5 Cara Mengatasi Tekanan Psikis saat Orangtua Meninggal
Tak perlu terburu-buru, berikan tubuh untuk menerima kenyataan
25 November 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hubungan antara orangtua dan anak tentu menjadi salah satu jenis hubungan yang ikatan batin dan psikisnya paling erat. Perpisahan pun menjadi sesuatu yang sangat berat. Kadang, sebagian orang kesuliatan menghadapi momen perpisahan dengan orangtua.
Baru-baru ini studi menyebutkan adanya kaitan antara duka saat kehilangan orangtua dengan tekanan psikis. Selain itu, disebutkan juga bahwa musibah ini bahkan bisa mengubah kondisi kesehatan seseorang, baik secara biologis dan patologis, Ma.
“Dalam kasus di mana kematian tidak terduga, seperti karena penyakit akut atau kecelakaan traumatis, anak-anak meskipun sudah beranjak dewasa dapat tetap berada dalam fase penolakan dan kemarahan dari kehilangan untuk jangka waktu yang lama. Ini juga bisa mengarah pada diagnosis gangguan depresif utama atau bahkan PTSD, jika ada trauma,” ungkap psikiater Dr Nikole Benders-Hadi.
Belum ada studi yang menunjukkan bahwa ada perubahan struktur otak saat seseorang berduka, namun dalam beberapa literatur ilmiah disebutkan bahwa beberapa bagian otak seperti korteks posterior, korteks frontal, dan serebelum terpengaruh dalam fase duka.
Pada dasarnya, area-area otak ini memiliki fungsi yang berkaitan dengan memori dan ingatan masa lalu, Ma. Selain itu, mereka juga memiliki fungsi penting terkait pengaturan pola tidur dan nafsu makan.
Kondisi ini pun menjelaskan mengapa ada respons terkait kedua hal tersebut saat seseorang sedang berduka. Terutama saat rasa sedih tersebut disebabkan oleh sesuatu yang besar, seperti orangtua yang meninggal.
Perubahan fisiologis dalam jangka pendek yang mungkin bisa terjadi di antaranya seperti sakit kepala, sakit perut, pusing, sesak di dada, kurang tidur, dan tidak nafsu makan. Sementara itu dalam jangka panjang, rasa duka juga bisa mengganggu tubuh secara keseluruhan.
Sejumlah penelitian bahkan telah menemukan hubungan antara kesedihan mendalam dengan risiko hipertensi, gangguan jantung, gangguan kekebalan tubuh, dan bahkan kanker.
Nah, apa saja cara-cara yang bisa dilakukan untuk membantu menghadapi tekanan psikis saat bersedih, misalnya karena orangtua meninggal? Berikut Popmama.com rangkum informasinya, Ma:
1. Beri diri sendiri waktu untuk menghadapi kesedihan
Tubuh memerlukan waktu untuk benar-benar menghadapi kenyataan, Ma. Setelah mengalami shock, tubuh akan merasakan rasa duka yang benar-benar mendalam, terutama pada hari-hari awal setelah orangtua meninggal.
Pada waktu ini, satu-satunya hal yang bisa Mama lakukan adalah memberikan waktu dan membiarkan perasaan sedih itu berkembang. Meski sulit, tapi menahan dan menolak rasa sedih justru akan membuat semuanya makin terasa berat.
Menurut psikoterapis Toni Coleman, cobalah membuat pola pikir bahwa dengan bersedih maka Mama memberikan kesempatan bagi tubuh untuk berduka, setelah itu akan lebih mudah bagi Mama untuk bangkit kembali.
Editors' Pick
2. Jangan ragu minta dukungan
Salah satu hal yang membuat rasa sedih setelah orangtua meninggal adalah perasaan sendirian dan tidak punya orang lain dalam hidup.
Jika Mama merasakan hal seperti ini, jangan ragu untuk minta ditemani atau minta dukungan dari anggota keluarga lain, serta dari Papa.
Bicarakan semua tentang kesedihan dan perasaan yang Mama alami, dengan begitu Mama akan merasa lebih lega. Berada di lingkungan yang selalu mendukung juga akan menghindari Mama rasa kesepian.