Roti Anti Bantat, 9 Hal yang Harus Diperhatikan agar Ragi Tidak Mati
Ternyata ragi cukup sensitif sehingga membutuhkan kehati-hatian
29 Agustus 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Selama masa pandemi ini banyak orang yang mulai mengeksplorasi kemampuan dirinya dalam membuat berbagai macam makanan.
Jadi, tidak heran kalau beberapa waktu terakhir ini banyak makanan-makanan baru yang viral di media sosial.
Menariknya, walaupun tidak selalu sukses saat bereksperimen di dapur, mencoba membuat makanan baru tetap menjadi hal yang menimbulkan kepuasan tersendiri.
Jika berbicara tentang eksperimen yang gagal, banyak mengalami kegagalan saat membuat roti. Entah hasil rotinya yang bantat atau tidak lembut seperti roti pada umumnya.
Ada alasan mengapa roti menjadi bantat dan tekstur yang tidak seperti yang diharapkan. Kuncinya adalah di teknik bagaimana mempertahankan ragi tetap hidup.
Popmama.com akan jabarkan beberapa hal yang harus diperhatikan agar ragi tidak mati.
1. Pastikan ragi masih aktif sebelum digunakan
Sebelum membuat roti, hal yang pertama harus dilakukan adalah memastikan ragi tidak mati.
Cara memastikannya adalah dengan melarutkan ragi ke dalam air selama beberapa saat.
Tanda ragi masih aktif adalah munculnya gelembung-gelembung udara.
2. Gunakan air es untuk menjaga adonan tidak terlalu panas
Jika ragi yang akan digunakan maka hal lain yang harus diperhatikan adalah menjaga suhu adonan agar ragi tidak mati.
Sebab, ragi cukup sensitif terhadap suhu yang terlalu panas.
Cara agar ragi tidak mati bisa dengan menggunakan air es untuk menjaga adonan diuleni.
3. Jangan menguleni adonan terlalu lama
Saat menguleni adonan roti jangan dilakukan terlalu lama. Sebab, proses pengulenan atau pengadukkan yang terlalu lama akan menghasilkan panas.
Untuk itu, jika adonan dirasa sudah tidak lengket dan saat ditarik bisa terbentuk lapisan tipis yang transparan maka proses pengulenan sudah cukup.
Agar ragi tidak mati, tahap pengulenan bisa dilakukan sekitar 30 menit untuk 1 kilogram roti.
Editors' Pick
4. Jangan satukan garam ke dalam adonan terlalu lama
Hal lain yang perlu diperhatikan agar ragi tidak mati adalah waktu penambahan garam.
Jangan campurkan garam bersamaan dengan ragi atau di awal proses pengulenan adonan.
Sebab, garam bisa membuat ragi mati atau menghambat proses ragi mengembangkan adonan.
Waktu yang tepat untuk menambahkan garam adalah saat ¾ adonan diuleni.
5. Kurangi takaran mentega, telur, dan susu dari resep
Jika sudah terbiasa memodifikasi resep maka bisa kurangi jumlah takaran mentega, telur, dan susu dari resep.
Hal ini dikarenakan bahan-bahan tersebut membuat kerja ragi untuk mengembangkan adonan menjadi lambat.
Apabila memungkinkan, ganti mentega dengan margarin atau sumber lemak nabati lainnya. Atau mengganti susu cair dengan susu bubuk.
6. Hati-hati over proofing karena membiarkan mengembang terlalu lama
Tahapan dalam proses membuat roti yang juga harus diperhatikan adalah waktu proofing.
Proofing adalah proses untuk memberikan kesempatan ragi untuk melakukan fermentasi dengan cara mengistirahatkannya.
Untuk menjaga agar ragi tidak mati, pastikan jangan sampai terjadi over proofing. Sehingga harus dipastikan kalau waktu proofing sesuai dengan yang sudah tertulis dalam resep.
7. Penting menjaga suhu pada saat proofing adonan
Hal lainnya agar ragi tidak mati adalah suhu pada saat proses proofing.
Ragi memang cukup sensitif terhadap suhu. Ia membutuhkan hangat yang cukup tapi tidak bisa jika terlalu hangat.
Proses proofing bisa dilakukan di suhu ruang atau dimasukkan ke dalam chiller sesuai dengan petunjuk resep.
8. Tambahkan bread improver untuk menguatkan ragi
Selanjutnya, untuk memastikan agar ragi tidak mati maka bisa menggunakan bread improver.
Bread improver berfungsi untuk menguatkan kandungan gluten pada gandum atau terigu yang akhirnya mempercepat proses fermentasi.
Sehingga, roti akan menjadi lebih mengembang dan bervolume.
9. Menggunakan mesin bread maker akan mempermudah proses
Jika proses di atas dirasa merepotkan atau sangat berisiko gagalnya, maka solusinya adalah dengan menggunakan mesin bread maker.
Mesin ini akan melakukan proses otomatis untuk mengatur waktu proofing dan menjaga suhu adonan.
Walaupun banyak hal yang harus diperhatikan agar ragi tidak mati, tapi seluruh proses tersebut akan membuahkan hasil yang setimpal dengan usaha yang telah dilakukan.
Jika sudah terbiasa membuat roti, akan dengan sendirinya tahu berapa lama waktu proofing yang dibutuhkan, suhu yang tepat untuk ragi berfermentasi, dan sebagainya.
Baca juga:
- Perbedaan Baking Soda dan Baking Powder untuk Adonan Mengembang
- Mengenal Tepung Gluten Free, Apakah Lebih Sehat?
- Produk Turunan Sorghum yang Bermanfaat untuk Kesehatan