7 Fakta Siti Raham Istri Buya Hamka, Cocok Jadi Inspirasi

Kisah hubungan Siti Raham dan Buya Hamka bisa dijadikan inspirasi dalam berumah tangga

27 Desember 2023

7 Fakta Siti Raham Istri Buya Hamka, Cocok Jadi Inspirasi
Instagram.com/buya_hamka_official

Siti Raham merupakan istri dari tokoh penulis dan jurnalis legendaris Indonesia, Buya Hamka. Pasangan ini menikah di usia yang masih sangat belia, Hamka 21 tahun dan Siti 15 tahun. Keduanya menikah pada 5 April 1929. 

Siti Raham dikenal sebagai sosok istri yang punya peranan penting bagi keberanian dan keteguhan Buya Hamka dalam menyebar ajaran agama Islam di Indonesia. 

Kisah heroik keduanya pun diangkat ke film layar lebar berjudul Hamka dan SIti Raham Vol 2. Bagi Mama yang belum nonton dan ingin tahu seperti apa sih peran Siti Raham di dalam kehidupan Buya Hamka tak perlu khawatir.  

Berikut ini Popmama.com sudah merangkum beberapa fakta Siti Raham Istri Buya Hamka yang tentunya bisa untuk dijadikan inspirasi.

Disimak ya, Ma!

1. Menikah di usia yang masih sangat muda

1. Menikah usia masih sangat muda
Instagram.com/buya_hamka_official

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Buya Hamka dan Siti Raham menikah di usia yang masih sangat muda. Alasan Hamka menikah di usia muda pun begitu mulia, yaitu untuk mengobati rasa berduka papanya. 

Saat Hamka yang masih berusia 21 tahun, keluarganya tengah mengalami tiga musibah. Rumah di Padang Panjang hancur akibat gempa, murid pelajar papanya di Thawalib membangkang akibat pengaruh komunis, lalu Belanda yang mengawasi gerak-gerik para Haji. 

Hal tersebut pun meyakinkan hati Hamka untuk meminang Siti Raham pada 5 April 1929 silam.

2. Meski terbelit masalah ekonomi, namun Siti Raham tetap setia

2. Meski terbelit masalah ekonomi, namun Siti Raham tetap setia
Instagram.com/falconpictures_

Banyak suka duka yang mewarnai kehidupan pernikahan Buya Hamka dan Siti Raham. Apalagi mereka berasal dari keluarga kurang mampu secara perekonomian. Saat ujian datang silih berganti, Siti tetap setia dan tak pernah berhenti memberikan motivasi ke suami tanpa mengeluh sama sekali.

“Kami hidup dalam suasana miskin. Sembahyang saja terpaksa berganti-ganti, karena di rumah hanya da sehelai kain,” tulis Hamka di dalam buku biografi Pribadi dan Martabat Buya Prof Dr. Hamka karya Rusydi Hamka.

Editors' Pick

3. Buya Hamka juga menolak untuk mendua

3. Buya Hamka juga menolak mendua
Instagram.com/buya_hamka_official & Dok. Keluarga Buya Hamka

Tidak hanya Siti Raham, Buya Hamka pun selama hidupnya tidak pernah menduakan istri. Dalam buku Kesetaraan Gender dalam Al-Qur'an karya Yunahar Ilyas, dijelaskan dua alasan kenapa Hamka memilih untuk menolak berpoligami (mendua) 

Pertama, karena trauma masa lalu. Papanya Hamka sempat memiliki empat orang istri yang salah satunya ialah mama dari Hamka. Lalu entah karena pertimbangan apa papanya menceraikan sang mama, lantas itu pun menghadirkan trauma masa lalu bagi Hamka. 

Kedua, Hamka ingin memprioritaskan penyebaran ilmu Islam. Pada suatu waktu, A.R. Sutan Mansur menyampaikan kepada Hamka bahwa beristri satu adalah cara untuk bisa menggapai cita-cita. Alasannya karena waktu untuk mengurus keluarga (berlaku adil kepada dua istri atau lebih) akan menyita waktu belajar dan perkembangan karier.

4. Sempat melewati puncak kemiskinan

4. Sempat melewati puncak kemiskinan
Instagram.com/falconpictures_

Dua sejoli ini sudah pernah melewati puncak kemiskinan. Terutama saat lahirnya anak ketiga mereka yang bernama Rusydi Hamka. Kala itu, kesulitan ekonomi membuat buah hati ketiganya harus dilahirkan di kamar asrama, Kulliyatul Muballighin, Padang Panjang tahun 1935. 

Ditambah lagi, besarnya beban ekonomi dan kerasnya masa penjajahan, sehingga membuat anak pertama mereka yang bernama Hisyam meninggal di usia lima tahun. Hal tersebut membuat Hamka harus memutar otak untuk membiayai anak-anak dan keluarganya. 

Akhirnya Hamka pun pindah ke Medan untuk bekerja sebagai penulis di Majalah Pedoman Masyarakat, Sumatera Utara. Melewati fase kemiskinan hingga akhirnya dapat membaik, Buya Hamka dan keluarga pun menetap selama sebelas tahun di sana.

5. Tetap setia dan amanah menjalani tugas Buya Hamka

5. Tetap setia amanah menjalani tugas Buya Hamka
Instagram.com/laudyacynthiabella
Vino G Bastian sebagai Buya Hamka, Laudya Chintya Bella sebagai Siti Raham

Menurut Rusydi Hamka, anak ketiga Buya Hamka. Ia menyaksikan sendiri secara langsung kesulitan ekonomi yang dihadapi kedua orangtuanya. Kesetiaan Siti Raham terhadap Buya Hamka kerap diuji, namun ia memilih untuk mempertahankan rumah tangganya. 

Siti Raham senantiasa menjalankan amanah dari Hamka untuk menjadi istri yang taat kepada suami serta mendidik anak-anaknya, meski suaminya tidak bersamanya. Dalam kondisi ekonomi yang seadanya, Hamka mampu menahkodai rumah tangga dengan tujuh orang anak tersebut.

6. Bukan perempuan yang tergiur dengan perhiasan

6. Bukan perempuan tergiur perhiasan
Instagram.com/buya_hamka_official
Vino G Bastian sebagai Buya Hamka, Laudya Chintya Bella sebagai Siti Raham

“Apakah anak-anak bisa makan?”, menjadi pertanyaan yang sering diutarakan oleh Buya Hamka saat menemui istrinya di rumah. Kemudian dia sengaja menepuk perut anak-anaknya seolah untuk memastikan apakah buah hatinya dalam keadaan lapar atau kenyang. 

Siti Raham sukses menjalankan tugasnya sebagai ibu rumah tangga. Demi anak-anaknya tidak kelaparan, Hamka rela menjual harta simpanannya. Sejak dahulu, Siti memang bukan perempuan yang tergiur akan kemewahan perhiasan. 

Ragam perhiasan mulai dari kalung, gelang, emas, dan kain batik halus yang dibeli di kota Medan, terpaksa harus dijual untuk membeli kebutuhan hidup dan membiayai uang sekolah anak-anak mereka. 

Aset paling berharga dari Siti memang diketahui bukan perhiasan, melainkan Buya Hamka dan keluarga. Siti seolah tidak peduli akan dirinya yang kesusahan, asal perut dari anak-anaknya bisa kenyang dan dapat melanjutkan pendidikan.

7. Istri yang memprioritaskan kehormatan suami

7. Istri memprioritaskan kehormatan suami
Instagram.com/falconpictures_

Siti Raham sering sekali meneteskan air mata ketika membuka lemari untuk mengambil kain-kain yang disimpannya. Dia mengambil kain tersebut karena berniat untuk menjualnya agar kebutuhan makan anak dapat terpenuhi. 

Tidak tega melihat istrinya harus menjual barang berharga miliknya, Buya Hamka sontak mengeluarkan sejumlah kain Bugis yang sering digunakan untuk dijual. Namun, dengan indah Siti menjawab seperti ini. 

“Kain Angku Haji jangan dijual, biar kain saya saja. Karena Angku Haji sering keluar rumah, di luar jangan sampai Angku Haji kelihatan sebagai orang miskin,” sebut Siti yang tidak mau Hamka terlihat kesusahan karena sudah memiliki gelar ‘Haji’. 

Di kehidupan yang serba sederhana, Siti Raham masih memprioritaskan kehormatan suami. Apa saja rela dia lakukan agar Hamka tidak terlihat lusuh di mata jama’ah dan masyarakat.

Nah Ma, itulah beberapa fakta Siti Raham istri Buya Hamka yang bisa dijadikan inspirasi oleh para perempuan. Gimana, Ma? Sungguh romantis dan penuh keindahan ya hubungan Buya Hamka dan Siti Raham sebagai pasangan. 

Baca juga: 

The Latest