Jangan Sampai Menyesal, Hindari Bertengkar dengan Pasangan Saat Lelah
Berikan waktu bagi diri sendiri untuk tetap tenang dan santai
16 Juni 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat sedang lelah dengan banyaknya pekerjaan dan pemicu stres lainnya, seseorang biasanya akan menjadi lebih mudah marah. Kondisi ini kerap disebut juga sebagai irritable mood.
Dalam situasi seperti ini, emosi lebih mudah terpancing dan hal-hal kecil pun bisa menimbulkan ledakan amarah. Bagi pasangan suami istri, kondisi ini bisa memicu pertengkaran dan bahkan masalah yang lebih besar lagi.
Ucapan yang disampaikan kadang-kadang menjadi lebih kasar dan bahkan jika tidak terkendali kekerasan fisik juga bisa terjadi.
Tentu saja sifat dan sikap seperti ini bisa membahayakan hubungan pernikahan dan mental dari pasangan. Oleh sebab itu, penting bagi Mama dan Papa untuk mengenali emosi diri sendiri dan belajar untuk mengendalikannya.
Dengan begitu, pertengkaran bisa dihindari dan emosi juga bisa lebih dikendalikan.
Berikut informasi tentang kaitan antara marah dan lelah yang perlu Mama ketahui seperti dirangkum Popmama.com dari berbagai sumber:
Editors' Pick
1. Hubungan antara lelah dengan mudah marah
Dilansir Healthline, irritable mood alias emosi yang meledak-ledak adalah salah satu masalah yang kerap mengganggu, baik bagi anak-anak maupun orang dewasa.
Saat mengalami situasi ini, berbagai pemicu seperti stres dan lelah bisa membuat seseorang mudah marah dan juga gelisah berlebihan.
Selain itu, emosi yang tak terkendali juga bisa menjadi gejala dari masalah kesehatan mental atau fisik.
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang marah tak terkendali, di antaranya masalah fisik dan psikologis. Dari sisi psikologis, kelelahan, stres dan tumpukan masalah bisa menjadi pemicunya.
Kelelahan yang diakibatkan oleh gaya hidup seperti kurang tidur juga bisa memicu seseorang jadi mudah marah. Saat kurang tidur, konsentrasi otak menurun. Akibatnya, proses berpikir pun juga akan mengalami penurunan. Pekerjaan di kantor jadi tak terurus dan tubuh pun terasa sangat lelah.
Apabila situasi ini diperburuk dengan perdebatan dengan pasangan, bukan tidak mungkin kemudian akan berujung pada pertengkaran, Ma.
Teori ini pun diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh University of Pennsylvania, di mana dikatakan bahwa seseorang yang tidur rata-rata 4,5 jam per malam selama seminggu lebih mudah marah dan stres. Situasi ini yakni jika dibandingkan dengan orang yang tidur 7-8 jam per malam.
2. Perkataan saat marah bisa melukai pasangan
Ketika sedang marah, emosi cenderung tak terkendali. Situasi ini turut memengaruhi kinerja otak. Kemampuan otak untuk berpikir menjadi berkurang.
Akibatnya, saat hendak berbicara pun kadang-kadang pemilihan kata menjadi tidak ‘tersaring’. Terlebih saat bertengkar dengan pasangan, seringkali ucapan yang disampaikan menjadi kasar dan bahkan bisa melukai pasangan.
Hal seperti ini tentu tidak baik bagi kesehatan hubungan pernikahan. Di mana luka ini bisa berujung pada rasa sedih dan bahkan trauma.
Dikutip dari Bustle, pakar hubungan suami istri Karen Greenhouse menyebutkan bahwa pertengkaran yang berujung pada ucapan kasar dan bahkan menyinggung pasangan bisa berbahaya bagi pernikahan.
Penting bagi pasangan untuk berhenti bicara sejenak saat sedang emosi. Lebih baik diam daripada mengucapkan kata-kata yang mungkin tanpa disadari menyinggung atau bahkan melukai pasangan.
“Kata-kata yang diucapkan dalam pertengkaran seringkali tidak bisa mudah dilupakan. Ini adalah pelanggaran batas yang harus dihindari oleh setiap pasangan," ungkapnya.
3. Tips menghindari pertengkaran saat sedang lelah
Agar pertengkaran dengan pasangan bisa dihindari, terutama saat Mama sedang lelah atau sedang stres, ada beberapa langkah mudah yang bisa dilakukan seperti dilansir Web MD:
- Tidur saat lelah, bukan mencari masalah
Beberapa terapis dan pakar hubungan suami istri setuju bahwa tidur lebih baik dibandingkan melanjutkan pertengkaran di malam hari. Ini karena saat tubuh sedang lelah dan butuh istirahat, seringkali emosi menjadi lebih tidak terkendali. Tidur malam memungkinkan pasangan untuk saling menjernihkan pikiran agar bisa lebih tenang menyelesaikan masalah di keesokan harinya
- Diam 30 detik
Diam sejenak setidaknya minimal 30 detik bisa membantu Mama untuk berpikir lebih baik. Pikirkan dengan matang kata-kata yang hendak disampaikan supaya tidak menyinggung pasangan dan membuat perkelahian semakin sulit dicegah. Jika perlu, Mama bisa pergi dulu ke toilet untuk cuci muka, baru kemudian bicara lagi dengan pasangan
- Sentuh dan peluk pasangan
Ketika kata-kata sudah tidak bisa lagi menyelesaikan masalah, cobalah untuk menyentuh pasangan dengan lembut. Mama juga bisa menggandeng tangan Papa atau memeluknya. Sentuhan lembut bisa mendekatkan kembali hubungan Papa dan Mama, serta bisa meredam emosi
- Berempati
Untuk mencegah pertengkaran, Mama juga bisa berupaya untuk menumbukan empati di diri sendiri. Cobalah untuk berpikir dari sisi pasangan. Apa yang mungkin sedang ia rasakan. Mungkin saja Papa juga sedang banyak masalah di kantor sehingga kelelahan dan mudah marah. Sampaikan apa yang juga sedang Mama rasakan tanpa menyudutkan pasangan
Hindari sebisa mungkin hal-hal kecil yang bisa memicu pertengkaran dan amarah saat sedang lelah. Jika perlu, lebih baik segera beristirahat terlebih dahulu ya, Ma.