6 Fakta dan Sinopsis How to Have Sex tentang Edukasi Seks
Dapat pelecehan seksual dengan orang yang baru dikenal
11 Januari 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sutradara asal Inggris Molly Manning Walker, berhasil membuat film drama yang sedang populer di kalangan anak muda. Hadir dengan judul How to Have Sex, film tersebut menceritakan tiga perempuan yang sedang pergi berlibur kota Kreta, Yunani untuk berpesta merayakan akhir dari GCSE mereka.
Perempuan 30 tahun itu sudah berlatih sekian lama untuk menjadi sinematografi, penulis, hingga berkesempatan melakukan sutradara debutnya. Saat sudah mendapatkan kesempatan tersebut, dirinya percaya kepada Mia McKenna-Bruce untuk tampil sebagai pemeran utama.
Mia McKenna-Bruce aktris kelahiran Inggris yang sempat menjadi bintang film Persuasion (2022) dan Get Even (2020), dipercaya memerankan Tara. Sosok perempuan yang masih perawan dan mendapati dirinya berada di wilayah yang belum banyak diketahui masyarakat.
Disitulah Tara dapat banyak pelajaran baik untuk dirinya hingga pandangannya terhadap lelaki. Bagi mama yang penasaran dengan filmnya, berikut Popmama.com sudah menyiapkan beberapa fakta dan sinopsis How to Have Sex tentang edukasi seks.
Disimak sampai habis ya, Ma!
1. Merupakan film yang terinspirasi dari kisah nyata Molly Manning
Dikutip dari laman BBC, Molly Manning selaku sutradara mendapat ide untuk menggarap film How to Have Sex dari pengalaman pribadinya sewaktu remaja. Kala itu, dia melihat seorang lelaki yang sedang diberikan seks oral di atas panggung sebuah bar.
Untuk mewujudkan keinginannya menggarap film tentang kehidupan seks para remaja, Molly melakukan interview tentang berhubungan intim ke beberapa remaja berusia 16 tahun. Hasil interview yang didapatkan oleh Molly pun cukup liar.
“Saya mulai menulis dari sana (pengalaman masa remajanya). Kami menghabiskan waktu di Malia untuk melakukan penelitian,” jelas Molly.
“Lalu kami mengadakan beberapa lokakarya, di mana kami berbicara dengan anak-anak berusia 16 tahun dengan konsep persetujuan mereka, dan hasilnya cukup liar,” tambahnya.
2. Film yang memadukan antara kesenangan dan ketakutan serta kegembiraan dan keputusasaan
Molly juga menjelaskan bahwa film How to Have Sex memiliki beberapa perubahan sinema yang kuat. Dengan adanya peralihan antara adegan terang dan gelap, kesenangan menjadi ketakutan hingga kegembiraan jadi keputusasaan.
Nantinya penonton akan menyaksikan langsung, banyak adegan yang awalnya tidak memiliki konflik tiba-tiba berubah menjadi scene yang menegangkan.
“Kami merancang film ini dalam dua bagian. Paruh pertama dimaksudkan seperti liburan anak perempuan yang menyenangkan, pelarian, ringan, dan lapang,” ucap Molly.
“Dan kemudian ada babak kedua. Gaya kamera berubah, segalanya menjadi kotor atau lebih. Intensitas pertunjukan pun keluar, semua orang merasakannya. Dan intensitas ini terus berlanjut di sepanjang film,” terang Molly
Editors' Pick
3. Mia McKenna-Bruce merasa tertantang dalam memerankan Tara
Mia McKenna-Bruce selaku pemeran utama juga menjelaskan bahwa kompleksitas dalam memerankan Tara, menjadi tantangan yang dia sukai. Meski banyak berisikan adegan panas namun Mia merasa tidak khawatir karena dirinya dibina oleh tim yang profesional.
“Ini 100% tergantung pada Molly dan para pemain yang lain. Kami semua terhubung pada level yang sangat, sangat dalam. Lokasi syutingnya sendiri sangat mendukung. Jadi sangat aman sejak awal,” pangkas Mia McKenna kepada awak media.
4. Adegan pembukanya tidak spesial, tapi mampu menerawang kepribadian para protagonisnya
Dalam adegan pembuka film How to Have Sex, Walker membuka filmnya dengan adegan tiga remaja berlogat Inggris yang sedang berada di taksi menuju hotel mereka di Malia, Yunani.
Pada sepertiga awal film, Walker fokus pada interaksi ketiga gadis itu tanpa menambah karakter baru. dia dengan saksama memperkenalkan perbedaan sifat ketiganya dengan tetap menjadikan Tara sebagai titik berat.
Tak hanya paling mungil secara fisik, Tara juga yang paling tak berpengalaman soal seks dan hubungan asmara di antara semuanya
5. Konflik mulai muncul saat bertemu dengan anak muda dari kamar lain
Tensi mulai terbentuk kala Tara dan kawan-kawannya bertemu sekelompok anak muda lain yang tinggal di kamar sebelah, Badger, Paddy, dan Paige. Bendera merah mulai tampak dan mengubah dinamika cerita.
Bukan dari tiga kenalan baru mereka, justru itu datang dari internal pertemanan Tara sendiri. Pada fase ini, Walker mulai menyenggol isu pertemanan toksik dan seksisme internal, yakni sikap misogini yang ditunjukkan perempuan dan menyasar sesama perempuan sendiri.
Peer-pressure juga nyata adanya pada fase ini. Anak-anak muda yang butuh persetujuan sangat mudah terjebak untuk mengambil keputusan berdasar rekomendasi teman sebaya.
Selayaknya anak muda, keputusan itu mereka lakukan hanya untuk menciptakan impresi yang bagus terhadap rekan seumuran. Terkadang atau bahkan seringkali itu dilakukan tanpa memprioritaskan kenyamanan diri sendiri.
6. Pesan utamanya, ancaman bisa datang dari orang terdekat
Penonton mungkin mengira Tara akan jatuh ke perangkap orang asing yang memanfaatkannya. Namun, Walker kembali dengan fakta bahwa justru orang-orang yang Tara kira kenal yang justru membuatnya tidak nyaman selama liburan.
Sebagian tak sadar dan menganggap Tara menikmati waktu dan pengalamannya. Di sisi lain, ada beberapa yang curiga, tetapi memilih untuk tidak mengatakan apa yang mereka pikirkan.
Ini membuat How To Have Sex jadi film yang bisa mewakili beberapa pihak. Tidak hanya korban pelecehan seksual, tetapi juga orang-orang yang terjebak dalam hubungan toxic dan belum menemukan suaranya.
Lewat karakter Tara, kita bisa melihat bagaimana sebagian orang butuh waktu untuk memproses hal buruk yang terjadi padanya, apalagi mengakui, meminta pertolongan, dan mengobati luka itu.
Sinopsis How to Have Sex
Tiga perempuan remaja dari Negeri Britania yang sedang pergi berlibur ke Kota Kreta, Yunani. Layaknya anak muda yang lain, mereka berpesta, minum alkohol, dan mencari lawan jenis untuk diajak bersenang-senang. Dalam bayangan mereka, ini seharusnya menjadi libur musim panas terbaik dalam hidup.
Namun, walaupun memang sempat merayakan liburan masa muda dengan kegembiraan, dan jauh dari tanggung jawab kehidupan pribadi. Terdapat sisi gelap dari cerita penemuan jati diri dari ketiga perempuan tersebut, di mana menemukan pelajaran dari berhubungan seks dengan persetujuan.
Film ini cocok ditonton sebagai pedoman dalam bergaul, terutama untuk anak-anak muda yang masih butuh penerimaan eksternal. Jadi itulah tadi fakta dan sinopsis How to Have Sex tentang edukasi seks,
Baca juga:
- 11 Rekomendasi Film Jepang Bertema Selingkuhan, Bikin Geregetan
- 11 Film Jepang tentang Nikah Muda, Punya Nilai Pembelajaran
- 7 Rekomendasi Film Bertema Friendzone, Bisa Bikin Baper