Cara Tasya Kamila Jadi Penggerak Pilah Sampah di Rumah
Untuk melakukan pemilahan sampah, Tasya Kamila mengaku butuh dukungan dari orang-orang rumah
17 Maret 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sampah tentu bukanlah masalah yang baru bagi lingkungan alam sekitar, ya. Untuk mengatasi masalah tersebut, dibutuhkan sebuah tindakan dan aksi yang nyata dan bukan omong kosong belaka. Cerita artis Tasya Kamila yang melakukan gerakan pilah sampah di rumah bisa Mama tiru, lho.
Gerakan pilah sampah yang dilakukan oleh Tasya ternyata ada alasan tersendiri. Menurutnya, sejak belajar tentang lingkungan, ia menyadari bahwa orang yang taat membuang sampah pada tempatnya masih bisa berpotensi merusak lingkungan.
“Sampah yang nggak kita kelola dari rumah, dibuang di tempat sampah terus diangkut ke tempat pembuangan akhir, nah itu ternyata semua sampahnya nggak bisa langsung diproses,” ujar Tasya dalam acara webinar #GenerasiPilahPlastik yang digelar oleh Unilever Indonesia bersama Anteraja, Selasa (15/3/2022) lalu.
Berangkat dari alasan tersebut, Tasya Kamila mulai melakukan cara-cara yang terbilang cukup mudah, seperti cegah, pilah, dan olah terhadap sampah yang ada di rumahnya.
Dalam melakukannya tentu ia tidak seorang diri saja. Ia bahkan mengajak seluruh anggota rumah untuk turut serta dalam gerakan tersebut.
Nah, kira-kira bagaimana Tasya melakukan cara-cara tersebut dan mengajak anggota rumah untuk ikut serta? Kali ini Popmama.com sudah merangkum kisah Tasya Kamila yang jadi penggerak pilah sampah di lingkup keluarga.
Yuk Ma, simak kisahnya berikut ini!
1. Mencegah dengan mengurangi hal-hal yang berpotensi timbulkan sampah
Untuk tindakan pencegahan, Tasya lakukan dengan mengurangi hal-hal yang dapat berpotensi menimbulkan sampah. Ia juga mencontohkan tindakan pencegahan yang dilakukan, seperti menggunakan produk dengan kemasan yang bisa didaur ulang atau digunakan kembali.
“Misalkan pilih produk yang dapat digunakan secara berulang, ataupun pilih produk yang kemasannya bisa didaur ulang,” ujarnya.
Tak hanya itu, ia juga memasak makanan dengan secukupnya saja, Ma. Menurutnya, makanan yang dimasak dalam jumlah yang lebih akan jadi mubazir, sehingga jika tidak dihabiskan akan menimbulkan sampah baru.
Editors' Pick
2. Memilah sampah organik dan anorganik
Selain mencegah dengan mengurangi aktivitas yang menimbulkan sampah, Tasya juga melakukan tindakan pemilahan terhadap sampah-sampah yang ada di rumahnya. Ia memilah sampah yang ada berdasarkan jenisnya, yakni organik dan anorganik.
“Terus pilah juga antara sampah organik dan anorganik,” kata Tasya.
Dilansir dari berbagai sumber, sampah organik dapat dikatakan sebagai sampah yang ramah lingkungan, Ma. Selain itu, sampah organik juga bisa dikelola jadi sesuatu yang bermanfaat. Namun bila tidak dikelola dengan benar, akan menimbulkan penyakit dan bau yang tidak sedap.
Sampah organik sendiri terbagi lagi menjadi dua golongan, yakni sampah organik basah dan kering. Contoh sampah organik basah adalah sisa sayuran, kulit pisang, buah busuk, kulit bawang, dan sejenisnya. Sedangkan contoh sampah organik kering adalah kayu, ranting pohon, dan daun-daun kering.
Sampah anorganik merupakan jenis sampah yang sulit terurai tetapi dapat dimanfaatkan kembali. Contoh sampah anorganik adalah plastik, botol, kaleng minuman, ban bekas, besi, kaca, kabel, barang elektronik, dan bohlam lampu.