Penelitian: Ukuran Pupil Mata Bisa Menunjukkan Kadar Stres Mama
Ketahui juga cara melawan stres ya, Ma!
6 November 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
“Tatap mata saya!” sepertinya bukan cuma menjadi mantra pesulap untuk melakukan trik sulap, namun juga bisa menjadi cara untuk mengetahui tingkat stres Mama. Ya, karena sebuah penelitian telah menguak fakta tentang hubungan ukuran pupil mata dengan tingkat stres seseorang.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari University of Missouri, Columbia, ukuran pupil mata akan berubah drastis ketika kita dipaksa melakukan berbagai hal dengan perubahan yang tidak diekspektasi.
Wow, penelitian yang sangat menarik ya, Ma, karena hasilnya bisa langsung Mama praktikkan ke orang lain.
Penasaran dengan hasil penelitian lebih lanjut? Simak penjelasan dari Popmama.comdi bawah ini yuk, Ma.
1. Meneliti stres pekerjaan
Dalam penelitian ini, ada 36 volunter yang diuji dengan teknologi motion capture (penangkap gerak) dan eye-tracking. Penelitian ini dilakukan di ruang kontrol simulasi penyulingan gas dan minyak.
Kemudian para partisipan harus merespons berbagai perubahan tak terduga, seperti alarm, ketika melihat dua monitor yang berbeda.
Hasilnya menunjukkan: saat melakukan tugas sederhana, pergerakan mata para partisipan terbilang cukup bisa diprediksi. Namun ketika tugas tersebut berubah tak terduga, maka gerak mata menjadi tak menentu.
Editors' Pick
2. Membandingkan hasil penelitian NASA
Para peneliti ini kemudian membandingkan hasil penelitian mereka dengan data NASA, yang menyebutkan tentang bagaimana ukuran pupil para astronot berubah saat merespons stres.
Dari dua data terpercaya tersebut, diketahui kalau ukuran pupil seseorang memang bisa membesar hingga tidak normal ketika sedang tertekan (stres).
Seluruh peneliti ini berharap kalau pembesaran pupil mata ini suatu hari bisa digunakan untuk memantau seberapa baik staf sebuah perusahaan dapat bertahan di lingkungan yang penuh tekanan, seperti rumah sakit, kantor, dan pabrik.
“Sangat baik jika seseorang bisa bekerja dengan sempurna setiap saat. Namun ketika ia lelah, maka kesalahan lebih sering terjadi. Untuk itu, jika kita bisa memantau kesehatan mental para pekerja, maka kita bisa mencegah terjadinya kesalahan,” papar Dr. Jung Hyup Kim, pada Daily Mail.