Gagal Bercocok Tanam karena “Tangan Panas”, Mitos atau Fakta?
Tidak perlu khawatir, gagal bercocok tanam adalah hal yang biasa terjadi
17 Desember 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bercocok tanam tengah menjadi tren di kalangan masyarakat Indonesia selama pandemi ini. Beberapa dari mereka ada yang baru terjun melakukan kegiatan ini dan ada pula yang menjadikan bercocok tanam sebagai hobi sejak lama. Apakah Mama salah satunya?
Bercocok tanam atau berkebun jadi salah satu cara untuk mengisi waktu kosong saat karantina. Meskipun tak jarang banyak orang yang masih awam dengan ilmu bercocok tanam atau berkebun, namun hal ini bisa dilakukan dengan bantuan teknologi yang ada. Hanya dengan menonton video dari Youtube atau melihat referensi dari media sosial saja seseorang bisa dengan mudah memulai bercocok tanam atau berkebun.
Bercocok tanam memang susah-susah gampang, terkadang hasil yang didapat tidak sesuai harapan bahkan gagal di tengah jalan. Hal ini juga tak terlepas dari mitos yang beredar, yaitu mitos “tangan panas”.
Orang yang gagal saat berkebun akan dicap sebagai “tangan panas”, artinya tanaman yang sedang ditanam tersebut berakhir tidak tumbuh atau mati. Sebaliknya, jika tanaman berhasil tumbuh dan hidup maka disebut “tangan dingin”.
Walaupun begitu, nyatanya ini hanyalah mitos belaka. “Tangan panas” dan “tangan dingin” ini sama sekali tidak berpengaruh pada keberhasilan sebuah tanaman. Sampai sekarang, tidak ada penjelasan secara ilmiah maupun logika mengenai mitos yang dipercayai oleh banyak kalangan masyarakat ini.
Bercocok tanam adalah ilmu biosains yang hanya bisa dibuktikan dengan praktik. Jadi, jangan asal cepat menilai bahwa jika tanaman yang kita tanam tidak berhasil tumbuh, berarti ada yang salah dengan tangan kita. Itu salah besar ya, Ma!
Saat baru memulai bercocok tanam, perlu diperhatikan langkah-langkah serta metode menanam agar mendapatkan hasil yang sempurna.
Seperti berikut ini, Popmama.com akan berikan tips dan cara untuk membuat tanaman tetap hidup dan tumbuh subur yang bisa Mama lakukan ketika ingin memulai bercocok tanam. Simak ya, Ma!
1. Memulai dari tanaman kecil dan tidak terlalu rumit perawatannya
Jangan terlalu terburu-buru untuk membuat halaman depan atau belakang rumah seolah-olah seperti taman bunga yang dipenuhi dengan tanaman.
Hal ini justru akan menyulitkan Mama karena banyaknya tanaman juga perlu perwatan yang maksimal dan intensif agar tumbuh dengan baik.
Apabila langsung memulai dari tanaman yang besar maka diperlukan perawatan ekstra dan tentunya biaya yang besar pula. Untuk itu, mulailah dengan tanaman kecil dan sederhana yang tidak terlalu rumit perawatannya, serta menghemat waktu dan energi Mama.
Tanaman hias seperti kaktus, lidah buaya, lidah mertua, spider plant, philodendron, atau monstera deliciosa bisa jadi pilihan Mama untuk memulai bertanam karena perawatannya tidak membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih.
2. Perhatikan sumber daya untuk menunjang kesuburan tanaman
Ada tiga hal yang dibutuhkan agar tanaman tumbuh subur dan tetap hidup, yaitu cahaya matahari, air, serta nutrisi dari tanah dan pupuk. Jadi saat memulai untuk bercocok tanam, pastikan sudah menyiapkan semua komponen tersebut.
Tanaman mendapatkan nutrisi dari tanah sehingga pastikanlah Mama memiliki tanah yang subur dan gembur untuk diolah.
Komposisi tanah yang tidak bagus akan membuat tanaman tidak berkembang bahkan terlihat layu meski sudah disiram setiap hari.
Selain itu, penting juga untuk memperhatikan pemberian air pada tanaman. Apabila ingin menanam kaktus maka cukup berikan air dua kali setiap minggunya karena jika terlalu banyak air justru membuat kaktus cepat mati.
Sinar matahari juga menunjang tumbuh dan berkembangnya tanaman. Ada beberapa tanaman yang membutuhkan sinar matahari penuh dan ada pula yang menyukai tempat teduh atau tidak terpapar matahari terlalu banyak. Untuk itu, pastikan Mama tahu betul jenis tanaman seperti apa yang ingin dibeli.