7 Ayat Al-Qur'an tentang Kekerasan dalam Rumah Tangga
Islam mengajarkan untuk mendiskusikan masalah rumah tangga dengan baik, tanpa kekerasan
13 Agustus 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT belakangan ini kerap terjadi dalam hubungan keluarga. Kekerasan dalam rumah tangga sendiri merupakan tindak kekerasan fisik maupun psikologis, bahkan penelantaran rumah tangga.
Dilansir dalam NU Online, KDRT yang dilakukan oleh suami terhadap istrinya hukumnya adalah haram. Telah disebutkan dalam Al-Qur'an sejumlah ayat yang menerangkan tentang kehidupan berumah tangga hingga kekerasan yang terjadi di dalamnya.
Untuk informasi lebih lengkapnya, berikut Popmama.com telah merangkum ayat Al-Qur'an tentang kekerasan dalam rumah tangga.
Disimak dengan baik yuk, Ma!
Ayat Al-Qur'an tentang Kekerasan dalam Rumah Tangga
1. Surat Ali 'Imran ayat 159
Fa bimā raḥmatim minallāhi linta lahum, walau kunta faẓẓan galīẓal-qalbi lanfaḍḍụ min ḥaulika fa'fu 'an-hum wastagfir lahum wa syāwir-hum fil-amr, fa iżā 'azamta fa tawakkal 'alallāh, innallāha yuḥibbul-mutawakkilīn
Artinya:
"Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal."
Ayat ini menerangkan sikap lemah lembut yang dilakukan Rasulullah SAW. Sebab, beliau menganggap perang bukanlah sebagai tujuan, melainkan sarana atau media. Setiap manusia cenderung ingin diperlakukan dengan cara bijaksana, lemah lembut, dan beradab.
Oleh karena itu, setiap permasalahan yang muncul ada baiknya untuk dibicarakan atau diselesaikan dengan baik tanpa adanya kekerasan.
2. Surat An-Nisa ayat 19
Yā ayyuhallażīna āmanụ lā yaḥillu lakum an tariṡun-nisā`a kar-hā, wa lā ta'ḍulụhunna litaż-habụ biba'ḍi mā ātaitumụhunna illā ay ya`tīna bifāḥisyatim mubayyinah, wa 'āsyirụhunna bil-ma'rụf, fa ing karihtumụhunna fa 'asā an takrahụ syai`aw wa yaj'alallāhu fīhi khairang kaṡīrā
Artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai perempuan dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak."
Dalam ayat ini, Allah menghargai perempuan dan menjaga hak-hak mereka dengan baik, salah satunya menghapuskan tradisi jahiliyah yang dilakukan orang Arab.
Di sisi lain, ayat ini mengandung pengingat bagi kaum laki-laki agar mereka bergaul dengan pasangannya dengan baik. Sebab, bisa saja laki-laki membenci istrinya, padahal banyak kebaikan yang ada pada istrinya tersebut.
Editors' Pick
3. Surat An-Nisa ayat 34
Ar-rijālu qawwāmụna 'alan-nisā`i bimā faḍḍalallāhu ba'ḍahum 'alā ba'ḍiw wa bimā anfaqụ min amwālihim, faṣ-ṣāliḥātu qānitātun ḥāfiẓātul lil-gaibi bimā ḥafiẓallāh, wallātī takhāfụna nusyụzahunna fa'iẓụhunna wahjurụhunna fil-maḍāji'i waḍribụhunn, fa in aṭa'nakum fa lā tabgụ 'alaihinna sabīlā, innallāha kāna 'aliyyang kabīrā
Artinya:
"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka perempuan yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."
Ayat tersebut membahas perihal perempuan yang berpotensi melakukan nusyuz kepada suaminya. Jika diberi nasihat dan pisah ranjang masih melakukan perbuatan tersebut, maka kalau perlu pukullah mereka.
Nusyuz sendiri berarti istri yang tidak taat, membangkang secara terang-terangan, dan berkelakuan buruk. Memukul dalam ayat tersebut boleh dilakukan asalkan dalam keadaan sangat terpaksa.
Meski demikian, orang yang memukul istri adalah orang yang tercela. Ajaran Islam menyebutkan orang yang tidak menggunakan cara tersebut (memukul istri) merupakan orang yang paling baik.
4. Surat An-Nisa ayat 128
Wa inimra`atun khāfat mim ba'lihā nusyụzan au i'rāḍan fa lā junāḥa 'alaihimā ay yuṣliḥā bainahumā ṣul-ḥā, waṣ-ṣul-ḥu khaīr, wa uḥḍiratil-anfususy-syuḥḥ, wa in tuḥsinụ wa tattaqụ fa innallāha kāna bimā ta'malụna khabīrā
Artinya:
"Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya, maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. Dan jika kamu bergaul dengan isterimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak acuh), maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
Dalam ayat ini menerangkan apabila seorang istri melihat sikap nusyuz yang dilakukan suami, seperti tidak melaksanakan kewajibannya, tidak memberi nafkah, tidak menggauli dengan baik, dan sebagainya.
Jika terjadi demikian, hendaknya istri mengadakan diskusi dengan suaminya, melakukan pendekatan, demi berusaha mengembalikan cinta serta kasih sayang suaminya yang telah pudar.
5. Surat An-Nisa ayat 148
Lā yuḥibbullāhul-jahra bis-sū`i minal-qauli illā man ẓulim, wa kānallāhu samī'an 'alīmā
Artinya:
"Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
Ayat ini menerangkan untuk tidak diperbolehkan melontarkan kata-kata buruk kepada sesama manusia, termasuk terhadap istri atau suami.
Apabila hal ini dilakukan berlarut-larut maka akan terjadi permusuhan atau kebencian, bahkan memengaruhi orang yang mendengarnya apabila perbuatan ini dilakukan oleh seorang pemimpin.
Terdapat pengecualian orang yang dianiaya. Jika seseorang dianiaya, dia diperbolehkan mengadukan pelaku kepada orang lain yang dapat memberi pertolongan.
6. Surat Ar-Rum ayat 21
Wa min āyātihī an khalaqa lakum min anfusikum azwājal litaskunū ilaihā wa ja'ala bainakum mawaddataw wa raḥmah, inna fī żālika la`āyātil liqaumiy yatafakkarụn
Artinya:
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir."
Dalam ayat tersebut memberikan arti bahwa pernikahan sejatinya mendatangkan ketenangan. Suami dan istri bisa saling berbagi dan mencurahkan hati, bahkan ketika keduanya sedang menghadapi masalah di luar rumah.
Alih-alih menciptakan kebahagiaan serta keharmonisan dalam rumah tangga, jangan sampai salah satu seorang pasangan mencederai rumah tangga dan keluarga dengan kekerasan.
7. Surat Al-Ahzab ayat 58
wallażīna yu`żụnal-mu`minīna wal-mu`mināti bigairi maktasabụ faqadiḥtamalụ buhtānaw wa iṡmam mubīnā
Artinya:
"Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata."
Dalam ayat ini, Allah memberikan peringatan bahwa siapa saja yang menyakiti orang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka mereka membawa dosa dan akan mendapat balasan atas perbuatannya itu.
Termasuk kepada pasangan suami dan istri dilarang menyakiti pasangannya, apalagi jika mereka tak melakukan kesalahan.
Nah, itulah beberapa ayat Al-Qur'an tentang kekerasan dalam rumah tangga yang bisa dipelajari untuk mengamalkannya bersama pasangan. Semoga rumah tangga bersama pasangan dijauhi dari KDRT, ya.
Baca juga:
- 8 Ayat Alquran tentang Memaafkan Orang Lain
- 9 Ayat Alquran tentang Jodoh yang Bikin Hati Lebih Tenang
- 5 Ayat Alquran tentang Pernikahan yang Bisa Jadi Bahan Renungan