85 Kata-Kata Kecewa untuk Suami agar Mengerti Perasaan Istri
Kata-kata ini bisa mengungkapkan keresehanmu paling dalam, Ma
21 Desember 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kata-kata kecewa untuk suami adalah ungkapan hati yang sering kali terucap dari mulut seorang istri yang merasa tidak puas dengan tingkah laku pasangannya. Tidak sedikit istri yang merasa kecewa dengan sikap suami, misalnya suami tidak memperhatikan keinginan atau bahkan menyakiti perasaannya.
Dalam hubungan pernikahan, kekecewaan adalah hal yang wajar terjadi. Namun, perlu diingat bahwa cara menyikapi dan menyelesaikan kekecewaan tersebut adalah hal yang sangat penting. Supaya, rumah tangga tetap harmonis.
Sebaiknya, suami istri belajar bersikap asertif. Sehingga, komunikasi yang terbangun lebih sehat. Suami istri pun bisa lebih saling memahami dan mengerti.
Ketika kecewa, istri dapat mengutarakan perasaannya melalui kata-kata kecewa untuk suami. Berikut contoh kata-kata yang dirangkum Popmama.com.
1. Kata-kata kecewa untuk suami yang menggambarkan kesedihan
Saat pasangan melakukan kesalahan yang menyakitkan, Mama pasti merasa sedih sekaligus kecewa. Agar kalian bisa saling mengerti, cobalah mengomunikasikan perasaan lewat kata-kata kecewa untuk suami.
Beritahu dia tentang perasaanmu dan minta dia untuk bersikap baik agar tidak menyakiti lagi. Berikut contoh kata-katanya:
- Rasanya sangat menyedihkan sekaligus menyakitkan ketika kamu tidak mendengarkanku. Tak bisa kita saling duduk dengan tenang dan saling mendengarkan?
- Aku tahu kamu sangat marah. Namun, aku sangat sedih bila kamu mengungkapkan kemarahan dengan mendiamkanku. Alih-alih memberikan silent treatment, bisakah kamu belajar untuk mengatakan isi hatimu?
- Aku merasa sangat kecewa dengan sikapmu yang selalu saja mengabaikan keinginanku
- Aku tidak tahan lagi dengan caramu yang selalu saja menyakiti perasaanku
- Aku merasa sangat kecewa dengan sikapmu yang tidak pernah memperhatikan apa yang aku katakan
- Rasanya berkali-kali lipat lebih menyakitkan ketika kami sebagai orang yang kusayangi terus-menerus melakukan hal-hal yang membuatku tidak nyaman
- Aku tidak tahan lagi dengan caramu yang selalu saja menyakiti hatiku
- Aku merasa sangat kecewa dengan sikapmu yang tidak pernah memperhatikan apa yang aku rasakan
- Bukankah pernikahan adalah tentang dua orang yang saling membangun kebahagiaan? Mengapa kita sekarang justru seperti dua orang yang tidak sejalan?
- Kita terus saling bicara, tapi luput saling memahami dan menghargai perasaan masing-masing
- Seperti sebuah gelas kaca yang pecah, kepercayaanku sulit kembali utuh. Kini, kepercayaan itu berganti kekecewaan
- Aku berusaha memahamimu, tapi aku tidak menyangka bahwa kamu sering kali hanya memikirkan dirimu saja. Aku terluka dan kecewa dengan perilakumu
- Bagaimana caranya aku bisa kembali percaya jika ucapan dan tindakanmu bertolak belakang?
- Kamu mengatakan mencintai, tapi kamu juga memilih perilaku yang menyakiti seperti berbohong padaku. Aku sungguh kecewa
- Tiada kata yang bisa menggambarkan bagaimana kekecewaanku sekarang. Namun, satu hal yang pasti, aku tidak sanggup bila kamu terus melakukan hal-hal yang menyakiti
- Alih-alih saling menjaga dan mendukung, mengapa kita saling menyakiti sekarang? Bukankah seharusnya pernikahan ini tentang kita yang saling membahagiakan?
- Sejujurnya, aku sangat kecewa ketika kamu membatalkan janjimu padaku. Aku tahu kamu sibuk, tapi tak bisakah kamu mengatakannya bila memang sulit meluangkan waktu? Setidaknya, aku tidak menunggu seperti orang bodoh di sana
- Aku kecewa saat kamu tidak melibatkanku dalam pengambilan keputusan yang menyangkut keluarga. Apakah sangat sulit untukmu untuk berbagi pemikiran denganku?
- Daripada bersikap baik-baik saja, aku berharap kamu bisa mengutarakan perasaanmu ketika merasa kecewa, marah, atau sedih. Sehingga, aku bisa menyikapimu dengan tepat. Bila kamu hanya diam, aku justru kecewa dan tidak tahu harus berbuat apa
- Kita sudah menyepakatinya, tapi mengapa kamu menyalahkanku seolah aku tidak meminta persetujuanmu? Sikapmu sangat membuatku terluka dan kecewa
Editors' Pick
2. Kata-kata kecewa untuk suami yang egois
Pernikahan membutuhkan dua orang yang saling membahagiakan. Bila salah satu atau dua pihak hanya mementingkan dirinya, maka pernikahan akan rentan hancur.
Jika kamu berpikir suamimu egois, maka ungkapkan perasaanmu lewat kata-kata kecewa. Katakan perasaanmu yang sesungguhnya dan cari solusi demi kebaikan kalian berdua.
Inilah contoh kata-kata kecewa untuk suami yang egois:
- Pernikahan adalah kerjasama dua orang. Bila salah satunya bersikap egois, maka pernikahan seperti orang berjalan dengan satu kaki
- Kekecewaan ini akan terus menggerogoti perasaanku bila kamu memilih bersikap egois
- Janji suci pernikahan perlu dijalankan dengan komitmen dan kepedulian. Jika kamu bersikap egois, maka pernikahan ini tidak akan memiliki masa depan lagi
- Saat membangun pernikahan, maka kita seharusnya sudah siap mengesampingkan ego masing-masing demi hubungan ini
- Memahami dan mengerti orang lain memang bukan hal mudah. Namun, tidak bisakah kamu belajar untuk mengerti posisiku? Rasanya aku tidak memiliki support system.
- Hubungan ini akan berjalan baik bila disertai dengan pengertian dan kepedulian
- Aku sedih kalau kamu hanya mementingkan pekerjaan. Sebaiknya, kamu juga memikirkan tentang keluarga ini
- Tak bisakah kamu meluangkan waktu akhir pekan? Aku merasa kesepian. Sikapmu yang dingin dan egois benar-benar menyakitiku
- Kuharap kita bukan sekadar suami istri, tapi juga menjadi sahabat terbaik satu sama lain. Sehingga, kita bisa saling mengandalkan dan menemani
- Menikah ibarat memilih satu teman hidup untuk mengarungi lautan
- Aku dan kamu bukan manusia sempurna. Jadi, mari saling belajar memahami dan mengerti. Agar kita bisa saling mendukung.
- Meski sangat sibuk, kita perlu meluangkan waktu agar tetap saling terkoneksi
- Aku kecewa dengan sikapmu yang sering mementingkan diri sendiri. Aku akan sangat menyenangkan bila kamu bisa mempertimbangkanku juga
- Pernikahan merupakan hasil kerjasama antara dua orang. Jadi, mari kita saling menemani dan meminggirkan ego masing-masing demi keluarga
- Aku dan kamu punya tugas untuk mengutamakan kebutuhan masing-masing. Namun, kita juga mempertimbangkan dan memperhatikan kebutuhan pasangan agar tetap saling peduli.