Jangan Asal Buang Sampah Elektronik, Bisa Didaur Ulang
Sampah elektronik yang berakhir di TPA bisa menyumbang kerusakan lingkungan!
31 Juli 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Inovasi teknologi saat ini berlangsung dengan cepat. Di mana masyarakat juga semakin mudah untuk memperoleh berbagai alat elektronik canggih untuk membantu kehidupan sehari-hari. Hasilnya, ini membuat pergantian produk elektronik pada satu orang bisa berlangsung sangat cepat.
Layaknya plastik, masyarakat belum banyak yang tahu kalau produk elektronik bekas pakai harus dikelola dengan serius agar tidak merusak lingkungan. Melalui kampanye #LebihLestari untuk menerapkan skema take-back dalam mengelola elektronik bekas pakai.
Dalam skema ini, elektronik bekas pakai diserahkan oleh konsumen ke produsen untuk dikelola atau didaur ulang bekerja sama dengan lembaga masyarakat terkait menjadi sumber energi terbarukan, sehingga tidak sampai ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Berikut Popmama.com rangkum informasi selengkapnya.
Editors' Pick
1. Sampah elektronik masyarakat Indonesia kebanyakan masih berakhir di TPA, bisa rusak lingkungan!
CEO Octopus, Moehammad Ichsan mengungkapkan tingkat konsumtifitas orang Indonesia dengan produk elektronik baru begitu besar. Di mana 80 persen masih berakhir di TPA dan terbuang percuma.
"Kalau kita bicara barang elektronik, tingkat komsumtif orang Indonesia itu cukup tinggi. Ibaratnya kita sendiri saja kadang kalau produk baru pasti beli, kebiasaan masyarakat ini menghasilkan sampah dan pada datanya lebih dari 80 persen sampah elektronik masih berakhir di TPA. Oleh karenanya, dengan adanya kerja sama dengan Xiaomi Indonesia ini kita bisa meningkatkan koleksi dari e-waste ini agar tidak berakhir di TPA lagi," tuturnya dalam acara peluncuran kampanye #LebihLestari Xiaomi Indonesia dan Octopus di Grand Indonesia, Rabu (27/7/2022).
Ichsan menyebutkan kampanye ini dapat mendukung program pemerintah dalam mengelola elektronik bekas pakai di Indonesia. Pasalnya dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 2021 menyebutkan bahwa baru sebanyak 17,4 persen elektronik bekas pakai yang dikumpulkan kemudian diolah atau didaur ulang dengan benar.
"Perlu upaya bersama dari berbagai pihak, termasuk dari produsen produk elektronik, lembaga masyarakat, dan masyarakat umum, untuk mengatasi masalah ini," pungkasnya.
2. Kampanye #LebihLestari inisiasi untuk edukasi masyarakat soal pemisahan sampah elektronik dengan sampah biasa
Inisiasi #LebihLestari ini adalah upaya bersama untuk mengedukasi sekaligus membangun kesadaran. Tentunya untuk menjaga kelestarian lingkungan dan membantu konsumen untuk mengelola elektronik bekas pakai secara bertanggung jawab.
“Kampanye #LebihLestari merupakan langkah awal dari komitmen jangka panjang Xiaomi Indonesia untuk menciptakan lingkungan yang berkelanjutan. Lewat kampanye ini, kami mengajak masyarakat umum untuk ikut berpartisipasi dalam menjaga kelestarian lingkungan dengan mengadopsi praktik ramah lingkungan, salah satunya dengan memberikan solusi daur ulang barang elektronik bekas pakai,” ungkap Country Director Xiaomi Indonesia, Wentao Zhao.
Diceritakan oleh Ichsan kalau barang elektronik mengandung mineral berharga yang bisa didaur ulang kembali. Bahkan sampah elektronik yang mengandung valueable minerals bisa disulap lagi menjadi barang elektronik berharga.
"Ada valueable minerals karena supply sama demand masih belum seimbang. Supply rendah dan demand-nya tinggi, dengan ada daur ulang ini harapannya bisa fulfill dari demand yang cukup tinggi. Jadi nanti end product-nya elektronik lagi," tuturnya.
Semua e-waste itu bisa didaur ulang. ada 3 tipe yang mengandung valueable mineral dan mengandung plastik.
3. Masyarakat juga bisa berpartisipasi dalam kampanye #LebihLestari
Mulai 1 Agustus 2022, masyarakat umum dapat berpartisipasi dalam mengelola elektronik bekas pakai berukuran kecil, seperti smartphone, charger, laptop, kabel, dan baterai. Caranya dengan mendatangi salah satu dari 10 Xiaomi Store terpilih di Jakarta dan mengunduh aplikasi Octopus.
Nantinya, masyarakat akan mendapatkan poin di aplikasi yang dapat digunakan untuk menikmati berbagai promo menarik. Ichsan menyebutkan kalau poin ini ketika dikumpulkan bisa ditukar menjadi pulsa hingga token listrik, lho.
"Poinnya bisa ditukar macam-macam dari listik, potongan e-commerce sampai pulsa," pungkas CEO Octopus ini.
Perlu diketahui bahwa ada 10 lokasi Xiaomi Store yang menjadi drop-off point di Jakarta adalah Aeon Jakarta Garden City (Jakarta Timur), Mall Kelapa Gading, Mall Emporium Pluit (Jakarta Utara) Lippo Mall St. Moritz, Central Park (Jakarta Barat), ITC Roxy Mas, Grand Indonesia (Jakarta Pusat), Kota Kasablanka, Gandaria City dan Mall Pondok Indah (Jakarta Selatan).
Itulah tadi informasi mengenai kampanye #LebihLestari untuk bisa edukasi masyarakat soal sampah elektronik. Semoga bisa menjadi informasi yang bermanfaat untuk mama dan papa. Yuk, ajarkan anak untuk mendaur ulang sampah elektronik juga!
Baca juga:
- Ini Alasan Mengapa Bakar Sampah Mengganggu Kenyamanan dan Lingkungan
- 7 Sampah Dapur yang Bisa Dipakai untuk Penyubur Tanaman
- Cara Tasya Kamila Jadi Penggerak Pilah Sampah di Rumah