Seorang Papa Tega Siksa Istri dan Anaknya, Pelaku Pejabat Eksekutif
Pelaku yang bernama R. Indrajana Sofiandi ini diketahui merupakan petinggi di beberapa perusahaan
20 Desember 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Terjadi kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh seorang papa terhadap istri dan anak laki-lakinya. Pelaku yang bernama R. Indrajana Sofiandi tega memukul hingga membekap istri dan putranya yang masih di bawah umur.
Aksi tersebut dikabarkan terjadi di sebuah rumah yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat. Sudah melaporkan ke pihak kepolisian, namun istri pelaku tak kunjung mendapatkan keadilan.
Berbekal bukti video rekaman, Istri pelaku yang bernama Keyla Evelyne Yasir ini membagikan video tersebut ke Instagram pribadinya. Dia dan putranya berharap mendapatkan keadilan segera atas perbuatan kekerasan Indrajana.
Dikabarkan bahwa pelaku merupakan pejabat eksekutif yang pernah bekerja di perusahaan OVO. Berikut ini Popmama.com bagikan informasi selengkapnya mengenai kejadian viral seorang papa yang tega menyiksa istri dan anaknya.
Disimak, yuk!
1. Tega memukul bagian kepala sang anak dan membekap istri
Pada tangkapan layar di sebelah kiri terlihat pelaku yang bernama R. Indrajana Sofiandi ini sedang melakukan aksi kekerasan kepada anak laki-lakinya yang masih mengenakan seragam putih merah.
Anak laki-laki yang bernama Kelvin Reyner tersebut nampak dipukul pada bagian kepala oleh papanya sendiri. Tak berhenti sampai situ, aksi kekerasan juga terjadi pada istri pelaku.
Indrajana juga melakukan aksi kekerasan berulang kali kepada istrinya yang bernama Keyla. Dalam video yang beredar, perempuan tersebut nampak diseret, dipukul hingga dibekap menggunakan bantal.
Editors' Pick
2. Sudah melaporkan ke polisi, namun belum mendapat keadilan
Istri pelaku telah melaporkan Indrajana ke pihak kepolisian. Namun, laporan tersebut tak membuahkan hasil sejak empat bulan lalu diserahkan.
Seluruh arahan dan prosedur dari pihak kepolisian sudah dijalankan, namun hasilnya hanya ketidakpastian. Korban yang merupakan istri dan anaknya mengaku mengalami tekanan psikis dan ketakutan kemana pun mereka pergi.
"Bukti sangat banyak sudah kami hadirkan. Namun kenapa 4 bulan masih belum ada keadilan yang kami dapatkan. Bolak-balik lelahnya kami terus ke P2TP2A sesuai arahan penyidik. Apakah tidak dipikirkan kondisi psikis kami? Kami ikuti prosedur yang harus dijalankan, namun semua penuh dengan ketidakpastian. Terlapor masih dibiarkan berkeliaran bebas menikmati hidup penuh disaat kami hidup penuh tekanan psikis dan ketakutan kemana pun kami melangkah," ungkap Keyla.