Usai melahirkan putri pertamanya yang bernama RR. Ramania Putri Brotoasmoro, dr. Reisa langsung memutuskan untuk tidak sekamar dengan anaknya.
Ia melakukan hal tersebut berdasarkan pertimbangan yang matang dan bertujuan untuk mengamankan bayi pertamanya tersebut.
Tak hanya pada anak pertamanya, ia juga memberlakukan aturan tersebut pada anak keduanya, Satriyo Daniswara Broto Asmoro atau yang biasa dipanggil Yoda.
Meskipun pisah kamar, dr. Reisa dan sang Suami tentu sudah menyiapkan dekorasi dan furnitur yang aman untuk anak-anaknya agar terhindar dari sesuatu yang tidak diinginkan ketika jauh darinya.
Selain aman, dr. Reisa juga sangat memerhatikan kesehatan kamar anak-anaknya, lho.
Nah, kira-kira bagaimana cara dr. Reisa mendekor dan menjaga kebersihan kamar putra dan putri kesayangannya?
Berikut Popmama.com telah merangkum beberapa informasi pentingnya secara eksklusif.
1. Awal mula dekorasi kamar bayi Ania
Popmama.com/Michael Andrew
Saat hamil anak pertama, kebanyakan Mama akan sibuk menghias kamar bayinya seindah mungkin, hal tersebut juga ternyata dialami oleh dr. Reisa saat menunggu kelahiran putri pertamanya.
Saat itu, ia mengatakan bahwa ia ingin sekali dekorasi shabby chic untuk bayinya.
Dekorasi shabby chic sebenarnya dapat menyajikan suasana yang lembut dan feminin. Tidak heran jika penggemar dari gaya dekorasi ini kebanyakan adalah perempuan.
"Waktu dia baru lahir, konsep kamarnya itu shabby chic. Nggak tahu kenapa waktu hamil itu suka banget lihat barang-barang shabby chic sampai dikumpulin satu-satu. Bahkan sampai beli wallpapper-nya yang khusus shabby chic dengan motif tertentu, akhirnya ketemu setelah muter satu Jakarta," kenang dr. Reisa saat diwawancarai oleh tim Popmama.com di kediamannya.
Dok. Popmama.com
"Namun semakin anaknya besar, dia juga sudah mulai berkreasi, sudah mulai tempel dimana-mana, ya sudah mulai berkurang lah konsep awalnya. Sekarang yang pasti kamar Ania jadi kamar yang lebih sehat, cahayanya cukup, sirkulasinya bagus, terang, nyaman untuk anaknya, gitu aja deh," imbuhnya.
Tak hanya itu, dr. Reisa juga mengatakan bahwa kini putri kecilnya tersebut sudah bisa menentukan konsep dan dekorasi kamarnya sendiri.
Dok. Popmama.com
"Iya sekarang dia sudah bisa minta untuk dipasang sticker map biar dia bisa belajar tentang dunia, dia juga minta untuk dipasang boneka-boneka di kamar," ungkapnya.
"Dia juga punya tempat sendiri buat main, di playmate khususnya ada banyak jenis mainan, ada masak-masakan, bisa nyanyi-nyanyian juga," tambahnya lagi.
2. Tips membuat kamar anak tetap bersih dan sehat
Dok. Popmama.com
Usia 3-5 tahun merupakan usia-usia anak yang sedang sangat aktif.
Begitupun dengan Ania yang kini sudah menginjak usia 4 tahun. Hal tersebut sangat disadari oleh dr. Reisa, maka dari itu ia pun tak boleh lengah untuk menjaga kesehatan dan kebersihan kamar anaknya.
Mantan Puteri Indonesia ini bahkan memiliki kriteria khusus saat membangun kamar anak.
"Kalau mau bikin kamar anak itu yang pasti harus punya jendela yang besar dan menghadap keluar, kalau bisa sih jendelanya menghadap ke taman supaya sirkulasi udaranya enak pas dibuka. Selain untuk sirkulasi, jendela besar juga bisa menghemat energi, jadi nggak usah pakai lampu aja sudah terang," jelasnya.
Selain dibangun dengan tata ruang yang tepat agar sirkulasi udara lancar, ia juga menambahkan teknologi lain di kamar sang Anak.
"Selain keluar masuknya udara dari jendela, saya juga pasang air purifier untuk menjaga sirkulasinya," ujar perempuan 33 tahun tersebut.
Tak hanya memerhatikan sirkulasi udara, ia juga sangat concern terhadap debu di kamar yang dapat membahayakan anak.
"Untuk membasmi debu dan bakteri di kamar anak, saya sampai beli vakum anti tungau sendiri supaya saya bisa tiap hari bersihin kamar anak pakai vakum itu. Karena saya juga tipe orang yang gampang bersin-bersin kalau sama debu," jelasnya lagi.
Disamping menjaga kesehatan kamar anak, ternyata dr. Reisa juga merupakan Mama yang sangat perhatian terhadap kebersihan mainan anak-anaknya.
"Mainan Ania dilap setiap seminggu sekali dan dilapnya pun dengan cairan antiseptik. Nah, kalau Yoda, mainannya itu masih harus disterilin. Jadi mainan yang bisa basah saya kasih cairan anti septik, yang nggak bisa basah paling saya semprot pakai cairan antiseptik atau saya masukin ke strilan UV, jadi yang masuk mulut udah aman," ungkap sang Dokter.
3. dr. Reisa bagikan tips mendekor kamar anak agar aman
Popmama.com/Michael Andrew
Inilah yang paling unik, saat melahirkan anak pertamanya, dr. Reisa memilih untuk langsung pisah kamar dengan Ania.
Bukan apa-apa, ia hanya tidak ingin anaknya mengalami SIDS jika harus tidur berdampingan dengan dirinya.
"Dari lahir Ania sudah bisa tidur sendiri, jadi kalau malam dia belum tidur masih suka saya temenin tapi kalau dia sudah tidur saya tinggal. Awalnya tuh karena saya takut, saya tuh takut banget SIDS, karena kan kalau kita tidur kan kita nggak pernah nyadar ya kalau kita gerakannya seperti apa," jelas istri Pangeran Solo tersebut.
Sudden Infant Death Syndrom (SIDS) adalah kematian mendadak pada bayi sehat berusia di bawah 1 tahun tanpa ada gejala apapun sebelumnya.
SIDS sering kali disebut sebagai crib death (kematian ranjang bayi) dan menyerang 1 dari 100.000 bayi terutama usia 2-4 bulan.
Hingga saat ini, penyebabnya belum diketahui.
Ada yang menduga kematian ini disebabkan oleh kemampuan otak dalam mengontrol pernafasan, sehingga ketika pernafasan terganggu karena selimut menutup hidung atau mulut bayi, bayi tersebut terkena SIDS.
Kematian ini umumnya terjadi ketika bayi sedang tidur.
Mengetahui bahwa kasus tersebut seringkali ia temui pada beberapa pasiennya, maka ia pun merasa was-was jika hal tersebut juga terjadi pada anak-anaknya.
Semenjak itu, dr. Reisa pun memutuskan untuk pisah kamar dengan sang Anak.
"Tapi akhirnya efeknya anak pun jadi lebih mandiri, sampai sekarang itu dia berani tidur di kamar sendiri," ungkapnya.
Ketika ditanyakan mengenai keamanan tempat tidur bayi, dr. Reisa pun dengan percaya diri mengatakan bahwa ia sudah sangat amat memikirkan keamanan bayinya ketika harus berpisah kamar dengannya.
"Tempat tidur bayinya juga sudah dirancang biar aman, agar kalau pun jatuh dia masih jatuh di playmate dan jaraknya pun pendek," ujar dr. Reisa.
"Jadi kalau milih box bayi itu milih yang kualitasnya bagus, yang kayunya nggak gampang mengelupas, bahan catnya juga yang aman dan non-toxic, terus furniturnya juga nggak yang tajam," ungkapnya lagi.
"Sedangkan untuk playmate memang harus dicari sesuai dengan umur anaknya, playmate Ania sama Yoda aja beda. Kalau playmate buat bayi itu lebih tebal, bahan plastiknya juga nggak akan rusak walaupun kena panas atau digigit-gigit. Kalau playmate Ania itu paling dipilih yang bisa gampang dibersihkan karena sekarang dia udah besar dan mulai corat-coret," tambahnya.
Nah, itulah beberapa informasi penting mengenai dekorasi kamar anak yang aman dan sehat ala dr. Reisa.
Semoga tips dari dr. Reisa dapat menginspirasi dan bermanfaat bagi Mama-mama semua!
#Millennial MamaoftheMonthEdisiApril2019 – dr. ReisaBrotoAsmoro Production - Popmama.com EditorinChief - Sandra Ratnasari Fashion & BeautyEditor - Onic Metheany Asst. FashionStylist – Sarrah Ulfah Reporter – Sarrah Ulfah, FX Dimas Prasetyo SocialMedia - Sekar Retno Ayu Photographer - Michael Andrew Videographer - Bima Bintoro ArtDesigner – Rezty Vernita Sari Makeup & HairDo – Linda Kusumadewi Allwadrobeby: Parang Kencana & Hagabel (batik kembar) Allaccessories House of Jealouxy & LaKomple