Cara Menanam Porang hingga Panen, Hasilnya Berkualitas!
Ada beberapa tips yang bisa diikuti agar bisa menanam porang sampai bisa mendapatkan cuan
19 September 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Cara menanam porang bisa dilakukan dengan berbagai cara. Porang atau umum disebut iles-iles makin populer. Tak hanya digemari petani karena nilai jualnya yang tinggi, porang termasuk tanaman yang mudah dirawat dan tumbuh.
Porang adalahtanaman dengan nama ilmiah Amorphophallus muelleri. Tanaman penghasil umbi ini memiliki pasar yang luas mulai dari Jepang, Tiongkok, Taiwan, Vietnam, Australia, hingga Korea. Umbi porang bisa diolah menjadi tepung, memiliki harga jual yang tinggi di pasar ekspor. Di Indonesia tanaman ini tengah digemari.
Tertarik cara menanam porang hingga panen di sekitar rumah? Simak tipsnya dari Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Edi Santosa S.P, M.Si ketika ingin menanam porang!
Yuk, simak rangkuman dari Popmama.com kali ini!
Deretan Cara Menanam Porang hingga Panen
1. Tanah menanam porang harus diolah
Sebelum menanam porang, kita harus menyiapkan tanah untuk diolah. Tanahnya harus diolah, kalau tanahnya keras umbinya gepeng. Kalau tanahnya gembur umbinya akan membulat atau globos.
Manfaat porang ditanam di tanah keras, yani bisa membuat umbi akan cenderung tumbuh ke arah atas. Dengan begitu, hasil panen porang tersebut akan serupa dengan singkong yang agak memanjang.
Namun, jika ditanam di tanah yang gembur hasil porang akan tumbuh ke samping dan bisa membulat besar. Apalagi tanah yang ditanam porang punya yang kandungan pasirnya tinggi akan lebih bagus lagi.
2. Jangan terlalu dalam ditanam
Selanjutnya yang dilakukan adalah jangan menanam bibit porang terlalu dalam. Kedalaman yang ideal sekitar 10-15 sentimeter di kedalaman tanah.
Jika bibit porang ditanam terlalu dalam, maka tumbuhnya akan seperti singkong yang memiliki sekat agak memanjang, meskipun masih dalam satu umbi.
Dikutip dari website resmi IPB, Profesor Edi menjelaskan sejauh ini dari 200 spesies tanaman Amorphophallus (Porang). Namun, hanya ada tiga jenis yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
Jenis-jenis tersebut, yakni Amorphophallus konjac, A. paeoniifolius (suweg) dan A. muelleri (porang atau iles-iles). Di mana jenis porang ini berbeda dengan acung (A. variabilis).
Editors' Pick
3. Jarak antara tanaman jangan terlalu rapat
Selanjutnya, yakni jarak menanam. Perlu Mama ketahui bahwa jarak menanam antar tanaman porang yang harus diatur dengan sebaik mungkin.
Meski tanaman ini bisa ditanam di naungan pohon atau tumbuhan lain. Jika terlalu rapat, maka tanaman porang akan sulit untuk tumbh besar dan membulat.
4. Diberi pupuk kandang
Untuk mendapatkan hasil maksimal dari porang maka diperlukan pupuk. Namun, pupuk yang digunakan untuk porang yakni pupuk kandang.
Akan lebih baik jika memberikan satu kilogram pupuk kandang, hanya sekali selama masa tanam. Namun, jika ingin memberikan campuran pupuk kimia NPK, maka cukup satu kali saja selama masa tanam.
Sebagai informasi, masa tanam porang umumnya dilakukan saat periode musim kemarau hingga awal musim hujan.
5. Bersihkan rumput dan alang-alang sekitar tanaman porang
Porang bisa menjadi tanaman yang tetap tumbuh tanpa dirawat. Meski begitu dengan melakukan perawatan seperti membersihkan rumput dan alang-alang di sekitar tanaman porang akan membuat hasil panen lebih baik.
Sebagai informasi, Profesor Edi menjelaskan di Indonesia sendiri saat ini memiliki 24 jenis Amorphophallus dari 200 spesies yang tersebar di seluruh dunia.
6. Jangan sering semprot pestisida
Meski masih tetap membutuhkan pupuk, tanaman porang tidak perlu disemprot pestisida secara rutin. Namun, menjadi pengecualian jika memang ditanam di tanah yang lembab dan diserang jamur.
Selain itu, tanaman porang juga boleh diberi pestisida ada kemungkikan umbi porang terinfeksi. Jika tanah di sekitar penanaman porang terinfeksi, maka kita harus segera membersihkannya.
7. Waktu panen porang
Porang bisa dipanen setelah enam bulan atau sehabis periode musim kemarau berakhir. Jika tidak dipanen, tanaman ini akan layu dan seolah mati. Meski begitu tanaman porang tidak mati.
Jadi saat musim berganti, tahun depan saat musim kemarau berikutnya kalau diberikan pupuk dan dirawat, tanaman ini bisa berisi kembali. Dalam salah satu wawancaranya, profesor Edi juga mengatakan kalau tidak sempat panen, dalam tiga tahun ke depan hasilnya akan besar umbinya.
Itulah tadi cara menanam porang hingga panen yang bisa diikuti. Semoga bisa menjadi petunjuk bagi Mama yang ingin menanam porang di sekitar rumah.
Baca juga:
- Permintaan Ekspor Semakin Meningkat, Ini 5 Fakta Tanaman Porang
- 7 Cara Merawat Tanaman Janda Bolong untuk Pemula
- 6 Cara Merawat Bunga Melati untuk Pemula