Rumah tradisional Jepang mencerminkan kesederhanaan. Di kampung adat, tidak ada atap rumah yang dibuat tinggi. Bahkan bagian luar rumah tidak ada yang dicat mencolok. Namun jika masuk ke dalam, maka akan terlihat perbedaannya.
Hal ini karena masyarakat Jepang memiliki tradisi tersendiri untuk mengekspresikan ekspresi mereka di dalam dan tidak menampilkannya ke luar.
Selain itu, ada satu hal yang menjadi favorit hingga saat ini yakni taman tradisional Jepang. Kali ini Mama bisa meniru elemen yang ada di taman bergaya Jepang untuk inspirasi dekorasi halaman depan atau belakang rumah.
Jika penasaran elemen apa saja sih yang ada dalam taman a la orang Jepang? Kali ini Popmama.com sudah merangkumnya secara lebih detail.
1. Elemen di batu, kerikil serta pasir
magicmurals.com
Sejak zaman kuno, batu telah memainkan peran penting dalam budaya Jepang. Di dalam agama Shinto, batu-batu besar yang menonjol disembah sebagai kami, atau roh serta fenomena yang disembah.
Sementara itu, kerikil digunakan untuk menunjuk tempat suci, seperti yang terlihat di beberapa kuil kuno seperti Kuil Ise atau Kuil Kamigamo Kyoto.
Taman di Jepang terdapat batu-batu besar melambangkan gunung dan bukit, mengatur aksen dekoratif serta berfungsi sebagai bahan bangunan untuk jembatan dan jalan setapak.
Bebatuan serta kerikil yang lebih kecil digunakan untuk melapisi kolam dan sungai. Sementara itu, taman kering secara keseluruhan terdiri dari batu. Dengan batu yang lebih besar melambangkan gunung, pulau dan air terjun, sementara kerikil dan pasir bisa menggantikan air.
Editors' Pick
2. Elemen di kolam, aliran air dan air terjun
thegate12.com
Kolam menjadi elemen utama dari sebagian besar taman dan sering sekali mewakili danau serta laut yang nyata atau mitos.
Terkadang kolam pun dibuat sebagai habitat untuk ikan mas koi, sehingga memberikan kesan warna berbeda dan kehidupan tambahan ke taman.
Di taman kering, kolam, sungai, dan air terjun dilambangkan dengan kerikil, pasir, dan batu tegak.
Dalam jenis taman rekreasi, maka kolam dapat digunakan untuk berperahu atau bersenang-senang dari paviliun yang dibangun di atas air.
3. Elemen pulau kecil dan jembatan
Unsplash/Akira Deng
Pulau-pulau menjadi komponen lain dari taman Jepang yang sudah lama berdiri, dan ukurannya berkisar dari batu besar atau gundukan tanah.
Hal ini memiliki simbolisme agama, seperti yang dibangun menyerupai kura-kura dan bangau, simbol umur panjang dan kesehatan, atau Horai, gunung mistik suci dalam Taoisme.
Jembatan menjadi fitur umum lainnya yang digunakan untuk menghubungkan pulau dan menyeberangi sungai atau kolam.
Elemen tersebut dibangun dari batu atau kayu, dan kompleksitasnya berkisar dari lempengan batu sederhana yang belum dipotong serta diletakkan di seberang sungai. Hingga pada akhirnya struktur kayu tertutup yang rumit bisa membentang lebih dari sepuluh meter.
4. Elemen tumbuhan di taman
japantimes.co.jp
Semua jenis pohon, semak, rumput, dan bunga digunakan di taman Jepang. Tanaman, seperti pohon maple dan ceri, sering dipilih karena daya tarik musimannya.
Sebaliknya, pohon pinus, bambu, dan pohon palem sangat dihargai karena keindahannya selama bulan-bulan musim dingin ketika tanaman lain tidak aktif.
Tanaman diatur dengan hati-hati di sekitar taman untuk meniru alam, bahkan dilakukan untuk menjaga keindahannya.
Pepohonan, semak belukar serta halaman rumput dirawat dengan cermat, dan lumut halus disapu bersih dari puing-puing.
Selama musim dingin, jerami, goni, dan tali digunakan untuk menyekat, bahkan melindungi pohon dan semak dari salju yang membekukan. Sementara itu, pembungkus jerami melindungi dari serangan serangga.
5. Elemen bukit, lentera dan pipa air bambu
Pexels/Ahmed Aqtai
Lentera datang dalam berbagai bentuk dan ukuran, bahkan telah menjadi elemen umum dari desain taman Jepang sepanjang sejarah.
Lampu atau lentera biasanya terbuat dari batu serta ditempatkan di lokasi yang dipilih dengan pas, seperti di pulau-pulau, di ujung atau di sebelah bangunan penting, di mana mereka memberikan cahaya dan estetika yang menyenangkan.
Lentera sering dipasangkan dengan baskom air yang bersama-sama membentuk komponen dasar kebun teh.
Banyak taman berisi baskom air batu atau yang disebut tsukubai, bahkan digunakan untuk pembersihan ritual, terutama menjelang upacara minum teh.
Pipa air dari bambu juga bisa ditempatkan di taman sebagai pelengkap dan keindahan sebuah taman dan biasanya dilengkapi dengan gayung bambu untuk menyendok air.
Wah, ternyata banyak elemen dari alam yang selalu digunakan masyarakat Jepang dalam membangun sebuah taman.
Semoga informasi tadi bermanfaat dan menambah wawasan sedikit terhadap budaya Jepang, dilihat dari unsur tamannya.