Tanaman cabai termasuk jenis tanaman yang mudah tumbuh di daerah tropis dan subtropis. Budidaya tanaman cabai bisa dibilang mudah apabila masuk musim panas. Namun, dibutuhkan perawatan khusus ketika memasuki musim hujan.
Pasalnya, bunga tanaman bisa rontok dan akar membusuk ketika musim hujan. Hal ini disebabkan oleh banyaknya air hujan yang diserap oleh tanah. Untuk mengatasinya, Mama perlu memastikan tanah tidak terlalu basah, tetapi tetap lembap.
Hal pertama yang perlu dilakukan, yakni meninggikan gundukan tanah sebelum menanam cabai. Gundukan tanah yang terlalu rendah bisa mengakibatkan tanah menyerap air hujan terlalu banyak, sehingga tanah menjadi becek.
Tanah yang becek bisa meningkatkan risiko infeksi jamur dan bakteri. Selain itu, tanah becek bisa mempercepat pembusukan akar tanaman cabai dan menyebabkan spora dari patogen antraknosa berkembang biak.
2. Rutin mengecek pH tanah
Unsplash/Tanushreerao
Telah disinggung sebelumnya bahwa kondisi tanah yang ideal untuk tanaman cabai, yakni tanah yang lembap dengan pH antara 5,5 sampai 6,5. Tingkat keasaman tanah bisa meningkat apabila terlalu sering menyerap air hujan.
Oleh karena itu, Mama perlu mengecek pH tanah saat melakukan pengolahan tanah. Apabila tanah terlalu becek, sebaiknya tutup tanah dengan plastik agar tidak terkena air hujan.
Sebaliknya, apabila pH tanah terlalu rendah, sebaiknya taburkan kapur dolomit atau kiserit secara merata dan biarkan tanah terkena air hujan.
Editors' Pick
3. Hindari pemberian pupuk nitrogen
Unsplash/Davidrotimi
Memasuki musim hujan, kandungan nitrogen bebas di udara cukup tinggi. Kandungan nitrogen itu bisa membantu pertumbuhan daun dan pucuk batang tanaman cabai. Oleh karena itu, tanaman cabai tidak membutuhkan tambahan pupuk nitrogen seperti ZA dan UREA.
Pemberian pupuk nitrogen tambahan yang berlebihan bisa menyuburkan perkembangan jamur patogen hingga mengakibatkan tanaman cabai mudah busuk.
4. Memanfaatkan perkembangan jamur baik
Unsplash/Chrislawton
Tidak semua jamur membahayakan pertumbuhan tanaman cabai. Mama masih bisa memanfaatkan perkembangan jamur baik seperti Trichoderma, Gliocladium, dan Mikoriza untuk mengendalikan perkembangan jamur patogen yang merugikan tanaman cabai.
Jamur-jamur tersebut bisa membantu proses pengomposan zat organik sebagai pupuk dasar, sehingga mudah diserap oleh akar tanaman cabai. Selain itu, jamur baik juga bisa mencegah serangan berbagai bakteri yang mempercepat pembusukan tanaman cabai.
5. Mengatur jarak tanaman
Unsplash/Tobben63
Apabila menanam lebih dari satu pohon cabai, maka sebaiknya berilah jarak antar tanaman ketika memasuki musim hujan. Berilah jarak sekitar 50 cm antar tanaman agar penyerapan air bisa merata.
Jarak antar tanaman cabai juga diperlukan agar cahaya matahari bisa diserap merata hingga ke bagian akar tanaman. Apabila tanaman cabai mendapat cahaya matahari yang cukup, maka jamur dan bakteri akan mati.
6. Tutup tanah dengan plastik
Unsplash/Phillip_larking
Untuk mencegah penyerapan air hujan yang terlalu banyak, Mama sebaiknya menutup gundukan tanah menggunakan plastik mulsa. Plastik mulsa akan menghalangi tanah menyerap terlalu banyak air hujan dan mengalirkan air hujan ke saluran irigasi yang telah disiapkan.
Tak hanya itu, penggunaan plastik mulsa juga bisa mengurangi air yang diserap oleh akar tanaman cabai, sehingga tidak terjadi pembusukan atau perkembangbiakan jamur.
7. Menyemprotkan kalsium dan kalium
Unsplash/Phillip_larking
Terakhir, Mama perlu menambah daya tahan tanaman cabai terhadap serangan bakteri dan jamur jahat dengan menyemprotkan kalium dan kalsium. Kandungan kalium dan kalsium bisa menyehatkan tanaman sehingga bisa mengurangi risiko infeksi jamur dan bakteri.
Namun, perlu diingat bahwa penggunaan kalium serta kalsium tidak benar-benar membuat tanaman cabai terbebas dari jamur dan bakteri. Mama tetap perlu memperhatikan tingkat keasaman tanah agar tidak ada bakteri dan jamur yang berkembang biak.
Menanam dan merawat tanaman cabai di musim penghujan memang tidak mudah. Mama perlu memantau perkembangan tanaman cabai setiap saat agar tidak ada penyakit, hama, maupun jamur yang menyerang.