Kangen Glenn Fredly, Mutia Ayu Unggah Video Sukacita saat Maternity
Tetap semangat untuk Mutia Ayu!
11 April 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kehilangan seseorang yang dicintai tentu bukanlah sesuatu yang mudah, begitu juga dengan Mutia Ayu ketika harus ditinggal pergi Glenn Fredly untuk selamanya pada Rabu (8/4/2020) lalu.
Ketika momen pelepasan jenazah, Mutia juga sempat menyanyikan lagu berjudul Kasih Putih sambil memandangi suaminya di dalam sebuah peti.
Kepergian dari suami tercinta tentu membuat Mutia kehilangan separuh jiwanya, apalagi kini ia sedang masuk ke dalam fase berduka.
Kerinduan Mutia kepada suaminya pun membuat ia mengunggah beberapa momen kebersamaan mereka di Instagram pribadinya, termasuk ketika sedang melakukan foto maternity.
"Thank you so much @dr_tompi. We love you," tulis Mutia Ayu dalam unggahannya.
Ketika hamil Gewa dan ingin mengabadikan sebuah foto maternity, Tompi dipilih oleh Glenn untuk mendokumentasikan foto sang Istri. Awalnya Glenn enggan untuk ikut berfoto, namun Tompi meminta sahabatnya itu agar tetap masuk ke dalam frame sebagai sebuah kenang-kenangan.
“Lo harus masuk, kenang-kenangan biar Gewa lihat ntar bapaknya gagah!” ucap Tompi kepada Glenn saat itu.
Di unggahan yang berbeda, Mutia juga sempat membagikan sebuah video ketika dirinya harus naik panggung menemani Glenn saat menyanyikan lagu Kisah Romantis. Momen tersebut seolah akan menjadi kenangan yang tentu tidak akan pernah hilang di hatinya.
Psikolog Alexandra Gabriella A., M.Psi, C.Ht mengatakan bahwa kesehatan mental perlu dijaga ketika menjalani proses berduka seperti Mutia supaya tidak berkembang ke arah depresi yang berkepanjangan. Menurutnya biarkan Mutia menjalankan proses berduka dengan cara mereka sendiri.
Selama proses, Mutia perlu mendapat dukungan dari orang terdekat tanpa ada judge atau diarahkan untuk menjalani sesuatu yang mungkin belum siap untuk dilakukan.
Terkait fase berduka yang harus dilalui oleh Mutia Ayu, menurut Dr. Elisabeth Kubler-Ross dalam bukunya On The Death and Dying (1969) menjabarkan akan ada sebuah 5 fase duka atau 5 stages of loss perlu dilalui.
Bila Mama ingin mengetahui beberapa tahapan yang perlu dijalani oleh Mutia Ayu selama fase berduka, kali ini Popmama.com telah merangkumnya.
1. Fase denial menjadi permulaan terhadap berbagai penolakan
Penolakan menjadi sebuah fase awal saat sedang menjalani fase berduka atau kehilangan seseorang yang dicintainya.
Perlu disadari bahwa untuk menerima sebuah kejadian yang tak diinginkan tidaklah mudah, sehingga akan terjadi penolakan apalagi tidak ada satu orang yang ingin mengalami kejadian buruk di dalam hidupnya.
Penolakan termasuk reaksi yang normal muncul dan menganggap kejadian tersebut hanyalah mimpi dan tidak nyata. Berbagai penolakan ini terjadi secara alamiah dan sangat wajar sebagai bentuk pertahanan diri sendiri terhadap berbagai kejadian yang dialami.
Editors' Pick
2. Fase marah akan terjadi sebagai bentuk penolakan
"Kenapa perpisahan ini harus terjadi?"
"Kenapa harus aku dan keluargaku yang mengalami kesedihan ini?"
Kesedihan dan penolakan akibat kejadian buruk bisa memicu sebuah kemarahan. Usai mengalami penolakan dan mulai tersadar kalau kejadian yang sedang terjadi itu nyata, maka dirinya akan mulai frustasi, marah dan menganggap semua ini tidak adil.
Bentuk kemarahan ini wajar dialami oleh semua orang selama menjalani tahapan berduka. Meskipun begitu saat proses ini berlangsung, ada baiknya memang tetap ditemani oleh orang-orang terdekat seperti pasangan, sahabat dan keluarga.
Tujuannya agar kemarahan yang terjadi akibat penolakan tidak berujung kepada sebuah tindakan nekat, sehingga bisa melukai diri sendiri.
3. Fase tawar menawar terhadap situasi yang dialaminya mulai terjadi
"Seandaikan saja aku bisa bahagia seperti keluarga mereka."
"Semua ini seharusnya tidak akan pernah terjadi kalau aku ..."
Fase tawar menawar atau bargaining menjadi salah satu tahapan yang harus dijalani selama proses berduka.
Biasanya seseorang yang sudah masuk ke tahapan ini akan mulai berkompromi terhadap diri sendiri ketika harus berdamai dengan kejadian buruk di masa lalu.
Bentuk kompromi diri sendiri di fase tawar menawar ini akan membuat perasaan dukanya terasa lebih ringan.
4. Fase depresi sebagai sebuah puncak selama sedang berduka
Mengingat kembali orang terkasih yang pergi untuk selama-lamanya seringkali membuat seseorang yang sudah lewati fase tawar menawar bisa masuk ke fase depresi.
Dirinya akan kembali mengingat masa-masa bahagia saat itu sebelum kejadian buruk hadir.
Fase depresi menjadi sebuah puncak dari rasa duka yang terjadi secara berlarut-larut.
Dalam tahapan ini, seseorang yang masih berduka akan mengalami kesedihan mendalam sampai tidak punya semangat hidup bahkan banyak yang merasa putus asa dan cenderung menutup diri dari lingkungannya.
Terkadang seseorang yang sedang berada di dalam masa duka akan sulit menyadari bahwa perasaan sakit dan sedih ini akan berlangsung selamanya.
Padahal kondisi yang terjadi padanya bersifat sementara.
Ingatkan dirinya kalau reaksi sedih, kecewa dan marah ini memang wajar terjadi saat kehilangan orang terkasih.
Namun, perlu diingat kalau perasaan ini akan berlalu dan harus menjalani hidup normal kembali.
Ketika sudah berada di fase ini, maka juga perlu ada pendampingan dari orang terdekat termasuk keluarga.
Selain itu, dukungan orang yang lebih profesional seperti psikolog bisa menjadi alternatif dalam melewati fase depresi.
5. Fase penerimaan menjadi momen seseorang mulai ikhlas dan menjalani hidup kembali
Usai melewati fase depresi dengan baik, maka fase penerimaan terhadap segala kejadian buruk di masa lalunya pun dapat dirasakan. Ini juga disebut sebagai fase akhir setelah merasakan duka mendalam.
Umumnya individu saat sudah menerima situasi akan mulai kembali beraktivitas dan menjalani kehidupan normalnya.
Selain emosi yang sudah mulai stabil, seseorang juga akan mengambil hikmah atas proses duka yang sudah dilaluinya.
Lalu ada juga reaksi psikologis yang muncul seperti 'semua akan baik-baik aja' atau 'aku tidak boleh lagi bersedih karena aku bisa menghadapi semua ini'.
"Meskipun memang sulit untuk menerima keadaan diri sendiri saat sedang berduka, namun kelima tahapan berduka itu perlu dilewati sampai mencapai tahap menerima. Secara teori mungkin terasa make sense ketika akan melewati berbagai tahapannya, tetapi ketika menerapkannya akan sangat sulit," ucap Alexandra.
Sebagai seorang psikolog, Alexandra mengatakan bahwa intinya saat menjalani masa-masa berduka seseorang tidak bisa memaksa dirinya untuk terburu-buru langsung masuk ke fase menerima. Hal ini dikarenakan proses harus terjadi secara alamiah.
"Peranan psikolog memang dapat menjadi support untuk membantu memulihkan luka seseorang yang sedang berduka. Seseorang yang sudah profesional akan membantunya untuk jauh lebih menerima dan memaafkan dirinya sendiri selama menjalani proses berduka," kata Alexandra.
Seseorang yang sedang berduka sebaiknya juga tidak mendengarkan orang-orang dengan berbagai komentar negatif. Sebaiknya hindari orang yang berpikir kalau "cepat mengikhlaskan artinya tidak sayang atau mudah tergantikan" karena ini tentu akan membuat proses berduka menjadi lebih lama.
Padahal ketika sudah memasuki tahap penerimaan berarti sudah mengikhlaskan, sehingga akan memiliki pandangan bahwa kejadian kehilangan atau perpisahan ini menjadi suatu pengalaman yang memiliki makna tersendiri.
Nah, itulah beberapa fase yang perlu dilewati oleh Mutia usai kehilangan sosok suami sekaligus Papa untuk putrinya.
Semoga Mutia Ayu bisa melewati berbagai fase berduka dengan baik atas kepergian dari Glenn Fredly.
Doakan yang terbaik untuk Mutia Ayu sekeluarga ya, Ma.
Baca juga:
- Unggah Foto Jadul, Glenn Fredly Banyak Cerita Mengenai Masa Kecilnya
- Romansa ke Masa Depan, Lagu Spesial Glenn Fredly untuk Mutia Ayu
- Salah Lirik di Lagu Malaikat Juga Tahu, Glenn Fredly: Relakanku Pergi