Persiapkan Hewan Peliharaan Mama Sebelum Kelahiran Bayi
Persiapkan hewan peliharaan supaya Mama tidak khawatir setelah membawa bayi pulang ke rumah
18 April 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Untuk Mama yang sedang hamil dan memiliki hewan peliharan di rumah, seperti anjing atau kucing, pasti berpikir bagaimana situasi setelah bayi lahir.
Kebanyakan orang sudah memiliki ikatan emosional dengan hewan peliharaan, anggap saja seperti anak dan orangtua.
Setelah bayi hadir, hewan peliharaan bisa merasa perhatian untuknya terbagi atau bisa saja melakukan hal yang tidak diinginkan.
Supaya terhindar dari hal itu, Mama dan Papa bisa pelan-pelan mengajarkan aturan baru sebelum kelahiran bayi.
Oleh karena itu, sebaiknya Mama persiapkan hewan peliharaan sebelum kelahiran bayi.
Bagaimana caranya? Simak rangkuman Popmama.com berikut ini.
1. Lakukan perubahan rutinitas perlahan
Mama pasti tahu bahwa setelah ada bayi waktu bersama hewan peliharaan akan berkurang.
Ahli kedokteran hewan, Nancy Peterson, manajer program kucing Humane Society of the United States, Washington D.C. mengatakan bahwa jika semua hal berubah secara tiba-tiba bisa membuat hewan peliharaan stres. Lakukan perubahan rutinitas secara bertahap.
Sesuaikan kegiatan dengan kondisi kehamilan, misalnya kegiatan lari sore menjadi jalan-jalan sore bersama sambil membawa kereta dorong bayi. Bawa boneka bayi agar hewan peliharaan berpikir tidak hanya jalan berdua Mama saja.
Jika Mama ingin berganti peran dengan Papa lakukan pula bertahap. Ajak Papa ikut aktivitas bersama hewan peliharaan baru, setelah itu undur diri perlahan.
2. Terapkan aturan perilaku baru
Apabila Mama tidak ingin hewan peliharaan melompat ketika nanti sedang menggendong bayi.
Untuk anjing, mulailah mengajarinya untuk duduk atau menjaga keempat kakinya di lantai. Hargai jika hewan tersebut menurut dengan memberi kudapan atau mengelusnya.
Untuk kucing, ketika melompat ke pangkuan, Mama bisa mengangkatnya lalu menaruh di lantai. Latih kucing supaya melompat hanya ketika diminta.
Hal lainnya adalah soal tidur. Jika hewan peliharaan terbiasa tidur di tempat tidur atau kamar Mama perlahan pindahkan ke ruangan lain.
Editors' Pick
3. Beri pembatas untuk kamar tidur bayi
Biarkan hewan peliharaan terbiasa dengan kamar bayi saat Mama masih hamil, jika berencana untuk mengizinkannya masuk. Supaya hewan peliharaan tidak melompat ke boks bayi, gunakan jaring untuk menutupinya.
Namun, jika Mama benar-benar tidak mengizinkan hewan peliharaan masuk, pasang pagar pengaman bayi atau pintu kasa. Mereka masih bisa melihat dan mendengar apa yang terjadi di dalam kamar sehingga tidak terlalu merasa terisolasi.
Beri waktu untuk hewan peliharaan menyesuaikan diri dengan pagar pengaman atau pintu kasa. Itu akan membuatnya terbiasa terpisah dengan Mama tanpa harus berada di garasi atau di luar rumah.
4. Perkenalkan suara bayi dan suara tangisan bayi
Penting untuk mengenalkan tentang bayi kepada hewan peliharaan sebelum mereka bertemu. Mama bisa memperdengarkan rekaman suara bayi atau tangisan bayi supaya hewan peliharaan terbiasa dengan suara itu. Mungkin pertama mendengarnya akan kaget.
Jika hewan peliharaan Mama kesal dengan kebisingan tidak apa-apa. Mama bisa memulai lagi, tetapi diawali dengan permainan favorit bersama sebelum menyalakan rekaman. Dengan begitu, hewan peliharaan akan kaitkan bersenang-senang dengan tangisan bayi.
5. Perkenalkan aroma tubuh bayi
Kucing dan anjing berkomunikasi dengan aroma. Mereka mengidentifikasi orang-orang yang baunya mirip mereka sebagai teman.
Pakailah bedak bayi atau lotion bayi pada tangan Mama beberapa minggu sebelum persalinan.
Dengan begitu, hewan peliharaan mengingat bau tersebut dengan seseorang yang sudah dikenal dan dicintainya.
Setelah persalinan, salah satu keluarga bisa membawa pulang selimut bayi lebih dulu supaya hewan peliharaan dapat mengendusnya sebagai pengenalan lanjutan.
6. Setelah bayi lahir selalu awasi hewan peliharaan
Ingat, jangan pernah meninggalkan hewan peliharaan dan bayi Mama sendirian.
Tidak peduli seberapa besar kepercayaan Mama terhadap hewan peliharaan. Usahakan anak-anak di bawah usia tujuh tahun tidak dibiarkan tanpa pengawasan dengan hewan peliharaan.
Kemudian, teruslah memantau perilaku hewan peliharaan saat bayi Mama tumbuh dan terapkan perubahan perilaku atau kegiatan rutin seperlunya. Penting juga meminta saran dari dokter hewan atau ahli perilaku hewan.
Itu dibutuhkan untuk menentukan sifat agresi (penyerangan) dan perawatan terbaik hewan peliharaan.
Anjing dengan riwayat agresi harus terus diikat dan diberangus ketika di dekat anak-anak. Begitu pun kucing yang agresif harus selalu dijauhkan dari anak-anak.
Nantinya, setelah bayi Mama tumbuh ajarkan juga untuk menghargai hewan peliharaan supaya mereka bisa bermain bersama tanpa saling menyakiti.
Baca juga:
- Pelihara Hewan Unik Ini di Rumah untuk Hilangkan Kebosanan
- Hewan Peliharaan Menularkan Corona? Cek Faktanya di Sini
- 5 Tempat Wisata Anak di Bali, Pas untuk Belajar Jenis-Jenis Hewan