Manfaat Pillow Talk bagi Keintiman dan Cara Tepat Melakukannya
Biasakan untuk selalu lakukan pillow talk agar makin dekat dengan pasangan
8 Desember 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Keintiman dan kedekatan antara pasangan suami istri sangat bergantung pada bagaimana kualitas dan kuantitas komunikasinya. Nah, salah satu cara yang bisa dilakukan untuk membangun komunikasi suami istri adalah dengan pillow talk.
Pillow talk atau yang sering juga disebut sebagai bed talk memberikan kesempatan bagi Mama dan Papa untuk saling bercerita, sekaligus berbagi perasaan hati.
Sesuai dengan namanya, pillow talk umumnya dilakukan di ranjang, saat Mama dan Papa sudah sama-sama rileks dan mendekati waktunya istirahat. Namun demikian, bukan berarti pillow talk sekadar berbicara di ranjang saja ya, Ma. Tetap ada hal-hal yang perlu diperhatikan supaya manfaatnya maksimal.
Dirangkum Popmama.com dari Healthline, berikut informasi lengkapnya:
1. Apa itu pillow talk?
Pakar komunikasi keluarga, Alisa Ruby Bash, PsyD, LMFT, menyebutkan bahwa pillow talk adalah percakapan intim yang terbuka dan saling jujur antar pasangan. Menurut Bash, pillow talk menjadi salah satu jenis komunikasi yang penuh kasih dan biasanya terjadi di ranjang.
Pillow talk bisa terjadi sebelum atau sesudah berhubungan seks, atau bahkan tidak perlu harus berkaitan dengan aktivitas seksual sama sekali. Ini berarti, pillow talk juga bisa dilakukan murni untuk saling berbicara satu sama lain saja.
Karena pillow talk dilakukan di ranjang dan sambil berbaring atau berpelukan, percakapan ini seringkali tidak melibatkan kontak mata antar pasangan. Menurut pakar komunikasi lainnya, Allen Wagner, LMFT, situasi ini memungkinkan suami maupun istri untuk berbicara lebih tidak sadar, serta tidak menyadari isyarat nonverbal dari pasangan.
Salah satu alasan pillow talk bisa membuat komunikasi pasutri semakin intim adalah karena saat melakukannya pasangan bisa melakukan percakapan yang lebih mendalam tanpa sensor diri.
Bagi sebagian pasangan, percakapan semacam ini mungkin mudah terjadi secara alami, tetapi bagi pasangan lainnya mungkin lebih sulit untuk membuka diri.
Topik pembicaraan dalam pillow talk tak melulu harus berhubungan dengan aktivitas seksual, Ma. Wagner menjelaskan bahwa pillow talk umumnya lebih intim secara emosional, meskipun tidak membahas tentang seks sama sekali.
Editors' Pick
2. Cara tepat memulai pillow talk
Untuk mulai melakukan pillow talk, pastikan Mama tidak memilih topik yang terlalu berat atau terlalu sensitif. Ini berarti hindari topik-topik yang justru bisa memicu pertengkaran atau perdebatan.
Misalnya hindari membicarakan kebiasaan buruk pasangan, anggota keluarga, politik, masalah di media sosial, atau bahkan membicarakan pekerjaan.
Sebaliknya, pilihlah topik ringan tentang memori nostalgia, tentang perasaan Mama, serta tentang apapun yang tengah Mama pikirkan. Mama juga bisa menyampaikan tentang harapan, serta tentang si Kecil.
Membangun keintiman melalui komunikasi yang baik menurut Bash bisa menjadi kunci penting. Beberapa hal yang bisa Mama lakukan bersama Papa saat pillow talk termasuk saling menyentuh, berpelukan, dan tertawa bersama. Pastikan Mama dan Papa berada dalam mood yang benar-benar santai.
Juga, Bash mengatakan bahwa mengungkapkan rasa tidak aman kita sendiri bisa menjadi cara yang bagus untuk memulai.