melakukan asesmen sendiri. Saya imbau opsi tersebut diambil untuk menjaga kasus tetap terkendali,” kata Luhut dalam konferensi pers.
Penambahan kasus baru varian Omicron ini terus meningkat hingga lebih dari 1.000 orang per hari. Peningkatan kasus ini harus terus diwaspadai agar dampak yang ditimbulkan tidak terlalu parah.
Itu lah beberapa penjelasan lainnya terkait dengan berita mengenai 65 hari ke depan akan ada lonjakan Omicron di Indonesia. Mama dan keluarga tetap stay safe and stay healthy ya!
Baca juga:
- Perkembangan Covid-19 Omicron Sudah Capai 748 Kasus, Waspada Ma!
- Thariq Halilintar Positif Covid-19, Curiga Terinfeksi Omicron
- Gejala Omicron Paling Banyak di Indonesia menurut Kemenkes