7 Pelajaran Cinta dari Film Wedding Agreement
Menikah bukanlah suatu perkara yang bisa dipermainkan
21 April 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
'Wedding Agreement' merupakan film Indonesia yang ceritanya diangkat dari novel berjudul sama karya Mia Chuz. Film ini dirilis pada pertengahan tahun 2019 dan disutradarai oleh Archie Hekagery dengan genre romantis.
Film ini menjadi salah satu tayangan yang diperbincangkan usai dirilisnya versi series dengan cerita yang lebih kompleks dan menarik.
Dikisahkan Bian (Refal Hady) yang terpaksa dijodohkan dengan Tari (Indah Permatasari) demi membahagiakan orangtuanya. Di sisi lain, Bian sudah memiliki hubungan asmara dengan Sarah (Aghniny Haque) yang telah berjalan sama lima tahun.
Terdapat banyak pelajaran positif soal cinta yang bisa dipetik dari film 'Wedding Agreement', terutama untuk para pasangan suami istri yang baru saja menikah dalam menghadapi ujian dalam rumah tangga.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini Popmama.com bagikan deretan pelajaran cinta dari film 'Wedding Agreement'.
1. Menikah adalah perjanjian sakral yang tak bisa dipermainkan
Dalam filmnya diceritakan bahwa Bian sangat terpaksa menikah dengan Tari karena dijodohkan. Bian sendiri telah memiliki tunangan yang bernama Sarah, sehingga laki-laki tersebut membuat kontrak pernikahan selama satu tahun agar bisa bercerai setelahnya.
Saat mengucap ijab kabul bukan hanya menyatukan dua manusia, tetapi juga mengikat janji kepada Allah. Pernikahan sendiri juga termasuk ibadah dengan jangka waktu terlama bagi seorang umat Muslim.
Maka dari itu, Tari tak hanya diam saja saat menerima kontrak pernikahan dari Bian. Dia berjuang dengan segala cara untuk mempertahankan pernikahannnya karena menurut dia pernikahan adalah ibadah suci yang dilakukan hanya sekali seumur hidup.
2. Jangan mudah mengucapkan janji yang tak pasti kepada orang lain
Saat Sarah mengetahui bahwa tunangannya menikah dengan perempuan lain, dia mencoba untuk ikhlas dan merelakan Bian. Namun, Bian sendiri terlalu memberikan banyak janji kepada Sarah bahwa dia akan menceraikan Tari setelah satu tahun.
Janji yang tak pasti ini seolah-olah menjadi harapan tersendiri bagi Sarah untuk menunggu Bian menikahinya. Permasalahan semakin menjadi ketika Bian mulai jatuh cinta terhadap Tari.
Lantas, bagaimana dengan janji manis Bian terhadap Sarah?
Editors' Pick
3. Mental dan kesabaran menjadi bekal utama saat mulai pernikahan
Sebelum memutuskan untuk menikah, tentunya ada banyak bekal yang perlu dipersiapkan, seperti mental dan kesabaran ekstra. Di awal-awal pernikahan mungkin saja akan ada banyak masalah yang datang, saat itulah mental dan kesabaran diuji.
Tari yang menjalani cinta satu pihak pun sangat diuji mental dan kesabarannya. Mulai dari perlakuan Bian yang ketus, kedapatan melihat Bian dan Sarah berpelukan, dan hal lainnya.
Dikarenakan memang didasari atas rasa cinta, Tari tidak ingin menyerah untuk mempertahankan pernikahan tersebut.
4. Hal sederhana bisa menumbuhkan benih-benih cinta
Berbagai cara Tari lakukan dengan setulus hati untuk melayani suami tercinta. Beberapa caranya, yakni dengan membuat masakan sesuai dengan selera sang suami, memaksa halus untuk menemani belanja, hingga menonton film bersama di rumah.
Ternyata, hal sederhana seperti itu bisa membangun kedekatan dengan pasangan. Hal ini terbukti saat Bian mulai perhatian hingga memperlakukan Tari seperti seorang istri seutuhnya.
5. Komitmen dan kesetiaan istri dalam mempertahankan pernikahan
Tak melulu soal cinta, di dalam pernikahan juga perlu didasari oleh komitmen dan kesetiaan. Kedua hal itu sangat diterapkan oleh Tari saat menjadi istri Bian, meskipun Bian selalu memberikan respons yang ketus.
Saat menjadi seorang istri, Tari tak pernah lupa untuk membangunkan Bian salat subuh, membuatkan bekal makanan, dan menunggu suaminya pulang dari kantor hingga larut malam.
Sesekali Tari kesal dengan perlakuan Bian, dia memutuskan untuk pergi dari rumah. Tetapi itu tak berlarut-larut, Tari tetap kembali lagi ke rumahnya bersama Bian.
6. Sesuatu yang terbaik menurut manusia, belum tentu terbaik menurut Allah SWT
Hubungan yang dijalani oleh Bian dan Sarah terbilang cukup lama. Keduanya sama-sama merasa ada kecocokan dan mencintai satu sama lain hingga memutuskan untuk ke jenjang pernikahan.
Istilah 'menjaga jodoh orang' bisa mendefinisikan apa yang terjadi antara Bian dan Sarah. Dengan ini, sebaik pilihan yang kita inginkan dan rencanakan, tetap takdir Allah SWT yang menentukan.
7. Nilai keagamaan menjadi salah satu fondasi pernikahan
Karakter Tari digambarkan dengan sosok perempuan muslimah yang sangat taat dengan agamanya. Karakternya Tari dengan Bian berbanding terbalik, tetapi Tari tetap berusaha menuntun suaminya untuk selalu menjalankan kewajiban ibadah.
Adegan yang sering muncul ialah saat Tari membangunkan Bian di waktu subuh. Di satu momen Bian diminta untuk pergi salat subuh ke masjid dan mengikuti kajian di dalamnya.
Dengan keimanan dan keyakinan yang kuat, Tari dan Bian bisa saling jatuh hati meskipun di awal mereka belum kenal dekat.
Nah Ma, itulah 7 pelajaran cinta dari film 'Wedding Agreement'. Meskipun banyak dibumbui oleh adegan romantis, tetapi juga mengandung nilai religinya, lho. Sangat cocok dinikmati oleh pasangan yang sudah ataupun belum menikah.
Baca juga:
- 5 Karakter Refal Hady Jadi Suami di Wedding Agreement
- Refal Hady Ungkap Cara Bangun Chemistry di Serial Wedding Agreement
- 4 Fase dalam Pernikahan yang Membuat Ikatan Suami Istri Semakin Kuat