Apakah Benar Jahe Merah sebagai Antivirus Corona?
Cek faktanya dan mulai tanam jahe merah di rumah!
19 Maret 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Di tengah penantian umat manusia akan ditemukannya vaksin dari virus yang sedang merajalela yakni, virus corona.
Dilansir dari IDN Times, jumlah kasus virus corona di ibu kota semakin bertambah. Berdasarkan data yang ditampilkan Pemprov DKI Jakarta dalam situs Corona.Jakarta.go.id, hingga Kamis (19/3) per pukul 07.00 WIB sudah mencapai 583 kasus COVID-19 ini.
Sempat tersiar kabar bahwa jahe merah berkhasiat untuk membunuh virus tersebut. Tapi apakah hal ini dibenarkan oleh para ahli?
Atau hanya sebuah isapan jempol belaka atau marak disebut hoaks? Lalu bila ini kabar burung apa tujuannya?
Jahe merah memiliki riwayat yang sangat bagus dalam dunia permedisan, karena merupakan salah satu jenis unggul dari tanaman rimpang jahe yang ada di Indonesia.
Dilansir dari halaman Lipi.go.id jahe merah merupakan varietas unggul karena memiliki kandungan senyawa aktif yang lebih tinggi dibandingkan varietas jahe lainnya.
Tanaman dengan ciri morfologi seperti rimpang berwarna merah hingga jingga muda disertai dengan aroma tajam dan rasa yang pedas ini, memang banyak digunakan sebagai bahan baku obat-obatan tradisional.
Namun dengan kredibilitasnya di dunia kesehatan apakah benar dapat menjadi obat mujarab pembasmi penyakit COVID -19, berikut fakta - fakta mengenai jahe merah yang telah dirangkum oleh tim Popmama.com.
1. Belum ada bukti sebagai antivirus
Mengacu pada media sosial instagram LIPI @lipiindonesia. Kepala Kelompok Penelitian Center for Drug Discovery and Development, Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), menjelaskan bahwa jahe merah berfungsi untuk membantu meringankan gejala yang ditimbulkan, bukan untuk menyembuhkan atau untuk membunuh virus tersebut.
“Sampai saat ini belum ada bukti yang melaporkan penggunaan jahe merah sebagai antivirus, khususnya virus Corona SARS-CoV-2,” ungkap Masteria Yunovilsa Putra selaku Kepala Kelompok Penelitian Center for Drug Discovery and Development, Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI seperti dilansir dalam laman website resmi LIPI.
Editors' Pick
2. Jahe merah sebagai immunomodulator
Masteria menjelaskan juga bahwa jahe merah memiliki aktivitas sebagai immunomodulator untuk meningkatkan daya tahan tubuh manusia.
Hal ini dikarenakan kandungan gingerol dan shogaol, yakni senyawa yang bertanggung jawab atas efek immunomodulator tersebut.
“Efek inilah yang bermanfaat dalam pencegahan dan membantu dalam pemulihan dari virus corona”, jelasnya.
Jadi, jangan salah kaprah ya Ma, bukan sebagai antivirus jahe merah dikonsumsi, melainkan sebagai tindakan pencegahan dan membantu dalam pemulihan diri orang yang sudah terjangkit virus corona.