7 Makna Dibalik Hiasan Rumah yang Serba Merah saat Perayaan Imlek
Rasanya tak sabar melihat hiasan rumah yang serba merah saat Imlek. Kira-kira ada maknanya tidak ya?
10 Februari 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Perayaan Tahun Baru Imlek sangat identik dengan hiasannya yang serba merah, mulai dari ornamen, busana, dan lainnya.
Warna merah akan sering kita lihat di mana-mana menjelang perayaan Imlek. Sepertinya favorit orang Tionghoa adalah warna merah.
Begitupun dengan dekorasi di rumah-rumah orang yang merayakan Tahun Baru Imlek.
Mereka akan menghiasinya dengan warna serba merah. Dekorasi warna merah tak semata-mata hanya untuk penghias Tahun Baru Imlek. Banyak makna penting dalam arti merah itu sendiri.
Apa saja maknanya? Simak penjelasan 7 makna menghias rumah serba merah dari Popmama.com.
1. Lukisan atau patung dewa dapur
Dalam agama rakyat Tionghoa, mitologi Cina dan Taoisme; Dewa Dapur yang bernama Zao Jun, Zao Shen, atau Zhang Lang, adalah yang paling penting dari kebanyakan dewa domestik Cina yang melindungi perapian dan keluarga.
Sebuah gambar atau patung dari Dewa Dapur adalah hiasan Imlek yang tidak boleh dilewatkan.
Hiasan ini biasanya digantung di dapur. Dewa Dapur dikatakan memberi laporan tentang setiap kegiatan rumah tangga ke langit pada akhir tahun lunar.
Begitu misinya selesai, citra lama Dewa Dapur dibakar atau dilempar keluar dan sebuah gambar baru dari Dewa Dapur kemudian digantung pada perayaan Imlek tahun depan.
2. Pita hias Cina
Pita hias berwarna merah ini atau disebut pita hias Cina sering diberikan untuk orang yang disayangi sebagai jimat pelindung dari roh jahat dan merupakan jimat keberuntungan.
Simpulnya yang tidak berujung merupakan tanda kehidupan dengan umur yang panjang.
Editors' Pick
3. Amplop merah
Angpao adalah uang keberuntungan yang diberikan saat perayaan Tahun Baru Imlek, khususnya bagi anak-anak.
Uang angpao saat Imlek itu nantinya akan diselipkan dalam amplop merah dengan hiasan.
Warna amplop merah dipilih karena dipercaya sebagai lambang keberuntungan dan diharapkan dapat mengusir roh jahat.
Pemberian angpao dengan amplop merah bukan hanya sekadar tradisi, melainkan sebagai bentuk pertukaran harapan baik untuk pemberi maupun penerimanya.
4. Lampion merah
Keberadaan lampion tidak dapat dipisahkan dari tradisi perayaan Imlek dan Cap Go Meh.
Lampion menjadi semacam atribut budaya yang menandai peralihan tahun dalam penanggalan Tionghoa.
Imlek kurang terasa meriah tanpa kehadiran lampion di sudut-sudut jalan atau di rumah-rumah.
Menurut sejarah, diperkirakan sudah menjadi bagian dari tradisi dalam memasang lampion. Tradisi ini sudah ada di daratan Cina era Dinasti Xi Han, sekitar abad ke-3 masehi.
Lampion mulai diidentikan sebagai simbol perayaan Imlek dalam penanggalan Tionghoa pada masa Dinasti Ming.
Lampion merah yang biasanya terlihat untuk mempercantik rumah saat perayaan Imlek ternyata mempunyai maknanya lho.
Pendar cahaya merah dari lampion memiliki filosofi tersendiri. Nyala merah lampion menjadi simbol pengharapan bahwa di tahun yang akan datang diwarnai dengan keberuntungan, rezeki, dan kebahagiaan.
Legenda klasik juga menggambarkan lampion sebagai pengusir kekuatan jahat angkara murka yang disimbolkan dengan raksasa bernama Nian.
Memasang lampion di tiap rumah juga dipercaya menghindarkan penghuninya dari ancaman kejahatan.
Saat ini bentuk lampion sudah bervariasi dan banyak kreasi dari lampion yang membuat perayaan Imlek jadi meriah.
5. Bunga-bunga hias yang bermekaran
Tanaman hias seperti bunga hias juga bisa jadi unsur dekorasi Imlek.
Bunga yang dipilih harus mekar karena dekorasi Imlek satu ini melambangkan tahun baru yang lebih sejahtera dan biasanya dipilih yang berwarna merah.
Dari sekian banyak bunga hias, beberapa bunga yang sering dijadikan pembawa kesejahteraan dalam rumah adalah bunga buah persik, bunga peony, bunga buah plum, dan cherry.
Supaya lebih ramai, bunga hias dihiasi dengan dekorasi Imlek lainnya seperti gantungan berwarna dan pita denga warna merah.
6. Chunlian
Chunlian adalah potongan kertas merah atau kertas berbentuk berlian yang panjang. Kertas-kertas itu dicetak dengan huruf Cina hitam atau emas dengan sepasang kalimat berbentuk puisi.
Biasanya ditempelkan di samping kanan dan kiri jendala serta pintu. Hiasan ini biasanya digantung pada pintu-pintu rumah di Cina, Hong Kong, dan Taiwan.
Konon, kertas merah yang berisi puisi dengan tulisan emas itu akan menjadi perantara bagi doa dan harapan yang diinginkan. Kertas merah ini melambangkan sukacita, kebajikan, kebenaran dan ketulusan.
7. Hiasan ukiran kertas
Hiasan Imlek ini terbuat dari kertas yang diberi lubang dengan bentuk tertentu menggunakan pisau kecil dan gunting sehingga membentu pola gambar yang sangat indah.
Dekorasi Imlek ini ditempel di latar belakang yang berwarna kontras atau tembus pandang seperti kaca jendela dan pintu kaca.
Ada beragam gambar yang sering dibentuk dan tiap gambarnya pun memiliki makna berbeda.
Buah delima melambangkan kesuburan, bunga buah persik melambangkan umur panjang, pohon pinus melambangkan awet muda, dan bunga peony melambangkan kehormatan dan kekayaan.
Tak hanya tumbuhan, binatang juga bisa jadi pilihan dalam hiasan ukiran kertas ini, seperti bebek Mandarin yang melambangkan cinta dan burung magpie yang hinggap di ranting pohon plum menandakan akan ada peristiwa yang membawa keberuntungan dalam waktu dekat.
Ternyata arti yang terkandung dalam waran merah itu sendiri sangat bermakana dan mengandung pesan kebaikan.
Tak hanya mmpercantik rumah selama perayaan, hiasan-hiasan tersebut adalah doa di perayaan Tahun Baru Imlek yang diharapkan memberikan keberuntungan di tahun yang akan datang.
Baca juga:
- 7 Fakta Perayaan Imlek di Tahun 2019, Tahun Babi Tanah
- 7 Tips Sederhana Mendekorasi Rumah dengan Nuansa Imlek