China Hadirkan Program untuk Mendorong Warganya Menikah dan Punya Anak
Adanya program ini karena perempuan di China enggan memiliki anak
18 Mei 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
China akan bersiap hadirkan program terbaru yang diciptakan untuk warganya agar mau menikah dan punya anak. Negara Tiongkok itu menciptakan budaya pernikahan dan melahirkan anak di era sekarang, terlebih selepas pandemi Covid-19 menurun.
Program ini dilakukan sebagai langkah akibat angka kelahiran di China yang semakin menurun semenjak nol Covid di sana. Ada sejumlah 20 negara yang akan menjadi tempat contoh untuk programnya kali itu. Proyek kali merupakan langkah terbaru oleh pemerintah untuk meningkatkan angka kelahiran yang semakin menurun.
Sebenarnya tahun 2022 lalu, China sudah mencoba programnya tersebut di 20 kota termasuk Beijing. Untuk tahun ini di 2023, beberapa kota yang masuk ke dalam daftar proyek percontohan tersebut di antaranya pusat manufaktur Guangzhou dan Handan di Provinsi Hebei.
Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut Popmama.com akan membahas China hadirkan program agar warganya mau menikah dan punya anak secara lebih detail.
Yuk, simak beberapa faktanya!
Editors' Pick
1. Bertujuan mendorong kaum perempuan menikah dan memiliki anak
Program ini diprakarsai oleh Asosiasi Keluarga Berencana China. Tujuannya untuk mendorong kaum perempuan menikah dan memiliki anak.
Tidak hanya mempromosikan pernikahan, Badan Nasional dapat menerapkan langkah-langkah kependudukan dan kesuburan bagi masyarakatnya. Selain itu, program ini terfokus pada memberi bimbingan pada kesiapan menjadi orangtua dalam hal bertanggung jawab mengasuh anak.
Mereka juga memfokuskan proyek itu untuk mengajarkan bahwa memiliki anak pada usia yang sesuai. Biasanya orang tidak ingin menikah karena segala mahar dan persiapan biaya yang mahal.
Untuk itu, program tersebut juga mendorong agar membatasi "harga mahar pengantin" yang tinggi dan kebiasaan kuno lainnya.
2. Populasi di China menurun pada tingkatan terendah di tahun 2022 lalu
Memprediksi akan terjadinya bonus demografi, pemerintah China juga akan menekankan masyarakat agar lebih banyak membimbing kaum muda tentang konsep pernikahan dan persalinan. Program ini yang dikembangkan di sejumlah daerah di China diharapkan mendorong penduduknya memiliki lebih banyak anak.
Untuk itu, langkah yang dilakukan di berbagai provinsi di China mengatasinya dengan memberi insentif pajak, subsidi perumahan, dan pendidikan gratis atau bersubsidi bagi mereka yang memiliki anak ketiga.
Sebab, populasi China menurun sejak tahun 2022 lalu untuk pertama kalinya dalam 6 dekade, dengan tingkat kelahiran mencapai rekor terendah, yaitu 6,77 kelahiran per 1.000 orang. Sebagian besar penurunan ini merupakan dampak dari kebijakan satu anak yang diterapkan oleh China dari 1980 hingga 2015.
3. Populasi menurun disebabkan kebijakan Covid-19 yang ketat hingga memutuskan fokus berkarier serta ingin memiliki anak
Selama tiga tahun terakhir merupakan masa-masa sulit bukan hanya di negara China melainkan di seluruh dunia.
Bagi China, kebijakan nol Covid di China yang ketat selama hampir tiga tahun juga dinilai telah mendorong lebih banyak orang memutuskan untuk tidak memiliki anak. Bahkan yang menikah lima tahun lalu, pandemi Covid-19 seolah telah membulatkan keputusan mereka untuk tidak memiliki anak.
Banyak masyarakat di China yang terdampak Covid-19 membuat mereka merasa sulit dan tidak yakin akan masa depannya terlebih apabila memiliki anak. Mulai dari biaya taraf hidup yang tinggi, perlengkapan pernikahan yang ribet dan sulit, sehingga membuat mereka terutama perempuan enggan memiliki anak. Mereka justru lebih fokus pada mencari uang, membangun karier dengan tujuan berumah tangga.
Pada bulan Maret lalu, penasihat politik pemerintah juga mengusulkan bahwa perempuan lajang dan belum menikah harus memiliki akses ke pembekuan sel telur dan perawatan IVF sebagai salah satu langkah untuk meningkatkan tingkat kesuburan negara.
Itulah informasi terkait China yang akan hadirkan program untuk mendorong warganya mau menikah dan punya anak. Semoga program ini menjadi solusi untuk permasalahan yang sedang terjadi di sana, ya.
Baca juga:
- China Dilanda Suhu Panas Ekstrem hingga Lebih dari 36 Derajat
- Fatal! Ini Dampak Akibat Kesalahan Diagnosis Medis oleh Dokter
- 7 Fakta Terbaru Flu Babi Afrika yang Masuk Indonesia, Harus Diwaspadai