Siti Fadia Silva Ramadhanti merupakan pemain bulu tangkis muda yang telah mencetak prestasi gemilang. Namanya semakin mencuri perhatian saat dia dipasangkan dengan Apriyani Rahayu.
Perempuan yang kerap disapa Fadia ini lahir di Bantar Jati, Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada 16 November 2000. Kariernya di dunia bulu tangkis tak lepas dari perjuangan dan doa kedua orangtuanya.
Asep Saputra selaku papanya Fadia merupakan pelatih PBSI Kabupaten Bogor. Fadia sendiri sudah berlatih bermain bulu tangkis bersama papanya sejak usianya masih 6 tahun.
Berikut ini Popmama.com telah menyajikan informasi lebih lengkap mengenai fakta keluarga Siti Fadia Silva Ramadhanti, sang atlet nasional cabang olahraga bulu tangkis.
Disimak, yuk!
1. Siti Fadia Silva merupakan pemain bulu tangkis asal Bogor
Instagram.com/fadiasilva_r
Siti Fadia Silva Ramadhanti merupakan pemain bulu tangkis nasional asal Kabupaten Bogor yang lahir pada 16 November 2000. Ia lahir dari pasangan Sri Sunarti dan Asep Saputra.
Keluarga Fadia tinggal di Desa Bantarjati, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor. Di sanalah Fadia besar hingga tumbuh menjadi atlet bulu tangkis kebanggaan Indonesia.
2. Papanya adalah seorang pelatih di PBSI Kabupaten Bogor
pbdjarum.org
Seperti yang tertera pada Instagram Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Kabupaten Bogor bahwa Asep Saputra merupakan pelatih bulu tangkis di bagian Bina Prestasi.
Tak hanya menjadi figur papa, Asep juga menjadi pelatih Fadia sejak putrinya berusia 6 tahun. Pada dasarnya Asep bukan tak ingin melatih sang anak bermain bulu tangkis, tetapi ia lebih mementingkan apa yang benar-benar diinginkan anaknya.
"Pas mulai minta dilatih sebetulanya bukan Fadianya langsung, tapi mamanya. Dia protes ke saya 'Yah, masa anak orang lain aja yang dilatih anak kamu juga pengen dilatih' gitu," ungkap Asep selaku papa Fadia dalam sebuah podcast.
Kebetulan, Fadia sendiri memiliki ambisi untuk bermain bulu tangkis sejak dini. Oleh karenanya, sejak usia 6 tahun ia sudah berlatih bermain bulu tangkis dengan serius bersama papanya.
Dari keseriusan itu, papanya sampai rela memodifikasi raket menjadi kecil agar putrinya bisa latihan dengan maksimal.
Editors' Pick
3. Orangtua tak sekadar melatih, tetapi menemaninya di berbagai kejuaraan dengan penuh perjuangan
Instagram.com/asepsaputraa78
Sebagai sosok orangtua dan pelatih, Asep juga menemani putrinya di berbagai kejuaraan dengan penuh perjuangan. Salah satunya adalah perjuangannya ketika mengantar Fadia bertanding di Asia Afrika, Senayan.
Mereka harus menempuh jarak jauh dari Bogor ke Jakarta menggunakan transportasi roda dua milik pribadi. Papanya bernostalgia bahwa ia selalu mengikat Fadia di motor agar tak terjatuh selama perjalanan.
Mereka pun selalu menunggu waktu pertandingan dengan menumpang di sebuah tenda-tenda penjual jersey yang sudah menjadi kenalannya.
"Kita udah kenal gitu udah biasa, jadi kita ikut tidur di belakang tenda dia di tempat jualan di tempat tumpukan baju-baju gitu," ucap mamanya.
Perjalanan yang mereka tempuh dengan motor tersebut menjadi salah satu momen paling berkesan. Tanpa mengeluh, semua kendala selama perjalanan di motor mereka lalui bersama dan menganggap itu adalah sebuah tantangan yang harus dihadapi.
4. Rumah keluarga Siti Fadia pernah hampir disita bank
Instagram.com/khanzazulfanihayah
Dalam perjuangan menjadi atlet bulu tangkis nasional, kedua orangtuanya sangat mengusahakan agar Fadia bisa bergabung dengan Perkumpulan Bulu Tangkis Djarum (PB Djarum). Klub badminton Indonesia tersebut dikenal sebagai penyumbang atlet berprestasi Indonesia.
Bisa bergabung ke PB Djarum bukanlah satu hal yang mudah. Salah satu perjuangan Fadia yang bisa ia tempuh untuk masuk klub tersebut adalah mengikuti Sirkuit Bulu Tangkis Nasional (Sirnas).
"Saya minjam uang ke salah satu bank untuk biayain Fadia selama Sirnas itu kan perlu biaya. Sempat rumah itu mau disita," kata Asep.
Kala itu, papanya menggadaikan rumah senilai Rp 55 juta demi membiayai kebutuhan Fadia selama mengikuti Sirnas.
5. Mamanya mendukung sepenuh hati karena Fadia sangat gigih
pbdjarum.org
Perjuangan yang dilalui Fadia bersama orangtuanya dilalui dengan sepenuh hati karena sang pebulu tangkis punya karakter gigih sejak kecil. Ia bahkan disebut anak yang selalu nurut dan tak pernah meminta apa pun.
"Jadi Fadia itu anaknya gigih, jadi emang mau dia tuh anaknya. Anaknya tuh diam nggak pernah minta apa pun," kata mamanya.
Atas dukungan dan perjuangan orangtuanya tersebut, Fadia berhasil bergabung dengan Perkumpulan Bulu Tangkis Djarum (PB Djarum) pada tahun 2014 dan terpilih untuk bermain di tim junior/tim muda Indonesia pada tahun 2017.
Di sinilah awal karier Fadia menjadi atlet bulu tangkis nasional dimulai.
6. Fadia memiliki dua saudara perempuan, salah satunya ingin menjadi pemain bulu tangkis juga
Instagram.com/khanzazulfanihayah
Siti Fadia memiliki dua saudara perempuan, namanya Richita Najwa Kamialah dan Khanza Zulfanihayah. Adiknya yang bernama Khanza berharap bisa mengikuti jejak kakaknya dengan bergabung di PB Djarum.
Sama seperti kakaknya, Khanza miliki ambisi yang kuat dalam meraih impiannya itu. Khanza yang lahir pada 2014 itu pun mulai terbiasa bermain bulu tangkis sejak usia 5 tahun.
Lagi-lagi keputusan ini murni keinginan dari anak Asep dan Sri Sunarti. Mereka sebagai orangtua juga tinggal memberi dukungan dan menasihatinya untuk disiplin melakoni olahraga tersebut.
Demikian beberapa fakta keluarga Siti Fadia Silva Ramadhanti yang berhasil dirangkum. Dari keluarga Fadia kita bisa melihat bahwa dukungan dan doa orangtua sangat menentukan keberhasilan seorang anak.