Mama baru saja menerima pesan Whatssapp. Isinya berita mengenai penderitaan pasien virus korona dari hari ke hari. Di hari pertama gejala yang muncul masih ringan, hanya sakit tenggorokan dan seperti masuk angin.
Lama kelamaan, di hari ke sembilan, gejala bertambah buruk, batuk tidak mereda, napas akan sangat terasa sulit. Belum lagi jumlah penderita yang semakin hari semakin bertambah.
Setelah selesai membaca, justru leher Mama yang terasa gatal. Mungkin sedikit sakit saat menelan. Bisa juga lama-kelamaan Mama merasa badan seperti demam. Akan tetapi setelah Mama mengukur suhu tubuh dengan termometer, suhunya normal.
Ada apa dengan Mama? Apakah Mama sebenarnya tertular, namun gejalanya baru muncul sekarang? Berikut penjelasan Popmama.com yang perlu kamu ketahui.
1. Gangguan Psikosomatik
Freepik
Psikosomatik adalah gangguan yang terjadi kala pikiran serta emosi kita memengaruhi tubuh kita. Pada saat ini terjadi, keluhan fisik atau perasaan sakit pun muncul. Padahal, perasaan sakit ini bukan ditimbulkan oleh infeksi atau akibat cedera.
Tenang dulu, Ma. Jika gejala-gejala itu memang muncul setelah Mama membaca atau menonton berita soal covid-19, bisa jadi ini merupakan gangguan psikosomatik.
Jadi, psikosomatik berasal dari masalah psikologis yang ada dalam diri seseorang. Hal ini muncul kala seseorang mengalami perasaan takut, stres, depresi, atau dilanda kecemasan berlebihan.
2. Gejala yang timbul akibat psikosomatik
Freepik
Akibat gangguan psikologis ini, maka akan muncul bermacam-macam keluhan terkait fisik, persis yang dirasakan oleh Mama saat stres akibat mendengar beragam hal tentang covid-19.
Gejala ini muncul akibat terjadinya peningkatan rangsangan saraf oleh otak, ke berbagai bagian tubuh kita. Pada saat kita gelisah, pelepasan hormon adrenalin atau disebut juga epinefrin ke pembuluh darah, juga menambah beban gangguan psikosomatis.
Contoh-contoh gejala fisik yang bisa dialami oleh Mama yang stres yaitu:
Sakit perut
Nyeri di ulu hati
Sakit di punggung belakang
Sakit kepala
Migrain
Sesak
Bernapas dengan cepat
Jantung berdebar-debar
Gemetar atau tremor
Berkeringat
Otot terasa kaku
Menurut laman Verywellmind, keluhan yang dialami setiap orang berbeda-beda. Kebanyakan wanita mengeluhkan lelah karena tak bisa tidur, mudah marah, perut kembung, dan perubahan masa menstruasi. Pria lebih mengeluhkan sakit di dada serta tekanan darah tinggi. Sementara pada anak-anak, justru sakit perutlah yang timbul.
Editors' Pick
3. Apa yang membedakannya dengan penyakit yang sebenarnya?
Freepik/tascha1
Perhatikan, Ma. Mama akan dengan mudah membedakan penyakit yang benar-benar Mama derita, dengan "penyakit" atau gangguan fisik yang ditimbulkan akibat psikosomatik.
Gangguan fisik akibat faktor psikologis ini biasanya terjadi:
Saat orang memiliki kekhawatiran berlebihan. Orang dengan psikosomatik cenderung memiliki keluhan fisik, akibat rasa khawatir yang berlebihan. Sama seperti Mama yang khawatir saat membaca segala hal buruk terkait covid-19.
Keluhan ini hanya muncul pada saat-saat tertentu saja, yaitu pada saat kita berada dalam tekanan yang berat.
Kemunculannya rasa sakit ini memiliki pola tersendiri. Umumnya keluhan fisik ini muncul dalam pola yang serupa dan berulang, yaitu saat kita mengalami stres.
4. Apa penyebab kecemasan?
Freepik
Rosdiana Setyaningrum, seorang psikolog keluarga yang berbagi ilmu dalam Popmama Online Class melalui Whatsapp pada 21 Maret 2019 lalu, mengatakan bahwa penyebab kecemasan karena Covid-19 diakibatkan antara lain karena:
Adanya ketidakpastian karena ini merupakan virus baru.
Terlalu banyak informasi yang berseliweran.
Tiba-tiba Mama harus bekerja dari rumah tanpa tahu kapan hal ini akan berakhir.
Beragam tekanan ekonomi, dan sosial—Mama benar-benar harus jaga jarak (social distancing).
5. Apa yang bisa mama lakukan sendiri?
Freepik
Rosdiana juga berbagi mengenai cara-cara untuk mengatasi rasa cemas, yang bisa diartikan juga cara agar Mama terhindar dari gangguan psikosomatik, antara lain yaitu:
Mama harus tetap terus aktif untuk mengurangi stres seperti melakukan olahraga ringan, membersihkan rumah, atau (setel lagu K-Pop dan ajak anak-anak) menggerakkan tubuh bersama.
Mama harus cukup beristirahat, tidur yang cukup, dan pasrahkan diri untuk mengurangi beban psikologis.
Mama harus tetap melakukan koneksi dengan teman dan keluarga. Gunakan Whatsapp atau Zoom untuk tetap terhubung baik melalui telepon, pesan teks, maupun videocall.
Jangan lupa jalani hobi baru, Ma. Mama bisa mengajak anak-anak untuk memasak, meluangkan waktu untuk membaca buku, menonton film-film yang selama ini tak sempat Mama tonton, atau belajar kerajinan tangan.
Dan yang terpenting: pilih sumber berita. Jangan sampai Mama semakin stres karena termakan oleh berita-berita palsu, atau batasi diri dari berita yang kini bererdar.
6. Apa yang bisa dilakukan melalui bantuan tenaga ahli?
pixabay/ Alterio Felines
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan seseorang yang mengalami gangguan psikosomatik, untuk memperingan beban, yaitu:
Psikoterapi, salah satu metode yang dilakukan adalah terapi kognitif perilaku, saat penderita diminta mencari tahu hal apa saja yang dapat memperburuk gejala.
Latihan relaksasi atau meditasi.
Teknik pengalihan diri dari masalah.
Akupunktur.
Hipnosis atau hipnoterapi.
Terapi listrik transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS).
Fisioterapi.
Obat-obatan seperti antidepresan yang tentunya diresepkan oleh dokter.
Bantuan ini tentu saja bergantung dari sejauh apa gangguan psikosomatik yang dialami. Sebelumnya, konsultasi tentu saja diperlukan untuk menentukan terapi apa yang paling tepat untuk dilakukan.
7. Cara mengatasinya
Freepik
Sebelum lebih jauh merambah ke gangguan psikosomatik, untuk mengatasi kecemasan, "Mama bisa melakukan konsultasi online dengan para psikolog, atau konselor," ungkap Rosdiana, "dan ini banyak juga yang gratis," ia mengingatkan.
Biasanya, jika kecemasan yang mengarah kepada gangguan psikosomatik ini sudah berlebihan dan amat mengganggu, petugas medis akan berfokus pada faktor mental dan sosial orang tersebut.
Oleh karena itu, penderita psikosomatik disarankan untuk bertandang ke psikiater.
Psikiater akan menelaah seberapa lama seseorang telah menderita sakit, tekanan apa yang dihadapi, seperti apa kepribadian orang tersebut, dan lain sebagainya.