5 Fakta Anafilaksis, Reaksi Alergi Berat Menyebabkan Kematian
Gejalanya berat dan terjadi dengan cepat!
12 September 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Alergi! Mungkin inilah salah satu masalah kesehatan anak yang paling membuat orangtua khawatir. Namun sebelum membahas alergi lebih lanjut, sebenarnya apa sih yang dimaksud alergi?
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), alergi adalah salah satu jenis gangguan sistem kekebalan. Alergi dapat terjadi bila sistem kekebalan seseorang memiliki sensitivitas yang berlebihan terhadap protein tertentu, yang mungkin bagi orang lain tidak menimbulkan masalah.
Faktor pencetus alergi ada bermacam-macam. Menurut IDAI, faktor pencetus alergi dapat tebagi dalam beberapa golongan, yaitu: pencetus hirupan, makanan atau minuman, dan pencetus serbaneka.
Tak hanya pencetusnya yang beragam, reaksi alerginya juga berbeda-beda pada tiap individu. Dr. Madeleine Ramdhani Jasin, SpA, dalam tulisannya untuk IDAI menyebutkan kalau reaksi alergi bisa sesak napas atau dan mengi, batuk-batuk, bersin, pilek, dan gatal-gatal.
Reaksi alergi tersebut bisa semakin parah pada penderita anafilaksis, yang bahkan dapat mengancam nyawa! Ya, menurut Australasian Society of Clinical Immunology and Allergy (ASCIA), anafilaksis merupakan reaksi alergi yang sangat berat hingga harus ditangani sebagai hal darurat medis. Duh, menyeramkan ya, Ma.
Untuk meningkatkan kewaspadaan Mama akan bahaya anafilaksis, yuk simak info-info penting lainnya tentang reaksi alergi ini.
1. Apa itu anafilaksis?
Umumnya, para penderita alergi mengalami gejala yang ringan hingga sedang, contoh gejalanya adalah mata berair, pilek, bersin, kulit gatal, atau timbul ruam.
Namun terkadang, paparan alergen (hal yang menimbulkan reaksi alergi) bisa menimbulkan reaksi berat hingga mengancam nyawa. Itulah yang dimaksud dengan anafilaksis.
Reaksi alergi berat ini terjadi ketika tubuh melepaskan zat kimia yang mengakibatkan orang tersebut sangat menderita. Biasanya anafilaksis berkaitan erat dengan alergi makanan, sengatan serangga, obat, dan lateks.
Reaksi anafilaksis kedua sering disebut dengan reaksi biphasic, yang umumnya terjadi selama 12 jam setelah reaksi pertama terjadi.
Editors' Pick
2. Kenali gejala anafilaksis
Parah dan sangat cepat! Mungkin itulah dua kata yang paling tepat dalam menggambarkan reaksi anafilaksis.
Menurut ASCIA, reaksi anafilaksis memang muncul dengan sangat tiba-tiba, dan semakin parah juga dalam waktu yang sangat singkat.
Gejala awalnya mungkin ringan, seperti pilek, ruam kulit, atau timbul perasaan “seperti ada yang aneh.” Namun ketika sudah tambah parah, gejala tersebut termasuk:
- Sulit bernapas,
- Biduran,
- Bengkak
- Saluran tenggorokan menyempit,
- Suara serak,
- Mual,
- Muntah,
- Sakit perut (tanda anafilaksis akibat alergi serangga)
- Diare,
- Pusing,
- Pucat dan lunglai (pada anak kecil),
- Tekanan darah rendah,
- Jantung berdebar sangat cepat,
- Henti jantung secara tiba-tiba.