Permintaan Ekspor Semakin Meningkat, Ini 5 Fakta Tanaman Porang
Tanaman porang merupakan bahan baku dari mi shirataki
15 April 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dulu hanya dilihat sebagai tumbuhan liar, kini banyak para petani di sejumlah daerah mulai kembali membudidayakan tanaman porang.
Hal ini lantaran porang punya nilai jual yang terus meningkat di pasar ekspor. Apalagi budidaya porang juga terbilang mudah dan murah, apalagi tanaman ini bisa tumbuh di berbagai kondisi tanah.
Porang adalah tanaman umbi-umbian dari spesies Amorphophallus muelleri. Porang pun dapat diolah menjadi tepung konjak atau tepung glucomannan yang merupakan bahan baku mi shirataki. Mi bening ini memang terkenal di beberapa negara Asia untuk dikonsumsi sebagai salah satu menu diet.
Nah bagi Mama yang hobi berkebun, ketahui dulu fakta-fakta tanaman porang yang sudah Popmama.com rangkum berikut ini. Disimak ya Ma!
1. Porang termasuk tanaman yang mudah dibudidayakan
Tanaman porang dapat tumbuh pada jenis tanah apa saja di ketinggian 0-700 mdpl. Namun untuk mendapatkan hasil panen terbaik, siapkan tanah yang gembur dan subur serta tidak tergenang air. Pastikan juga keasaman tanah berada pada pH 6-7.
Lokasi terbaik untuk budidaya porang, yakni di bawah naungan pepohonan jati, mahono dan sono. Porang termasuk tanaman yang paling baik ditanam ketika musim hujan, yaitu sekitar bulan November sampai Desember.
Perlu Mama ketahui juga bahwa bibit porang berasal dari potongan umbi batang, maupun umbinya yang telah memiliki titik tumbuh atau umbi katak (bubil) yang bisa ditanam secara langsung.
Editors' Pick
2. Cara menanam porang perlu diperhatikan dengan baik
Dibandingkan produk pertanian ekspor lainnya, cara menanam porang terbilang tidak sulit.
Pertama masukkan bibit porang ke dalam lubang tanam yang sudah disiapkan. Setelah itu, berikan pupuk dasar seperti kompos dan sejenisnya sebelum umbi porang ditanam.
Pastikan letak bakal tunas porang harus menghadap ke bagian atas. Jarak tanam antara satu bibit dan bibit lain, yakni 1x1 meter. Ini dilakukan untuk memberi ruang tumbuh yang optimal.
Setelah selesai, tutup kembali lubang tanam yang sudah berisi bibit porang dengan tanah setebal kurang lebih 3 cm.
Agar hasil panen memuaskan, tanaman porang bisa distimulasi dengan melakukan penyiangan dan pemupukan. Dalam jangka waktu 2 tahun setelah di tanam, porang sudah bisa dipanen.