Gen Z Menjadi Paling Terbanyak Kena Gangguan Mental, Ikuti Cara Ini!
Dalam era yang penuh tekanan dan perubahan cepat, Gen Z menghadapi tantangan kesehatan mental
21 Oktober 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Generasi Z atau yang dikenal sebagai mereka yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, kini tercatat sebagai kelompok usia yang paling rentan mengalami gangguan mental.
Di tengah tekanan sosial yang semakin kompleks, tuntutan akademis, serta perkembangan teknologi yang pesat, Gen Z menghadapi berbagai tantangan yang dapat mempengaruhi kesehatan mental mereka.
Pandemi global yang baru saja berlalu pun menambah beban yang dirasakan oleh banyak anak muda, hingga memperburuk tingkat kecemasan dan depresi. Dengan pernyataan tersebut, muncullah stigma bahwa Gen Z menjadi paling terbanyak kena gangguan mental.
Lantas, apa yang membuat gen Z menjadi paling terbanyak kena gangguan mental? Berikut Popmama.com berikan informasi bagi kamu.
Editors' Pick
Faktanya Gen Z Jadi Paling Terbanyak Kena Gangguan Mental
Persoalan Gen Z dengan kesehatan mental memang tidak ada habisnya. Mengenai gen Z paling terbanyak kena gangguan mental perlu dikaji ulang.
Faktanya, gen Z bukan paling terbanyak kena gangguan mental, tetapi paling menyadari betapa pentingnya kesehatan mental. Bahkan sesuai dengan survei yang dilakukan ada 95% responden gen Z menyatakan bahwa kesehatan mental sangat penting.
"Dari sudut pandang profesional dan hasil penelitian, Gen Z sebenarnya bukan generasi dengan angka gangguan mental tertinggi. Mereka justru generasi yang paling sadar dan terbuka tentang kesehatan mental, sehingga lebih berani menyuarakan ketika mengalami masalah," ungkap Jessica seorang psikolog saat Acara Pers Maybelline Brave Together, Kamis (17/10/24), di Universitas Prasetiya Mulya.
Sumber Kecemasan Utama Gen Z
Pada dasarnya, setiap individu punya sumber kecemasannya masing-masing. Namun, saat disurvei oleh brand kosmetik internasional terdapat kesamaan yang signifikan. Terdapat rasa kehilangan yang menduduki tingkat paling atas, yaitu 39,4%.
"Mayoritas Gen Z mengungkapkan ketakutan kehilangan orang tersayang, pekerjaan, dan support system mereka. Kemudian disusul dengan kegagalan dan takut tidak memenuhi ekspektasi orang lain,” kata Jessica.