Yuk, Mengenal Toxic Positivity dan Ketahui Efek Buruknya
Tidak selamanya semuanya harus baik-baik saja
17 Juli 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Memberi semangat memang penting. Namun jika semua orang mengatakan hal yang sama, maka bisa berefek tidak sehat bagi mental kamu.
Pada dasarnya, setiap emosi itu memiliki pesannya masing-masing. Baik itu emosi bahagia maupun kesedihan. Semua harus diterima dengan baik.
Tidak semua keluhan dan kesedihan harus dibalas dengan semangat yang positif. Jika ada orang yang terus memberikan semangat tanpa ada empati padamu, bisa jadi itu tanda toxic positivity.
Seperti apa, dan apa saja efek buruknya? Berikut Popmama.com jabarkan untuk kamu.
1. Apa itu toxic positivity
Toxic positivity adalah sebuah istilah populer yang mengacu pada situasi ketika seseorang memberi semangat pada temannya yang sedang ditimpa kemalangan.
Orang yang menyebarkan toxic positivity biasanya meminta kamu tidak merasa paling merana di dunia ini. Tak peduli dengan perasaan yang sedang kamu rasakan, mereka akan menyuruhmu bersyukur dengan apa yang dimiliki saat ini.
Ditambah, kamu juga diminta melihat orang-orang yang jauh lebih tidak beruntung dari kamu saat ini.
Editors' Pick
2. Kata-kata yang biasa dilontarkan saat menyebarkan toxic positivity
Mungkin kamu tidak sadar, tapi ada beberapa kalimat yang sering dilontarkan saat seseorang sedang menyebarkan toxic positivity.
Inilah beberapa di antaranya:
"Tenang, semua pasti berlalu, kamu pasti bisa melewati ini"
"Lihat, masih banyak yang jauh tidak beruntung dibanding kamu"
"Syukuri apa yang kamu miliki, masih banyak yang lebih menderita dari kamu"
"Terus semangat!"
"Bertahanlah, kamu bisa melewatinya"
Biasanya, orang-orang yang melontarkan kalimat ini tidak menanyakan seperti apa perasaan yang sedang kamu rasakan. Alih-alih menanyakan, mereka hanya akan menyuruhmu melihat sisi baik dari setiap kejadian.
3. Toxic positivity meledak di masa pandemi
Di masa pandemi Covid-19 ini, sadarkah, banyak yang menyuruh lebih positif dalam melihat beragam hal. Daripada berkeluh kesah dan merasa gusar, lebih baik habiskan lebih banyak waktu dengan keluarga, menjajal hobi baru, dan selesaikan buku yang belum kamu baca.
Menurut psikoterapis dari London, Noel McDermott, itulah yang disebut sebagai toxic positivity.
Noel mengatakan, toxic positivity makin meledak di saat pandemi seperti ini. Orang-orang seakan menghindari kenyataan bahwa kondisi pandemi Covid-19 ini terasa traumatis dan tidak menyenangkan.
Sedangkan jika kamu mengeluh dengan keadaan, kamu akan dicap tidak bersyukur dan dianggap tidak berada di jalur yang benar.
4. Bahayanya toxic positivity
Pada dasarnya, bersyukur di tengah keadaan menyedihkan bukanlah hal yang dilarang.
Menurut terapis di New York City, Jenny Maenpaa, tidak ada yang salah dengan menghitung rasa syukur di tengah masa yang kelam. Namun kamu tetap bisa menerima rasa berduka atau sedih tanpa harus memendamnya dalam-dalam.
Perasaan sedih dan duka yang selalu ditampik atau dipendam sangat tidak sehat bagi mental. Setiap perasaan mewakili keadaanmu saat ini.
Jika sedang merasa gundah gulana, lebih baik berdamai dengan rasa itu, ketahui kenapa kamu merasa gundah, dan terima perasaan tersebut. Begitu juga dengan rasa sedih, duka, serta kehilangan. Terima dengan lapang dada dan berdamai dengan itu.
Jika tidak, semua perasaan negatif itu akan menghantui alam bawah sadar kamu. Meski terus tersenyum, ada rasa bersalah yang menghantui tanpa kamu sadari.
5. Yang bisa dilakukan melawan toxic positivity
Tak perlu mendengarkan hal yang tak ingin kamu dengar. Jika sedang merasa sedih atau terpuruk, ketahui semua emosi itu. Kamu bisa mengijinkan diri kamu untuk merasa sedih dan senang di waktu bersamaan.
Kamu bisa bersyukur dengan apa yang masih dimiliki, namun juga bisa jujur mengakui apa yang tengah mengusikmu. Dengan begitu, semua emosi bisa diterima dengan baik tanpa ada yang harus dipendam.
Setelah itu, ketahui sumber kegundahan atau kesedihan. Mulailah membenahi dan menyelesaikan hal itu. Tak semua hal itu bisa diselesaikan dalam satu malam. Jika butuh waktu lebih lama, lakukan dengan ikhlas.
Kamu juga bisa menolak dengan baik jika ada orang yang terus-menerus menawarkan toxic positivity.
Ingat, tak masalah jika keadaan sedang tidak baik-baik saja. Tak setiap hari dilalui dengan cerahnya matahari.
Ketahui masalah yang mengganggumu, selesaikan dengan baik dan segalanya lebih bisa diterima dengan lapang dada.
Baca juga:
- Tak Bisa Bahagia, Ini 7 Sakit Hati yang Dirasakan Selingkuhan!
- Fakta Berhubungan Seks Rutin Bisa Bikin Orang Sukses dan Bahagia
- 5 Aroma Alami Ini Bisa Membuat Kamu Jadi Lebih Bahagia, Lho!