Begini Caranya Ciptakan Rumah yang Nyaman Buat Anak-anak
Sudahkah si Kecil nyaman dengan suasana rumah?
8 Februari 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pernahkah Mama membayangkan, setelah si Kecil beranjak dewasa nanti ia akan tumbuh menjadi sosok yang seperti apa? Sudah siapkah Mama tak lagi menjadi prioritasnya?
Ia memiliki kesibukan, hobi, dan memilih jalan untuk membangun kehidupannya sendiri. Ia bukan lagi si Kecil yang membuat ruang keluarga berantakan, merengek dibuatkan susu, atau sulit dibangunkan saat pagi hari.
Setiap orangtua, terutama Mama, memiliki ketakutan jika kelak anaknya tumbuh dewasa dan tak merasa rindu pada rumahnya.
Memilih untuk jarang pulang karena suasana di luar lebih nyaman untuknya. Sebenarnya, untuk membuat kenangan manis tentang suasana rumah bisa dimulai sejak ia masih kecil.
Mama dan Papa perlu menciptakan suasana rumah yang nyaman. Sehingga sejauh apapun ia melangkah, rumah adalah tempat terbaik yang ia rindukan untuk pulang.
Lalu, bagaimakah menciptakan rumah yang nyaman untuk si Kecil? Simak empat tipsnya di bawah ini!
1. Menciptakan suasana aman
Bicara soal rumah yang aman, tidak selalu bebas dari pencuri atau tindak kejahatan lainnya.
Bukan juga soal rumah yang aman dari bencana, atau bebas dari hantu dan makhluk gaib.
Rumah yang aman bagi si Kecil adalah di mana ia tak merasa ketakutan, terintimidasi, atau bahkan cemas.
Lalu apa yang membuat si Kecil merasa takut dan cemas?
Cara Mama dan Papa berbicara, memberi nasehat, menegur, serta bagaimana interaksi anggota keluarga lain di rumah.
Misalnya ada Nenek atau saudara yang menumpang, mereka tentu berpengaruh terhadap rasa aman yang dirasakan si Kecil.
Anak akan merasa kurang nyaman di rumah jika ia sering dimarahi. Kemudian sering disuruh-suruh karena ia masih kecil dan harus menurut pada orang dewasa.
Untuk merasa aman, ia tak butuh disewakan satpam. Si Kecil hanya butuh suasana harmonis yang tidak menempatkannya sebagai sumber masalah.
Editors' Pick
2. Memberinya ruang bermain
Melihat rumah berantakan dan penuh mainan rasanya wajar jika Mama memiliki anak usia balita atau masih di bawah 9 tahun.
Ia belum punya banyak teman untuk bermain di luar.
Terlebih Mama tidak akan mengizinkannya banyak berada di luar rumah karena faktor keamanan.
Jadilah ia lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah.
Jika di rumah tak ada cukup mainan yang seru atau waktu bermainnya dibatasi, ia akan merasa tidak nyaman dan selalu berusaha mencari alasan untuk pergi ke luar.
Saat ia menonton televisi pun Mama segera merebut remote lalu mematikannya. Ia jadi kehilangan hal-hal seru. Kenangan tentang rumahnya adalah kesan membosankan.
Mama tak perlu sediakan mainan mahal. Cukup yang sederhana dan murah tapi bisa membuatnya merasa asyik, atau ajak bercanda dan membantu aktivitas Mama.
Itu sudah cukup membuatnya tidak jenuh pada suasana rumah.