Inilah 5 Penyakit yang Menyebabkan Rasa Nyeri saat Berhubungan Seks
Waspada, segeralah ke dokter jika sakit berlangsung cukup lama
10 Juli 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mama sering merasa nyeri saat berhubungan intim?
Padahal melakukan hubungan seks adalah hal yang menyenangkan. Tapi sayangnya sebagian perempuan sering mengeluh kesakitan. Tentunya hal ini akan mengganggu keromantisan suami istri.
Salah satu penyebabnya karena vagina tidak memiliki pelumas yang cukup baik. Ketika ini terjadi, maka rasa sakit dapat diatasi dengan pemanasan atau foreplay yang dilakukan sebelum penetrasi. Selain itu Mama bisa menggunakan pelumas tambahan.
Supaya tidak mengganggu kehangatan saat melakukan sesi bercinta, sebaiknya Mama mencari tahu 5 penyakit akibat timbulnya nyeri saat berhubungan seks. Berikut ulasannya dari Popmama.com :
1. Endometriosis membuat sakit saat berhubungan seks
Mama suka merasa nyeri saat berhubungan intim dengan suami?
Sebenarnya timbulnya rasa sakit tersebut karena penetrasi dan gerakan lain selama hubungan seks yang meregangkan jaringan endometrium. Ya, kesakitan saat berhubungan seks bisa jadi karena gejala endometriosis.
Penyakit ini terjadi ketika ada jaringan yang biasanya ada di dalam rahim kemudian tumbuh di bagian lain yang biasanya menempel pada saluran tuba, ovarium, bagian luar rahim, usus atau bagian lainnya.
Hal ini akan menyebabkan jaringan menjadi menempel pada bagian tubuh, sehingga berdampak pada ketidaksuburan pada seorang perempuan.
Sementara gejala paling umum terjadi adalah timbulnya rasa sakit saat menstruasi secara berlebihan dan nyeri ketika Mama ingin buang air kecil maupun besar.
Editors' Pick
2. Fibroid saat melakukan foreplay
Sebenarnya rasa nyeri saat berhubungan intim ini disebabkan oleh banyak hal seperti masalah pada alat kelamin, kurang pelumas dan foreplay.
Nah, fibroid adalah salah satu penyebabnya. Sementata fibroid itu sendiri merupakan tumor jinak yang terjadi di bagian atas atau di dalam otot rahim.
Fibroid tidak akan menimbulkan gejala, tetapi tumor yang lebih besar dapat mengakibatkan lebih banyak darah yang keluar saat sedang menstruasi. Di mana tumor yang besar akan menekan kandung kemih dan membuat penderitanya terlihat seperti sedang hamil.
Meski termasuk kategori tumor jinak, fibroid sangat mengganggu aktivitas seksual yang penderitanya akan merasa tidak nyaman. Oleh karenanya Mama harus segera menemui dokter apabila mengalami gejala tersebut.
3. Infeksi vagina atau vaginitis
Selain fibroid, nyeri saat berhubungan seks bisa jadi tanda bahwa organ intim mengalami infeksi virus, bakteri atau jamur. Rasa gatal dan mengeluarkan bau tak sedap juga dirasakan jika seseorang mengalami infeksi vagina.
Sementara infeksi vagina atau biasa disebut dengan vaginitis akan menyebar ke kondisi kesehatan yang lebih serius jika tidak tidak segera ditangani oleh dokter.
Untuk mengatasinya, Mama dapat berkonsultasi dengan dokter dan sebaiknya menunda jadwal berhubungan seks dengan pasangan sampai Mama benar-benar sembuh dari infeksi.
4. Pelvic inflammatory disease (penyakit radang panggul)
Mama yang mengalami nyeri tak tertahankan di bagian bawah panggul saat berhubungan intim, itu artinya bisa jadi sedang mengalami radang panggul.
Di mana radang panggul atau pelvic inflammatory disease (PID) merupakan infeksi yang terjadi pada sistem reproduksi perempuan yang bisa menyerang rahim, ovarium, saluran tuba serta leher rahim.
Dengan adanya penyakit radang panggul, maka jaringan yang ada di dalam menjadi memburuk dan meradang. Selain itu cairan yang keluar dari vagina cenderung banyak dan mengeluarkan bau tidak sedap.
Jika Mama mengalami gejala tersebut, segeralah menghubungi dokter. Apabila tidak ditangani dengan tepat, kemungkinan besar akan berdampak buruk di daerah panggul yang terjadi secara terus menerus.
5. Servistis hingga adanya perdarahan
Tak hanya Mama, sebenarnya banyak perempuan yang mengeluhkan rasa nyeri saat berhubungan seksual dengan suami.
Salah satu penyebabnya adalah servistis. Di mana leher rahim terkena infeksi dan peradangan, sehingga menyebabkan Mama merasa kesakitan hingga perdarahan ketika berhubungan intim.
Sementara lapisan leher rahim yang terluka atau iritasi ini bisa menyebabkan pembengkakan, kemerahan, dan mengeluarkan lendir atau nanah di dalam leher rahim. Kalau sudah terjadi seperti ini pastikan Mama melakukan pengobatan dengan dokter.
Apakah Mama mengalami salah satu gejala di atas? Waspadailah rasa sakit pada bagian organ intim yang rawan mengarah ke penyakit kelamin di atas ya, Ma.
Baca juga:
- Tren Vaginoplasty untuk Mengencangkan Organ Intim Setelah Persalinan
- Penyebab dan Cara Mengatasi Benjolan di Vagina, Berbahayakah?
- Vagina Terasa Nyeri Luar Biasa? Hati-Hati, Ketahui Penyebab Vulvodynia