Dalam ajaran agama Islan, pernikahan adalah salah satu jalan untuk berbagi kasih sayang serta menyempurnakan ibadah kepada Allah SWT. Sebagai seorang perempuan, status istri yang akan disandang ketika ijab kabul disahkan.
Salah satu kewajiban istri yang harus dilaksanakan yaitu melayani suami. Melayani tersebut mencakup semua aspek, mulai dari menyiapkan kebutuhan suami, menjalankan perintahnya, hingga pada urusan saling kasih sayang.
Istri yang salihah ialah yang patuh pada suami. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur'an, suami adalah pintu surga bagi istri yang taat, asalkan tak dalam hal kemaksiatan.
Namun, suami juga bisa menjadi pintu neraka bagi istri yang membangkang kepadanya. Wajib diketahui bahwa suami adalah sosok yang paling mulia bagi istri dalam rumah tangga, jadi harus dihargai.
Untuk memahami lebih dalam pemahaman mengenai peran istri dan suami dalam rumah tangga. Nah, kali ini Popmama.com telah merangkum kumpulan hadis tentang kewajiban istri melayani suami dalam Islam.
Yuk Ma, disimak baik-baik, ya!
1. Derajat kemuliaan suami dalam pernikahan
Pexels/Monstera
Seperti yang kita ketahui, tak ada satu hal pun yang mampu menandingi kemuliaan suami di mata istri. Meskipun ia adalah pihak dari keluarga istri. Ketika perempuan tersebut telah dipinang, maka suami adalah yang utama.
Hal ini diterangkan dalam hadis dari HR. Imam Ahmad dan Nasa'i bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:
Dari Hushain bin Muhshan, bahwa sang bibi bercerita kepadanya, "Saya datang kepada Rasulullah karena satu keperluan, Kemudian Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bertanya, "Siapakah Anda, apakah Anda memiliki suami?" Saya menjawab, "Benar." Nabi berkata, “Bagaimana Anda melayaninya?" Saya menjawab, "Saya melayaninya dan patuh kepadanya kecuali di saat saya capek." Nabi berkata, "Lihatlah, bagaimana kepatuhanmu kepadanya. Sesungguhnya dia adalah surgamu dan nerakamu." (HR. Imam Ahmad dan Nasa’i)
Tak hanya itu, derajat suami yang lebih tinggi juga disampaikan oleh Rasulullah SAW. Sebagai bentuk pengagungan kepada Allah SWT, istri diperintahkan untuk sujud kepada suaminya.
Hal ini diterangkan dalam hadis dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah bersabda: "Tidak diperbolehkan seseorang untuk bersujud kepada orang lain. Jika seseorang diperbolehkan sujud kepada orang lain, maka saya akan memerintahkan istri untuk sujud kepada suaminya. Hal ini sebagai bentuk pengagungan Allah atas hak suami." (HR. Ibnu Hayyan)
Hadis tersebut menegaskan betapa besarnya nilai ketaatan seorang istri. Sebab, keutamaan istri melayani suami adalah hal yang mutlak, karena ia telah diserahkan oleh orangtuanya kepada laki-laki tersebut.
2. Pintu surga istri berada pada kehendak suami
Pexels/Monstera
Ketaatan seorang istri terlihat dari sikapnya saat melayani suami. Apabila ia menjalankan hal tersebut dengan tulus, ikhlas, dan niat karena Allah SWT, maka pintu surga akan terbuka lebar untuknya.
Seorang suami akan senantiasa memberikan jalan kepada istrinya yang salihah, menuju surga Allah SWT dari pintu mana saja.
Hal ini diterangkan dalam hadis dari Hasan Shahih bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:
Dan seorang istri yang taat pada suaminya, niscaya ia akan masuk surga dari pintu mana saja yang dikehendakinya.” (Hadit Hasan Shahih no.1296)
Dalam hadis dari HR. Ahmad hubungan suami dan istri juga perlu diperhatikan untuk menjamin wujud kehidupan istri di akhirat nanti.
Perhatikan bagaimana hubunganmu dengannya karena suami merupakan surgamu dan nerakamu.” (HR Ahmad)
Ciri-ciri perempuan penghuni surga adalah dia yang memiliki rasa kasih sayang terhadap suami, hal tersebut diwujudkan dengan melayani secara sungguh-sungguh, Sebab istri hanya bisa mengharap rida dari suaminya.
Hal ini diterangkan dalam hadis dari Mu;jamul Ausath bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:
Wanita yang menjadi penghuni surga ialah yang penuh kasih sayang, banyak kembali kepada suaminya yang apabila suaminya marah ia mendatanginya dan meletakkan tangannya di atas tangan suaminya dan berkata : aku tidak dapat tidur nyenyak hingga engkau rida.” (Mu’jamul Ausath no.5644)
Walaupun dalam semasa hidupnya sang istri taat dalam beribadah, tetapi ia pernah tak melayani suaminya. Maka Allah SWT tidak akan menerima ibadahnya sebagai amal salih.
Hal ini diterangkan dalam hadis dari HR. Tirmidzi bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:
Ada tiga orang yang Allah tidak tenerima ibadahnya sebagai amal shaleh. Pertama, budak yang kabur hingga dia kembali kepada tuannya. Kedua, istri yang menolak ajakan suami hingga suaminya marah. Ketiga, pemimpin kaum, namun mereka membenci pemimpinnya ini (karena ketidak adilannya atau kedzalimannya)." (HR. Tirmidzi)
Bahkan ketika istri membuat suaminya marah, maka amalannya pun tidak akan diterima oleh Allah SWT sampai perempuan tersebut mendapatkan maaf dari sang suami.
Hal ini ditegaskan dalam hadis dari HR. Muslim bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:
Allah tidak menerima shalat istri yang dimurkai oleh suami hingga suaminya memafkannya.” (HR Muslim)
Editors' Pick
3. Menolak melayani suami untuk bersetubuh adalah dosa
Pexels/Edmond Dantès
Salah satu keutamaan istri melayani suami, yakni menciptakan kehidupan seksual yang membahagiakan.
Dalam Islam, manfaat dan tujuan pernikahan salah satunya untuk memenuhi kebutuhan serta tuntutan naluri manusia serta memperoleh keturunan. Maka, seorang istri yang menolak suaminya untuk bersetubuh hukumnya dosa.
Hal ini diterangkan dalam hadis dari HR. Bukhari dan Muslim bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:
Apabila seorang laki-laki mengajak istrinya ke ranjang, lalu sang istri tidak mendatanginya hingga suaminya bermalam dalam keadaan marah padanya, maka malaikat melaknatnya hingga pagi tiba.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Tak hanya itu, ganjaran yang akan istri dapatkan ketika dirinya tak sungguh-sungguh melayani suami, salah satunya bersetubuh ialah laknat dari Allah SWT dan seluruh alam.
Hal ini diterangkan dalam hadis dari HR. Bukhari dan Muslim bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:
Siapa saja di kalangan istri yang tidak berbakti dalam melayani suaminya, maka ia mendapat laknat dari Allah dan malaikat serta semua manusia.” (HR Muslim)
Namun, sebagai istri peran dan tanggung jawabnya dalam rumah tangga tidak hanya melayani suami saja. Ia juga harus mengurus anak-anak serta memenuhi kebutuhan keluarga yang lainnya.
Dalam kondisi ini, terdapat hadis dari Thalqu bin Ali yang mengatakan Rasulullah SAW pernah bersabda:
Apabila seorang suami mengajak istrinya untuk menyalurkan hajatnya (kebutuhan biologisnya), maka hendaklah ia mendatangi suaminya, meskipun dia sedang berada ditungku perapian(dapur).” (HR. At-Tirmidzi)
Berdasarkan hadis tersebut, kita dapat memahami bahwasanya seorang istri benar-benar dilarang untuk melayani suami meskipun ia sedang berada dalam keadaan apapun. Kecuali, istri sedang dalam kondisi yang tidak memungkinkan yaitu, haid.
Ada juga riwayat serupa dalam hadis dari HR. Ahmad dan Ibnu Majah yaitu:
Demi Dzat yang menggenggam jiwa Muhammad, bahwa seorang istri belum melaksanakan hak-hak Tuhannya sebelum dia menjalankan semua hak suaminya. Hingga, jika suami minta kepadanya untuk melakukan hubungan seksual sedangkan dia berada di atas punggung unta (sedang bepergian), maka dia tidak boleh menolaknya." (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
4. Rida suami adalah rida Allah SWT
Pexels/August de Richelieu
Allah SWT dalam pernikahan telah memberikan hak yang lebih untuk seorang suami. Kondisi ini dikarenakan suamilah yang nantinya akan bertanggungjawab penuh atas nasib keluarga, termasuk istrinya di akhirat.
Itulah mengapa pelayanan menjadi hak yang harus suami dapatkan. Bahkan, hal tersebut adalah yang paling utama dari segala bentuk amalan istri, serta menjadi jalan untuk mendapatkan rida Allah SWT.
Hal ini diterangkan dalam hadis dari Al Mawaarid bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:
Seorang wanita tidak akan bisa menunaikan hak Allah sebelum ia menunaikan hak suaminya,” (Al Mawaarid no. 1290).
Akan menjadi sia-sia ketika seorang perempuan melakukan segala kewajibannya sebagai muslim semasa hidup, tetapi ia tak memenuhi hak sang suami.
Tak hanya itu dalam hadis dari Majum 'Al Fatawa mengenai hak suami Rasulullah pernah bersabda:
Tidak ada hak yang lebih wajib untuk ditunaikan seorang wanita setelah hak Allah daripada hak suami.” (Majmu ‘Al Fatawa)
Istri yang senantiasa melayani dalam hal dan kondisi apa pun, hingga suaminya merasa terpenuhi dan tenang, ia akan mendapatkan rida Allah SWT hingga akhir hayat. Hal ini disebabkan oleh segala urusan yang dilakukannya memiliki pahala lebih, serta menjadi balasan atas ketaatan dan keikhlasan saat melayani suami.
Penjelasan ini diterangkan dalam hadis dari HR. Tirmidzi bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:
Istri yang meninggal dunia dan suaminya ridho terhadapnya maka ia masuk surga.” (HR Tirmidzi)
5. Melayani suami adalah bentuk dari jihad kepada Allah SWT
Pexels/Mikhail Nilov
Sebagai umat Islam, berperang demi memperjuangkan kebaikan adalah salah satu cara untuk mendapatkan pahala jihad dari Allah SWT. Namun, untuk seorang istri, ia tak perlu ikut berperang untuk mendapatkan hal tersebut.
Cukup dengan melayani suami dengan sungguh-sungguh dan senantiasa memberikan kebahagiaan pada suami. Maka Allah SWT akan memberikan dirinya pahala seperti pahala jihad.
Hal ini diterangkan dalam hadis dari HR.Muslim bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:
Seorang suami yang pulang ke rumah dalam keadaan gelisah dan tidak tentram, kemudian sang istri menghiburnya, maka ia akan mendapatkan setengah dari pahala jihad.” (HR Muslim)
6. Perempuan terbaik ialah yang memberikan pelayanan pada suaminya
Pexels/Pavel Danilyuk
Dalam sebuah hadis diterangkan bahwa perempuan baik yang disebut Rasulullah SAW adalah ia yang memberikan pelayanan pada suaminya sebaik mungkin. Perempuan tersebut akan menjadi contoh teladan umat yang salihah dan sosok terbaik di mata Allah SWT, Rasulnya dan suami.
Hal ini diterangkan dalam hadis dari HR.Ahmad bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:
Wanita terbaik yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelesihi sesuai pada diri dan hartanya. Serta melayani suami sebaik mungkin dan menjauhkan suami dari benci.” (HR Ahmad)
Melayani dengan penuh ketulusan merupakan salah satu bentuk dari ketaat istri kepada suami. Maka, sebaik-baiknya istri adalah ia yang taat dengan suaminya.
Hal ini diterangkan dalam hadis dari HR. Al-Hakim bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:
Sebaik-baik istri adalah yang apabila kamu pandangi menyenangkan hatimu. Bila kamu perintah, dia menaatimu. Bila kamu sedang tidak ada, dia menjaga dirinya untukmu dan juga menjaga hartamu," (HR. Al-Hakim).
Sebagai umat Muslim yang baik, kita harus senantiasa mengingat bahwa istri yang melayani suami, sama halnya seperti melakukan ketaatan kepada Allah SWT. Alangkah baiknya, penuhilah tanggung jawab dan kewajibanmu sebagai istri selagi mampu.
Nah Ma, itulah kumpulan hadis tentang kewajiban istri melayani suami dalam Islam. Menerima perintah atau ajakan suami merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warrahmah, lho.