7 Penyebab Kucing Cacingan, Salah Satunya Sering Diberi Makanan Mentah

Memberikan makanan mentah kepada kucing bisa terkontaminasi bakteri cacing pita, lho

25 Januari 2025

7 Penyebab Kucing Cacingan, Salah Satu Sering Diberi Makanan Mentah
Freepik

Cacingan pada kucing adalah kondisi di mana kucing terinfeksi oleh parasit cacing yang hidup di dalam tubuhnya, terutama di saluran pencernaan.

Cacing yang sering menginfeksi kucing termasuk cacing pita, cacing gelang, dan cacing tambang. Gejala cacingan pada kucing dapat meliputi penurunan berat badan, perut buncit, muntah, diare, dan terkadang terlihat adanya cacing di tinja atau muntah.

Cacingan juga dapat menyebabkan anemia dan kelemahan pada kucing jika tidak segera diobati. Nah, kali ini Popmama.com telah merangkum penyebab kucing cacingan yang wajib diketahui nih, Ma.

Yuk, simak informasinya untuk menjaga kesehatan hewan peliharaan di rumah!

Deretan Penyebab Kucing Cacingan

1. Transmisi bawaan dari induk kucing ke anak kucing

1. Transmisi bawaan dari induk kucing ke anak kucing
Unsplash/Sam Chang

Cacingan pada kucing, terutama anak kucing, dapat terjadi melalui transmisi langsung dari induk mereka, baik selama kehamilan (transmisi transplasental) maupun setelah lahir melalui menyusui (transmisi laktogenik).

Salah satu cacing yang sering menyebabkan infeksi pada anak kucing melalui rute ini adalah Toxocara cati atau cacing gelang.

Penelitian yang dilakukan oleh Blagburn dan Lindsay (2008) menunjukkan bahwa Toxocara cati ialah salah satu spesies cacing gelang yang paling sering menyebabkan infeksi pada anak kucing melalui transmisi transplasental dan laktogenik. Para peneliti menemukan bahwa induk kucing yang terinfeksi dapat menularkan larva cacing ini kepada anak-anaknya selama kehamilan dan menyusui.

Studi ini menegaskan bahwa transmisi dari induk ke anak merupakan salah satu penyebab utama cacingan pada anak kucing.

Jika anak kucing terinfeksi sejak lahir, maka memiliki risiko lebih tinggi mengalami komplikasi kesehatan yang serius akibat cacingan.

2. Konsumsi inang perantara yang terinfeksi

2. Konsumsi inang perantara terinfeksi
Unsplash/Eric Han

Ketika kucing berburu dan memakan hewan kecil seperti tikus atau burung yang terinfeksi larva cacing, larva tersebut masuk ke dalam sistem pencernaan kucing.

Larva cacing ini dapat berasal dari berbagai spesies cacing seperti cacing gelang (Toxocara cati) atau cacing pita (Taenia spp., Dipylidium caninum).

Nah, inang perantara biasanya mengakumulasi larva cacing dalam jaringan mereka setelah memakan telur cacing dari lingkungan yang terkontaminasi nih, Ma.

Adapun, kucing yang terinfeksi cacing melalui inang perantara bakal menunjukkan gejala seperti muntah, diare, penurunan berat badan, dan distensi perut.

Infeksi cacing pita juga sering menyebabkan kucing merasa gatal di sekitar anus karena segmen cacing pita yang keluar bersama feses.

Editors' Pick

3. Ada kontak dengan tanah atau feses

3. Ada kontak tanah atau feses
Unsplash/Kabo

Kontak dengan tanah atau feses yang terkontaminasi merupakan penyebab utama infeksi cacing tambang dan cacing gelang pada kucing.

Telur cacing gelang yang ada di tanah dapat bertahan lama dan menjadi sumber infeksi bagi kucing yang bersentuhan dengannya, sementara larva cacing tambang yang hidup bebas di tanah dapat menembus kulit kucing.

Pengelolaan kebersihan lingkungan dan pencegahan infeksi sangat penting untuk melindungi kucing dari penyakit cacingan ini.

4. Infeksi gigitan kutu atau nyamuk

4. Infeksi gigitan kutu atau nyamuk
Unsplash/Paul Hanaoka

Dipylidium caninum, cacing pita yang sering kali ditemukan pada kucing dan anjing.

Cacing pita ini memiliki siklus hidup yang melibatkan kutu sebagai inang perantara. Larva cacing pita berkembang di dalam tubuh kutu yang telah menelan telur cacing ini.

Ketika kucing menggigit atau menjilat tubuhnya untuk membersihkan diri, kucing dapat secara tidak sengaja menelan kutu yang terinfeksi.

Di sisi lain, Dirofilaria immitis atau cacing jantung, parasit yang lebih umum ditemukan pada anjing, tetapi kucing juga dapat terinfeksi.

Siklus hidup cacing jantung melibatkan nyamuk sebagai inang perantara. Ketika nyamuk yang terinfeksi menggigit kucing, larva cacing jantung (disebut microfilariae) masuk ke dalam aliran darah kucing.

5. Sering mengonsumsi makanan mentah dan setengah matang

5. Sering mengonsumsi makanan mentah setengah matang
Unsplash/Michael Sum

Memberikan kucing makanan mentah atau setengah matang yang terkontaminasi larva cacing pita ternyata penyebab utama infeksi cacing pita pada kucing.

Contohnya, ketika kucing mengonsumsi daging atau ikan mentah atau setengah matang yang terkontaminasi dengan larva cacing pita, larva tersebut dapat memasuki saluran pencernaan kucing.

Setelah dicerna, larva cacing pita yang dikenal sebagai cysticercoid atau cysticercus berkembang di dalam usus kucing. Larva ini kemudian tumbuh menjadi cacing pita dewasa yang dapat mencapai panjang beberapa meter, tergantung pada spesiesnya.

Perlu diketahui, kucing yang terinfeksi cacing pita akan mengalami penurunan berat badan meskipun nafsu makannya tetap normal atau meningkat. Hal ini terjadi karena cacing pita menyerap nutrisi dari makanan yang seharusnya diserap oleh tubuh kucing.

6. Migrasi larva melalui kulit

6. Migrasi larva melalui kulit
Unsplash/Kevin Knezic

Setelah berhasil menembus kulit si kucing, larva cacing tambang memasuki aliran darah kucing dan bermigrasi ke paru-paru. Di sinilah, mereka menyebabkan iritasi dan batuk saat larva bermigrasi ke tenggorokan, di mana kucing kemudian akan menelan larva tersebut. Sl

Setelah ditelan, larva cacing tambang akhirnya mencapai usus kecil, tempat berkembang menjadi cacing dewasa.

Cacing tambang dewasa menempel pada dinding usus kecil kucing dengan menggunakan mulutnya yang dilengkapi dengan kait-kait. Cacing ini kemudian memakan darah dari jaringan usus kucing.

Apabila terus terjadi akan menyebabkan anemia dan kehilangan darah yang signifikan, terutama jika cacing tambang dalam jumlah besar.

7. Kontak dengan hewan lain

7. Kontak hewan lain
Pexels/UmitOzbek

Kucing yang hidup dalam lingkungan dengan hewan lain, terutama di tempat yang padat seperti rumah dengan banyak hewan peliharaan atau tempat penampungan akan memiliki risiko lebih tinggi untuk tertular infeksi cacing.

Penularan ini dapat terjadi melalui beberapa mekanisme, termasuk kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi atau melalui paparan feses yang terkontaminasi.

Jika hewan-hewan tersebut berbagi tempat tidur, mangkuk makanan atau air, maka risiko penularan cacing meningkat.

Telur cacing, yang tidak terlihat oleh mata telanjang, dapat dengan mudah menempel pada permukaan ini dan kemudian tertelan oleh kucing lain yang berbagi peralatan atau area yang sama.

Kucing sering kali membersihkan diri dengan cara menjilat tubuhnya, yang dikenal sebagai grooming. Saat melakukan grooming, kucing mungkin menjilat telur cacing yang menempel pada bulu mereka akibat kontak dengan feses atau hewan lain yang terinfeksi. Telur ini kemudian masuk ke dalam saluran pencernaan kucing.

Nah, itu dia deretan penyebab kucing cacingan yang perlu diperhatikan. Yuk, semakin apik dan bersih dalam merawat hewa  peliharaan! 

Baca juga:

The Latest