Cerita Pilu Dibalik Banjir Makassar & 6 Kabupaten di Sulawesi Selatan
Seorang nenek bersama cucunya sempat terjebak bersama air banjir
25 Januari 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kota Makassar dan enam kabupaten lain di daerah Sulawesi Selatan dilanda banjir sejak hari Selasa, 22 Januari 2019 lalu. Kondisi ini diakibatkan karena akibat curah hujan yang tinggi disertai angin kencang.
Dilansir dari IDN Times, Siswanto pihak dari Kasubbid Pelayanan Jasa BMKG Wilayah IV Kota Makassar mengatakan bahwa curah hujan yang tinggi disebabkan oleh distribusi awan hujan.
"Kondisi ini adalah pengaruh secara tidak langsung dari adanya daerah tekanan rendah di wilayah Laut Timur. Ini yang memicu kondisi distribusi awan yang saat ini tumbuh lebih intens di Selat Makassar. Sehingga, hujan mendominasi di pesisir barat Sulawesi Selatan dan pesisir selatan Sulawesi Selatan,” kata Siswanto, Kasubbid Pelayanan Jasa BMKG Wilayah IV Kota Makassar yang diwawancarai secara langsung oleh IDN Times.
Dibalik bencana yang terjadi di daerah Makassar dan sekitarnya ini ada kisah perjuangan dari para keluarga korban agar berusaha terhindar dari bencana banjir. Untuk yang mau mengetahui fakta dan beberapa kisah perjuangan dari korban banjir, kali ini Popmama.com sudah merangkum ceritanya.
Disimak ya, Ma!
Editors' Pick
1. Fakta mengenai banjir di Sulawesi Selatan
Kota Makasar sedang dilanda musim hujan dengan rata-rata curah hujan dari tahun ke tahun mencapai 256.08 mm/bulan. Dilansir dari Badan Pusat Statistika Kota Makassar, biasanya Kota Makassar mengalami musim hujan pada bulan November-April dan musim kemarau pada bulan Mei-Oktober.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) wilayah IV Makassar pada Selasa, 22 Januari 2019 pukul 00.30 WITA merilis potensi curah hujan hebat yang terjadi pada beberapa kota di Makassar dan sekitarnya seperti Barru, Bantaeng, Jeneponto, Maros, Takalar, Parepare, Pangkep, Watansopppeng hingga Sungguminasa. Curah hujan yang tinggi ini dipicu karena adanya distribusi awan hujan yang lebih intens
Selain curah hujan yang tinggi, banjir kali ini disebabkan oleh air kiriman dari pegunungan Bawakaraeng.
Baca juga: 8 Tips Menghadapi Musim Hujan
Baca juga: 5 Tips Menjaga Kesehatan Tubuh Anak Tetap Sehat Selama Musim Hujan
2. Seorang nenek bersama cucunya terjebak saat banjir
Seorang nenek bernama Nurjanna Djalil berusaha bertahan hidup dengan menggendong cucunya. Waliziab Muhammad Nur yang berusia 2 tahun ini terus digendong oleh sang Nenek agar terhindar dari terjangan air banjir.
For those who ask. Iya ini ibu saya dan keponakan saya bernama Wali. Keadaannya sekarang alhamdulillah sudah selamat. Yang nanya siapa yang foto, itu saya yang foto. Karena pada posisi itu hp saya sudah mau mati, ngetik juga susah karena layarnya basah kena air hujan, makanya saya ambil foto untuk kakak saya biar dia tau lokasi saya dan ibu saya dimana. Kenapa saya nggak nolongin? Saya itu nggak tau caranya berenang, bisa dilihat posisi saya dan ibu saya beda beberapa meter. Ibu saya berpegangan di pohon kayu, saya hanya menginjak batang yang mengapung dan pegangan ke pohon pisang. Pijakan saya itu rapuh jadi nggak bisa gerak banyak. Jadi yang saya bisa lakukan cuma menunggu bantuan sambil berteriak minta tolong.
Begitulah foto serta tulisan di akun Instagram @anandadina yang menjelaskan kondisi sang Mama serta keponakannya waktu terjebak air banjir. Menurut pernyataan dari Ananda Dina, sang Mama dan keponakannya selamat dari kondisi banjir yang menjebak mereka.
Ananda Dina menuturkan bahwa keponakannya selamat, sehat serta belum ada tanda-tanda trauma. Wali pun masih bisa menceritakan kejadian saat dirinya terjebak air banjir sambil tertawa.
"Innalilahi wa innailaihirojiun. Mohon doanya semua untuk ibuku yang meninggal tadi sore di rumah sakit sech yusuf gowa. Alharhum korban selamat dari kejadian banjir kemarin, namun sore tadi meninggal mendadak dikarenakan serangan jantung. Mohon untuk tidak menambah-nambah cerita dan cukup mendoakan saja," tulis Ananda Dina melalui InstaStory pribadinya.
Ananda Dina mengabarkan bahwa sang Mama meninggal akibat serangan jantung mendadak. Sebelumnya almarhum sempat mengeluh kalau penglihatannya tiba-tiba gelap.
Semoga Ananda Dina sekeluarga bisa diberikan ikhlas dan kesabaran.
Baca juga: Jihan Zahira Korban Gempa dan Tsunami Palu Berjanji Tak Akan Menangis
Baca juga: Menteri Yohana Yambise Mengunjungi Perempuan & Anak Korban Gempa Palu
3. Petugas mengevakuasi seorang lansia bersama cucunya
Selain cerita mengharukan dari perjuangan seorang nenek bernama Nurjanna Djalil yang berusaha menggendong cucunya agar terhindar dari terjangan air banjir. Ada lagi kisah perjuangan dari warga korban banjir yang sempat mengungsi di plafon atap rumahnya.
Tim Kepolisian Polrestabes Makassar berusaha menyisir setiap rumah warga yang terendam banjir di kawasan perumahan padat penduduk di wilayah Bumi Tamalanrea, Makassar. Saat proses penyisiran berlangsung, petugas menemukan warga korban banjir yang mengungsi di plafon atas rumah miliknya.
Ketika di evakuasi ternyata ada seorang lansia bersama cucunya yang sedang menyelamatkan diri dari terjangan banjir. Mereka berusaha mengungsi dengan naik ke atap plafon rumahnya sejak banjir bandang melanda pada hari Selasa (22/1/2019) lalu.
Tingginya intensitas hujan yang tinggi di wilayah hulu membuat petugas langsung membawa lansia dan cucunya ke posko pengungsian. Sebagai Tim Kepolisian Polrestabes Makassar, mereka berusaha membawa lansia dan cucunya keluar dari plafon atas rumah miliknya.
Itulah beberapa cerita memilukan dibalik banjir Makassar. Doakan yang terbaik untuk para korban ya, Ma.
Baca juga: Jangan Panik, Begini 7 Cara Mempersiapkan Anak Menghadapi Bencana Alam
Baca juga: KPPPA: Perempuan dan Anak Rentan Alami Kekerasan Pasca Bencana