7 Fakta Pernikahan Masayu Clara dan Qausar Harta
Acara akad nikah Masayu Clara dan Qausar Harta juga dilengkapi dengan serangkaian upacara adat Sunda
21 Mei 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pemain FTV ternama Masayu Clara dan Qausar Harta akhirnya resmi menikah pada hari Jumat, (20/5/2022). Momen sakral akad nikah tersebut digelar di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat dengan nuansa adat Sunda.
Dalam pernikahan itu, Qausar memberikan maskawin berupa 30 mayam logam mulia. Mayam sendiri adalah simbol bagi warga Aceh sebagai syarat mahar yang harus dipenuhi. Jika ditakar, satu mayam sama dengan 3,33 gram emas.
Acara akad nikah kedua bintang FTV tersebut disiarkan langsung melalui akun YouTube MAQAU Masayu & Qausar. Berikut ini Popmama.com bagikan informasi selengkapnya terkait fakta pernikahan Masayu Clara dan Qausar Harta.
1. Acara akad nikah berlangsung khidmat di Masjid Istiqlal
Prosesi akad nikah dimulai dengan pemberian kalung bunga dan keris dari orangtua Masayu kepada Qausar sebagai mempelai laki-laki. Usai dilanjut dengan doa, tibalah prosesi ijab kabul.
Langsung saja Papa Masayu, Agus Hasyim Toni menjabat tangan Qausar dan mengucapkan, "Ananda Qausar Harta Yudana bin Suhardini, saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan putri kandung saya Masayu Clara Adillah Octaviani binti Mas Agus Hasyim Toni, dengan mas kawin, 30 mayam logam mulia dibayar tunai."
Dilanjut dengan Qausar yang mengucapkan dengan lantang, "Saya terima nikahnya Masayu Clara Adillah Octaviani binti Mas Agus Hasyim Toni, dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."
2. Masayu dan Qausar akad nikah dengan adat Sunda
Seperti yang diketahui bahwa Masayu dan Qausar berasal dari dua daerah yang berbeda. Keluarga Masayu berasal dari Sunda dan Palembang, sementara keluarga Qausar merupakan asli dari Aceh.
Pada momen sakral akad nikah ini mereka sepakat untuk menggunakan adat Sunda. Masayu terlihat menawan dengan siger Sunda sebagai mahkota di kepalanya serta balutan kebaya putih dan kain cokelat.
Qausar juga tampil dengan gagah menggunakan pakaian adat Sunda yang dilengkapi dengan blangkon di kepalanya dan keris. Keris tersebut diselipkan di beskap putih.
Editors' Pick
3. Qausar memberi mahar sebesar 30 mayam logam mulia
Sebagai orang asli Aceh, Qausar memberikan mahar 30 mayam logam mulia kepada Masayu Clara. Mayam sendiri merupakan simbol bagi warga Aceh sebagai syarat mahar yang harus dipenuhi mempelai laki-laki kepada mempelai perempuan.
Satu mayam sama dengan 3,33 gram emas. Jika ditotal dengan 30 mayam seluruhnya berjumlah kurang lebih 100 gram emas. Di sisi lain makna angka 30 sendiri dipilih berdasarkan usia Qausar Harta saat ini.
4. Ketua MPR RI dan Bupati Trenggalek menjadi saksi pernikahan
Momen akad nikah Masayu dan Qausar disaksikan langsung oleh pejabat tinggi, yakni Ketua MPR RI Bambang Soesatyo dan Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin.
Mochamad Nur Arifin hadir sebagai saksi nikah dari mempelai laki-laki, sedangkan Bambang Soesatyo hadir menjadi saksi nikah dari mempelai perempuan.
5. Mengikuti serangkaian upacara pernikahan adat Sunda
Usai acara ijab qabul, Masayu dan Qausar mengikuti serangkaian upacara pernikahan adat Sunda. Prosesi itu dimulai dengan sungkeman kepada orangtua kedua mempelai.
Keduanya memasuki pelaminan bersama dengan mesra dan diiringi dengan tradisi Mapag Pengantin atau menjemput pengantin. Prosesi ini dihadiri dengan sosok bernama Ki Lengser yang mengantarkan pengantin ke pelaminan.
Ki Lengser juga ditemani dengan satu orang lagi sebagai pendamping pengantin. Pendamping tersebut memayungi kedua mempelai pengantin yang berjalan menuju pelaminan.
6. Dimulai dengan prosesi sungkeman dan saweran
Setelah Ki Lengser mengantarkan kedua pengantin ke pelaminan, selanjutnya mereka melakukan prosesi sungkeman kepada kedua orangtua. Sungkeman ini merupakan permohonan doa restu dari kedua mempelai usai resmi menjadi sepasang suami istri.
Prosesi yang berikutnya ialah saweran. Tradisi saweran dilakukan dengan menaburkan sejumlah benda-benda kecil ke arah pengantin yang dipayungi dengan payung besar.
Benda kecil tersebut berupa, beras, uang, kunyit, hingga kacang dan memiliki maknanya masing-masing yang terkait dengan keharmonisan pernikahan mereka di kemudian hari.
7. Diakhiri dengan prosesi meuleum harupat, huap lingkung, dan pabetot bakakak hayam
Berikutnya ialah prosesi meleum harupat, yakni membakar batang harupat yang dipegang Qausar. Ketika sudah api sudah membara, batang tersebut dimasukkan ke dalam kendi berisi air yang dipegang Masayu untuk kemudian batang tersebut diangkat dan dipatahkan.
Prosesi meleum harupat ini memiliki makna yakni apabila suami sedang terbakar amarah, maka tugas suami adalah memadamkan dan meredakan emosinya. Kendi yang berisi air adalah untuk mendinginkan pikiran dan hati suami yang tidak nyaman.
Upacara terakhir diikuti dengan prosesi huap lingkup, yakni suap-suapan antara kedua orangtua. Lalu, pebatot bakakak hayam dilakukan secara saling tarik-menarik ayam bakar utuh.
Itulah sederet fakta pernikahan Masayu Clara dan Qausar Harta yang telah berjalan dengan lancar dan khidmat. Semoga pernikahan mereka selalu diberikan keharmonisan dan langgeng hingga maut memisahkan, ya.
Baca juga:
- 7 Fakta Pernikahan Venna Melinda di Bali, Mahar Berlian dan Blue Safir
- 6 Fakta Pernikahan Kristo Immanuel, Digelar dengan Sederhana
- 6 Fakta Pernikahan Vidi Aldiano dan Sheila Dara