Psikosomatik Terjadi saat Mulai Bekerja di Kantor, Wajar Nggak Ya?
Jika merasakan masalah kesehatan fisik ketika mulai bekerja saat pandemi, bisa saja itu psikosomatik
17 Juni 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mama, sudah mulai work from office minggu ini? Bagaimana perasan Mama ketika kembali bekerja di kantor? Antusias atau merasa pusing dan panik bertemu kebiasaan baru saat new normal di kantor?
Krisda Chaiyachati, direktur medis Penn Medicine OnDemand Virtual Care, mengatakan bahwa ada beberapa gangguan kesehatan yang mungkin bersifat psikosomatik (gangguan yang berhubungan dengan psikologi seseorang).
Gangguan kesehatan fisik, seperti kesemutan, masalah pencernaan, masalah kulit dan masalah kesehatan lainnya, mungkin disebabkan oleh stres dan perubahan kehidupan akibat adanya Covid-19.
Toni Goodykoontz, asisten profesor dan kepala bagian psikiatri untuk WVU Medicine, telah melihat hampir semua gangguan kesehatan tersebut sejak dimulainya Covid-19.
Dan kini, tampaknya gangguan akibat psikosomatik tersebut hadir pula ketika orang-orang mulai bekerja kembali saat pandemi. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Simak penjelasan lengkapnya yang telah Popmama.com susun di bawah ini.
Editors' Pick
1. Apa itu psikosomatik?
Psikosomatik adalah kondisi di mana psikologis seseorang mengalami tekanan sehingga menyebabkan gejala fisik. Gangguan psikosomatik juga dapat memperburuk masalah kesehatan fisik yang sudah ada.
Sejumlah faktor mungkin berperan dalam gangguan psikosomatik, seperti ciri-ciri kepribadian, pengaruh genetik atau lingkungan keluarga, faktor biologis, perilaku yang dipelajari, dan lain sebagainya.
Depresi juga dapat berkontribusi pada psikosomatik, terutama ketika sistem kekebalan tubuh telah melemah oleh stres berat atau bahkan kronis.
Gangguan psikosomatik pun dapat memiliki efek ringan hingga parah terhadap kualitas hidup seseorang, mulai dari mengganggu kemampuan normal yang bisa menyebabkan cacat fisik atau mental.
2. Masalah kesehatan fisik yang mungkin termasuk tanda-tanda psikosomatik
Jika Mama tiba-tiba memiliki gangguan kesehatan fisik yang tidak biasa terjadi, bisa saja itu menjadi tanda-tanda psikosomatik. Contohnya, aliran darah yang berubah, usus tidak berfungsi dengan baik, serta peradangan kulit.
Dr. Katherine Pannel, seorang psikiater dan direktur medis osteopathic untuk Right Track Medical Group di Oxford, mengatakan ketika seseorang mulai merasa stres atau cemas, tubuh memproduksi dan melepaskan adrenalin.
Adrenalin tersebut menyebar di dalam darah dan mengalir menuju ke organ vital utama yang dibutuhkan untuk bertahan hidup, seperti jantung dan otak. Hal itu, dapat memengaruhi sistem pernapasan dan pencernaan serta sistem kardiovaskular.
Aliran darah tersebut yang sampai ke tangan dan kaki dapat menyebabkan rasa kesemutan di ujung jari. Aliran darah ini juga bertanggung jawab dengan masalah disfungsi ereksi karena pikiran yang stres dapat mematikan keinginan dan kesenangan.
Goodykoontz, mengatakan stres dapat membuat kita mengalami gejala fisik seperti mual di perut, berkeringat, dan sensasi menyengat atau menusuk. Itu karena tubuh selaras dengan pikiran saat stres.
Pada 2013, para peneliti dari Singapura, Amerika Serikat, dan Swiss mempelajari 37 laki-laki angkatan bersenjata yang mengikuti pelatihan tempur. Dan ditemukan bahwa pelatihan ini menghasilkan tingkat stres, kecemasan, depresi, diikuti masalah pencernaan yang tinggi.
Masalah kesehatan fisik lainnya adalah peradangan kulit. Dijelaskan oleh Dr. Ronda S. Farah, asisten profesor dermatologi di University of Minnesota Medical School, bahwa mereka yang sebelumnya memiliki penyakit kulit, mulai mengalami peradangan saat ini.
Hal itu, kemungkinan besar disebabkan oleh hormon yang dihasilkan tubuh akibat stres.
3. Perawatan untuk penderita psikosomatis
Untuk menghilangkan gangguan kesehatan fisik yang disebabkan oleh psikosomatik maka kita harus memusnahkan akarnya lebih dulu. Jika psikosomatik teratasi, dapat diikuti pula oleh gangguan kesehatan fisik lainnya.
Salah satu perawatan yang dapat dilakukan untuk penderita psikosomatis adalah Cognitive Behavior Therapy (CBT).
Terapi ini membantu pasien mempelajari cara-cara baru untuk mengatasi dan memecahkan masalahnya ketika telah memahami lebih dalam tentang kondisi atau keadaan diri.
Pasien juga akan belajar untuk menetapkan tujuan hidup yang realistis dan mengidentifikasi serta mengubah perilaku atau pikiran yang memiliki efek negatif pada kehidupan mereka.
Baca juga: Kenali Gangguan Psikosomatis, Dengar Corona Bisa Langsung Demam!