Ini Perbedaan TBC dan Limfoma Hodgkin, Hampir Sama tapi Tidak Kembar!
Meski sekilas memiliki gejala yang mirip, TBC dan Limfoma Hodgkin adalah dua penyakit yang berbeda
27 September 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tahukah kamu bahwa TBC dan Limfoma Hodgkin sering kali sulit dibedakan saat diagnosis?
Meskipun keduanya memiliki gejala serupa, penyakit ini sangat berbeda dalam hal penyebab dan pengobatan.
TBC, disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang umumnya menyerang paru-paru, tetapi dapat menyebar ke organ lain.
Di sisi lain, Limfoma Hodgkin adalah kanker yang menyerang sistem limfatik, yaitu bagian krusial dari sistem kekebalan tubuh.
Gejala yang mirip antara kedua penyakit ini sering membingungkan penyintas dan bahkan tenaga medis.
Untuk membantu kamu memahami perbedaan krusial antara kedua penyakit ini, Popmama.com telah menyusun penjelasan rinci berikut.
Mari kita telusuri bersama perbedaan antara TBC dan Limfoma Hodgkin
Editors' Pick
Perbedaan Antara Kedua Penyakit Ini
Kedua penyakit ini memang gejalanya sama, tapi ada beberapa yang membedakan. Gejala awalnya yang sama adalah diawali dengan batuk-batuk, tetapi setelah pengobatan penyakit ini akan terlihat perbedaaannya
“Jadi yang membedakan kedua penyakit ini adalah setelah mengalami pengobatannya. Kalo TBC dalam dua pertama sangat drastis perbedaannya, misal dari yang kurus menjadi gemuk. Lalu rasa lemas juga hilang secara tiba-tiba,” ujar Dr. dr. Andhika Rachman, SpPD-KHOM dalam jumpa pres kenali linfoma hodgkin di JS Luwansa Hotel pada kamis (26/9/24) .
Tidak hanya itu saja, terdapat perbedaan bentuk benjolan dari TBC dan LImfoma. Menurut Cleveland Clinic, benjolan TBC kelenjar cenderung membesar dan dapat mengubah warna kulit menjadi keunguan.
Sebaliknya, benjolan limfoma umumnya tidak membesar, namun bertahan di lokasi yang sama selama beberapa minggu.
Olahraga Bisa Dijadikan Alternatif
Olahraga secara teratur bisa mengurangi rasa sakit bagi para penyintas limfoma. Dengan berolahraga maka tubuh akan beraktivitas dan menghasilkan daya tubuh lebih kuat, sehingga resiko terkena infeksi pun menurun. Salah satu olahraga yang bisa dilakukan adalah jogging.
“Olahraga itu penting, tapi perlu diingat olahraganya yang ringan saja dan tidak dengan pakai beban,” kata Dr. dr. Andhika Rachman.