Info Lengkap Cuci Pakaian agar Kuman, Bakteri, dan Virus Corona Mati
Agar keluarga tidak tertular virus melalui pakaian, mohon disimak ya, Ma!
26 Maret 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sisi baik yang bisa kita ambil untuk kehidupan selanjutnya dengan adanya corona ini adalah, meningkatnya kebersihan diri dan juga persatuan kita sebagai umat manusia.
Ini nampaknya harus menjadi kebiasaan yang harus dilestarikan tidak hanya ketika virus melanda saja ya, Ma. Ya semoga.
Dewasa ini kita semakin sadar akan tindakan pencegahan yang harus kita perhatikan terkait pandemi corona.
Kemudian kita dibombardir dengan pertanyaan tentang bagaimana kita harus mencuci dan mendisinfeksi barang-barang rumah tangga yang ada, termasuk salah satunya pakaian.
Media sosial sudah sangat menjenuhkan dengan banyaknya informasi yang menyesatkan saat ini, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) melalui beberapa ahlinya (termasuk dokter dan ahli epidemiologi), hadir untuk menjawab semua pertanyaan Mama mengenai pakaian dan virus corona.
Memang penelitian khusus belum dilakukan tentang bagaimana virus corona ini berinteraksi dengan pakaian. Tetapi apakah Mama bertanya-tanya tentang mencuci tangan, bagaimana cara mencuci ke binatu atau pada suhu berapa seharusnya mencuci pakaian?
Popmama.com sudah mendapatkan beberapa panduannya Ma, simak ya!
1. Berapa lama corona virus dapat hidup di pakaian?
Menurut Centers for Disease Control and Prevention, virus corona biasanya ditularkan melalui tetesan pernapasan (dari orang yang terinfeksi bersin atau batuk) daripada melalui benda dan bahan yang ketika terkontaminasi dapat memindahkan penyakit.
Namun, CDC mencatat bahwa virus asal Tiongkok ini dapat tetap bertahan selama berjam-jam di permukaan yang terbuat dari berbagai bahan, termasuk pakaian.
Sedangkan, menurut spesialis kesehatan masyarakat Carol Winner, pakaian sehari-hari dapat menahan tetesan hasil pernapasan seperti batuk dan bersin.
Partikel-partikel yang menyusun bahan pakaian dapat mengering seiring waktu hingga akhirnya menonaktifkan virus.
Namun demikian, ini tidak berarti bahwa menghilangnya virus akan terjadi dengan cepat, dan dia mengatakan para ilmuwan masih belajar lebih banyak tentang virus ini setiap hari.
"Kami tahu bahwa tetesan bersin maupun batuk dapat mengering dalam beberapa kondisi, yang mungkin lebih cepat dengan serat pakaian secara alami," kata Winner.
"Kami mendengar bahwa panas dan kelembaban dapat memengaruhi kelangsungan hidup virus di permukaan benda, tetapi harus diingat, suhu di Australia 80 derajat (Fahrenheit), dan Tom Hanks masih terinfeksi corona," tambahnya lagi.
Baca juga: Corona Hidup Berhari-hari di Pakaian, Begini Cara Mencuci yang Benar!
2. Apakah jenis kain tertentu lebih rentan terhadap virus daripada yang lain?
Robert Amler, Dekan Fakultas Ilmu dan Praktek Kesehatan di New York Medical College dan mantan kepala petugas medis CDC, mengatakan bahwa durasi virus tergantung pada kain, karena beberapa bahan lebih keropos daripada bahan lainnya.
"Beberapa peneliti percaya serat dalam atau bahan berpori mampu menangkap partikel virus, mengeringkannya dan memecahnya," kata Amler.
Family and Emergency Medical Professional, Dr. Janette Nesheiwat, menyarankan agar menggunakan bahan poliester seperti spandex, karena dapat menahan kuman lebih lama dari pada kain berbahan dasar katun, sehingga penting untuk mencuci legging, pakaian dalam dan gaun dengan hati-hati.
Tentang bagaimana memperlakukan pakaian dan cucian kotor, lebih lanjut akan ada dalam artikel, sabar ya Ma.
"Bahan spandex seperti poliester dapat menahan kuman lebih lama dari kain berbahan dasar kapas, tetapi semua jenis kain dapat terkontaminasi," kata Nesheiwat.
Karena informasi serta penelitian yang berkaitan dengan COVID-19 masih terus berkembang, Winner menekankan bahwa sejauh ini penelitian yang berfokus pada hal itu memberi tahu kita tentang kemampuan virus untuk tetap terjaga pada permukaan benda seperti kardus, baja, tembaga dan plastik.
Tidak lupa juga pada tombol-tombol pintu dan area dengan lalu lintas tangan yang amat tinggi akan penyebaran virus.
"Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular telah memberi tahu kami bahwa beberapa virus dapat tetap aktif setelah dua atau tiga hari pada plastik dan stainless steel, 24 jam di atas kardus dan empat jam di atas tembaga," sambungnya.
Nah, Ma ketahuilah bahwa kancing, ritsleting, dan perangkat keras pakaian lainnya dapat dibuat dari bahan-bahan terdebut diatas.
Ini perlu perhatian ekstra dalam metode pencucian yang jelas agar terhindar dari virus.
3. Apakah aman untuk pergi ke binatu saat pandemi seperti ini?
Untuk Mama yang barangkali tidak memiliki akses mencuci dengan mesin cuci dan mesin pengering di rumah ataupun apartemen, menitipkannya pada binatu adalah cara ampuh untuk membersihkan pakaian.
Namun begitu, untuk sementara waktu ini kita sedang didorong untuk menjaga jarak sosial (jarak pribadi enam kaki atau sekitar 1 meter) untuk mencegah penyebaran COVID-19. Lalu amankah ke binatu?
Winner mengatakan binatu umumnya aman untuk dituju, jika tentu saja, tindakan pencegahan yang tepat harus diterapkan.
Hal ini berkaitan dengan langkah-langkah perlindungan pada fisik Mama, seperti mengenakan sarung tangan, mencuci tangan, tidak menyentuh wajah dan juga mendisinfeksi semua permukaan mesin yang kamu gunakan sebelum mencuci.
"Satu-satunya cara partikel virus menjadi aktif adalah masuk ke mulut, hidung, dan mata kamu, jadi jika kamu mengenakan sarung tangan, jangan menyentuh wajah dan lepaskan dengan benar mengikuti pedoman yang ada," jelasnya.
Namun, jika Mama tidak memiliki sarung tangan, ia menambahkan bahwa membersihkan tangan saat sesudah dan sebelum pergi ke binatu dapat membantu. Dan itu harus dilakukan hingga 20 sampai 30 detik lamanya dibawah air yang mengalir.
Jika Mama mengkhawatirkan tentang apakah pakaian kamu akan keluar dari mesin cuci dengan aman, Dr. Georgine Nanos mengatakan, hal itu tidak perlu dikhawatirkan.
Editors' Pick
4. Pada suhu berapa harus mencuci pakaian agar bebas virus dan kuman?
Ketika tiba saatnya untuk mencuci pakaian, Winner sang spesialis kesehatan juga mengatakan ada pedoman khusus yang harus diikuti untuk membantu membunuh virus.
Termasuk menggunakan pengaturan air panas pada mesin cuci dan memberi pakaian waktu yang tepat di dalam mesin dengan panas yang ekstra.
"Kapan pun memungkinkan, gunakan pengaturan air panas, karena membantu membunuh virus," kata Winner
"Panas ekstra dalam waktu yang tepat dan proses pengeringan adalah hak yang masuk akal, karena tetesan bersin maupun batuk akan mengering, dan kemungkinan akan menonaktifkan virus," tambahnya lagi.
Di lain sisi Dr. Nanos setuju tentang mencuci pakaian dalam air panas, tapi dirinya memperingatkan agar tidak merebusnya dalam suhu tinggi.
"Jika kamu bisa mencuci pakaian dalam air terpanas yang mungkin disarankan untuk suatu bahan, itu akan ideal. Namun tidak untuk bahan lainnya, tolong jangan disamakan, karena bisa saja itu merusak semua pakaianmu."
"Bila pakaian menjadi rusak, itu akan menambah lebih banyak stres dan kecemasan yang tidak kita perlukan sekarang," tambahnya mengenai suhu air waktu mencuci.
5. Deterjen apa yang harus digunakan?
Rodney E. Rohde, ketua dan profesor Program Ilmu Laboratorium Klinik di Texas State University, menegaskan kembali pentingnya mencuci pakaian dalam air hangat atau panas, tetapi juga menyarankan agar memerhatikan deterjen yang digunakan.
"Saya akan menyarankan kamu mencuci pakaian dalam deterjen yang mengandung senyawa pemutih, virus tidak bekerja dengan baik di lingkungan yang keras ini," kata Rohde
Jadi, Ma sebisa mungkin untuk saat ini gunakan deterjen yanng mengandung pemutih ya Ma, agar virus tidak bekerja dengan efektif, seperti yang dianjurkan.
6. Jika Mama tidak memiliki akses ke mesin cuci, apakah mencuci dengan tangan tetap efektif?
Jika seandainya Mama tidak memiliki akses ke mesin cuci atau binatu, Nanos mengatakan bahwa "Kamu bisa mencuci baju dengan tangan di rumah selama bisa mendapatkan suhu di atas 27 derajat Celcius."
"Lebih mudah dan lebih cepat jika dapat mencuci pakaian kamu di mesin cuci, dan itu masih benar-benar aman. Mencuci di mesin akan tetap membunuh virus bahkan jika kamu mencucinya dengan pakaian orang sakit," jelasnya lagi.
7. Seberapa sering Mama harus mencuci pakaian?
Jikalau beberapa orang mungkin menunggu untuk mencuci pakaian mereka sampai pada tumpukan besar, Winner merekomendasikan agar secara teratur mencuci pakaian, terutama jika Mama masih diharuskan untuk ke tempat kerja atau berada di daerah yang ramai.
"Yang terbaik, seperti biasa, mencuci pakaian kamu secara teratur."
"Jika kamu masih sering berada di daerah yang ramai, kamu mungkin ingin melepas pakaian kamu ketika datang ke rumah lalu menaruhnya di wadah binatu atau mesin cuci, agar lebih berhati-hati," katanya.
Hal ini juga meluas ke jenis pakaian lain, Dr. Nanos menyarankan sebaiknya mencuci pakaian berjenis mantel sesering mungkin karena jenis ini banyam berkontak pada daerah yang rentan terkontaminasi.
"Kamu harus rajin mencuci mantel jika kamu menggunakan siku atau lengan baju untuk menyentuh barang-barang yang sering digunakan di permukaan yang berpotensi terkontaminasi seperti tombol lift, pegangan tangan dan gagang pintu," katanya.
"Jangan perlakukan pakaianmu dengan Lysol (jenis disinfektan), Namun gunakanlah semprotan khusus pakaian anti-kuman yang aman digunakan," tambahnya lagi.
8. Haruskah melepaskan pakaian ketika kembali dari kantor setiap hari?
Karena tujuannya adalah memblokir paparan virus corona, Amler menyarankan untuk mengganti pakaian jika kamu masih harus ke kantor untuk bekerja setiap hari atau bepergian di lingkungan kerumunan yang ramai.
"Kamu harus mengganti pakaian dan mencucinya kapan saja orang lain menyentuhnya atau ketika kamu baru saja berkumpul dalam kelompok besar," katanya.
Namun, ini tidak berarti kamu harus berganti pakaian di teras atau garasi rumah, hanya untuk menghindari kontak dengan cucian yang berada di dalam rumah. Nanos menyarankan untuk membiasakan menyimpan pakaian-pakaian ini di tas yang terpisah.
"Saya memberlakukan perawatan kesehatan untuk sebagian besar hidup saya, saya selalu melakukan ini, karena saya terkena penyakit menular lebih sering daripada kebanyakan orang," katanya.
"Jadi saya setuju itu praktik yang baik, mungkin tidak harus menelanjangi diri dari sejak ada di garasi, tapi setidaknya terbiasa mengenakan pakaian dan sepatu lain begitu sampai di rumah."
Nah Ma satu lagi, haruskah orang yang sakit mencuci pakaian mereka secara terpisah?
Pertanyaan ini mungkin terlintas dalam pikiran semua orang, terutama di rumah tangga dengan lebih dari dua orang.
"Yang terbaik adalah selalu mencuci pakaian orang sakit secara terpisah, karena pakaian ini bisa membawa bakteri staph, bakteri E. coli, flu, dan sebagainya," pungkasnya.
Begitulah Ma, tips lengkap hasil anjuran para ahli yang telah dirangkum Popmama.com, semoga info lengkap ini bisa bermanfaat bagi kehidupan sekarang dan yang akan datang, ya Ma!
Baca juga:
- Keuskupan Agung Jakarta, Menambah Waktu Masa Darurat Corona
- Cegah Tertular Virus Corona, Yuk Olahraga Selama Karantina di Rumah
- Eksklusif: dr. July Ungkap Gejala Hingga Penanganan Virus Corona